BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan awal
pemberian sedian parenteral adalah agar obat dapat bekerja saecra cepat dan
langsung karena obat langsung berada dalam darah. Sediaan parenteral terdiri
dari larutan dan suspensi. Pada prinsipnya dalam suspense obat dijerat,
dibalut, atau disalut dalam partikel kecil (nanopartikel, mikrokapsul,
mikrosfer, liposom). Obat dapat dilepas dari pertikel kecil menurut berbagai
cara tergantung pada pembawa yang digunakan.
Sejak penemuan
pada tahun 1950an bahwa hidrasi lapisan lemak kering membentuk gelembung
spheris tertutup atau liposom yang menyerupai miniatur seluler organel dengan
lemak lapis ganda. Penggunaan potensial liposom sebagai biodegradable atau
pembawa obat-obat biokompatibel untuk meningkatkan potensi dan mengurangi
toksisitas terapeutik mulai dikenal. Namun, pemakaian liposom untuk drug
delivery system baru dapat direalisir hingga 30 tahun kemudian.
Liposom atau
gelembung lemak adalah partikel koloid dapat dibuat dengan (turunan molekul,
fosfolipid baik dari sumber alam maupun sintesis kimia). Pada tahun 1960an dan 1970an,
berbagai metoda pembuatan liposom dikembangkan untuk mempelajari proses
biologis membran dan ikatan membran protein. Pada tahun 1970an telah diusulkan
sebagai pembawa obat untuk modifikasi indeks terapeutik obat dengan mengurangi toksisitas
atau meningkatkan efikasi (atau keduanya) obat induk.
Banyak kemajuan
penelitian liposom pada akhir 1980an dan awal 1990an, termasuk pemahaman secara
terinci polimorfisme lemak. Mekanisme fisiologis disposisi liposom in vivo dan
lemak-obat dan interaksi protein lemak.
Hasilnya adalah
rancangan liposom dengan stabilitas yang lebih baik secara in vitro dan in
vivo, dengan memperbaiki biodistribusi dan waktu tinggal optimal liposom dalam sirkulasi
sistem atau darah. Tujuan penggunaan liposom sebagai pembawa obat dalam
pemakaian farmasi baru direalisasikan pada pertengahan tahun 1990an.
BAB II
ISI
II.1 Liposom
Liposom adalah vesikel mikroskopik yang
dibangun oleh satu atau lebih bilayer lapis sferis dan megenkapsulasi sejumlah
volume air. Bilayer ini dibangun oleh lipid seperti kolesterol dan lesitin
(juga termasuk fosfolipid netral, asam atau basa). Senyawa seperti ini
mempunyai gugusan (bagian) hidrofilik dan hidrofobik dalam molekulnya. Kedua
bagian menunjukkan kelarutan yang saling berlawanan dan molekul ini secara
spontan mengorganisasi diri sendiri untuk membentuk bilayer atau moleku “doble
layer”. Lembaran bilayer menunjukkan konfigurasi energy minimal dari lipid
dalam larutan air. Secara otomatis lembaran tersebut melipat membentuk vesikel
tertutup, menjerat sejumlah fraksi kecil larutan air. Rentang ukuran liposom
adalah dari 0,25µm sampai lebih dari 5µm (ukuran eritrosit berkisar antara
6,9-8,1µm).
Jika suatu liposom terdiri atas satu
bilayer lipid dengan satu kompartemen yang menjerat air, maka liposom tersebut
dinamakan unilamelar. Disebut liposom multilamelar jika dibangun oleh berbagai
kompartemen air dan lapisan lipid. Kemempuan liposom untuk menjerat dan menahan
sejumlah obat secara struktur yang berubah – ubah merupakan karakteristik
potensial dari liposon sebagai alat untuk untuk mengendalikan kerja obat. Dalam
pengobatan diperlukan tingkat efisiensi yang tinggi ke dalam lipososm. Oleh
sebab itu, masalah efisiensi perlu dikaji sebelum dilakukan pengembangan
sediaan liposom.
Persentasi enkapsulasi adalah jumlah obat
yang berasosiasi dengan lipososm (AL) dibagi jumlah obat yang digunakan selama
proses pemuatan (AT) : (AL/AT x 100%). Parameter lain adalah perbandingan
antara konsentrasi obat yang dienkapsulasi denngan konsentrasi lipid. Parameter
ini diacu sebagai efisiensi enkapsulasi, efisiensi penjeratan diekspresikan
sebagai perbandingan volume enkapsulasi larutan air terhadap jumlah lipid.
Liposom unilamelar kecil (small unilamelar) menunjukkan volume internal lebih
kurang 0,5ml/mmol. Sementra itu, pada liposom multilamelar, volume tersebut
berkisar antara 1-7 ml/mmol, tergantung pada ketebalan bilayer dan jarak antara
bilayer yang ditenetukan oleh komposisi lipid bilayer.
Obat yang akan dimasukkan kedalam liposom
dikelompokkan menjadi 3 kelompok :
Kelompok 1: termasuk obat larut air
dengan koefisiens partisi minyak / air dan etanol air sangat rendah.
Kelompok 2: molekul obat yang
bersifat amfifatik dengan koefesien partisi miyak/air rendah tetapi dengan
variable tertentu, kadang – kadang nilai kefesien partisi oktanol / air lebih
tinggi. Koefeisen partisi molekul kleompok 2 ini dapat dikontrol dan
dimodifikasi oleh pH medium dan kekuatan ion.
Kelompok 3: molwkul obathidrofobik
memiliki kelarutan air kecil, tetapi harga kkoefesien partisi minyak / air dan
oktanol / air besar.
Kemampuan liposom untuk mempertahankan obat
yang dijerat tergantung pada sifat kimia obat, komposisi liposom, muatan dan
lingkungan air. Liposom dapat mempertahankan integritas struktur selama
penyimpanan, bahkan pada suhu dibawah nol atau dapat diliofilisasi tergantung
pada pembuatan / preparasi dan komposisi bilayer, kemudian direkontitusi
sebelum digunakan. Liposom harus dibuat sedemikian rupa sehingga suspensi dapat
digunakan untuk injeksi steril dan bebas pirogen.
Sesudah penyuntikan, liposom diserang oleh
lipoprotein plasma berbobot jenis tinggi yang menghilangkan molekul fosfolipid
dari bilayer, yang selanjutnya akan merusak kontinuitas membrane. Obat yang
dijerat bocor keluar menuju sirkulasi. Tingkat dimana lipoprotein berbobot
jenis tinggi menghilangkan molekul fosfolipid, tergantung pada sifat – sifat
komponen bilayer.
Cara pembentukan dan pembutan liposom cukup
beragam, antara lain dengan pengocokan secara manual dan sonifikasi, cara
injeksi etanol atau eter, metode fasa terbalik, dan metode dialysis detergen,
sebagai contoh pembuatan liposom menurut cara pertama. Larutan lipid dalam
pelarut organic dikeringkan dalam gelas piala dengan dasar bundar atau
evaporator rotari dalam keadaan vakum (sampai terbentuk film lipid) (alat
vortex). Fasa air dengan obat terlarut ditambahkan pada lapis tipis (film)
lipid-obat dan selanjutnya dikocok secara intensif. Film lipid akan terkelupas
dari permukaan dari permukaan gelas piala (alat vortex) dan membentuk liosom
multilayer dengan ukuran bervariasi (diameter 0,1-5µm).
Ukuran lapisan liposom multilamelar dapat
diturunkan secara sonifikasi. Liposom dapat difraksinasi sesuai dengan ukuran
yang diinginkan menggunakan filtrasi gel (missal gel Sepharosa 2B atau 4B).
Pemisahan obat yang tidak terjerat dari liposom dapat diacapai melalui
dialysis, filtrasi gel, ultrasentrifugasi, atau ultrafiltasi.
Kecepatan keluaran liposom dari sirkulasi
diteliti oleh Gregoriodes yang menggunakan model solute karboksifluorescein
yang dijerat dalam liposom. Pemilihan zat ini sebagai model karena kebocoran
zat warna dalam sirkuloasi tidak ada atau sangat minimal, dan kecepatan
keluaran dari karboksifluorescein (dari liposom)harus sama dengan pembawa
liposom. Terlihat bahwa kecepatan keluaran dari karboksifluorescein yang
terjerat dalam liposom, pada saat suntikkan secara iv pada tikus, setara dengan
waktu paruh dengan 0,1 jam (bilayer dari dilantoifosfatidilkholin dan
kolesterol 1:1) sampai mencapai maksimum 16 jam (bilayer dan sfingomyelin dan
kolesterol 1:1).
Pada umumnya liposom yang kaya dengan
kandungan kolesterol memperthankan integritasnya selama sirkulasi. Sesudah
pemberian injeksi intraperitonial, liposom yang kaya kolesterol memasuki
sirkulasi secara kuantitaif dalam bentuk utuh, barangkali memlalui system
limfatik. Ada hubungan antara kecepatan keluaran dan dari karakteristik fisiko
kimia dari komponen fosdolipid bilayer. Perlu diactat bahwa obat yang dijerat
dalam vesikel fosfolipid (liposom) akibat akumulasi selktif pada beberapa
jaringan dapat memainkan peranan penting dalam obat bersasaran (targeting DDS).
II.2 Tinjauan
Teknologi Gabungan Liposom Pada Sistem Penghantaran Obat Khusus
(A Review on Composite Liposomal
Technologies for Specialized Drug Delivery)
Maluta
S. Mufamandi, Viness Pillay, Yahya E. Choonara, Lisa C. Du Toit, Girish Modi,
Dinesh Naidoo, dan Valence M.K. Ndesendo
II.2.1 Pendahuluan
Selama puluhan tahun liposom telah digunakan sebagai
sistem penghantaran senyawa aktif dalam suatu produk farmasi. Hal ini karena liposom memiliki kemampuan
dalam menggabungkan senyawa dalam obat yang bersifat hidrofilik dan hidrofobik,
memiliki biokompabilitas yanag baik, toksisistas rendah, dan tidak memberi
pengaruh banyak terhadap sistem imun tubuh, dan memiliiki kemampuan baik dalam
sisitem penghantaran senyawa bioaktif menuju loka aksi. Selain itu liposom
jugamampu mengatur ukuran partikel senyawa obat yang dibutuhkan dalam
mikrometer sampai nanometer serta permukaan polimernya mampu berkonjugasi
secara fungsional dengan peptida, protein, dan antibodi.
Selain memiliki keistimewaan tertentu, liposom juga juga
memiliki kekurangan, seperti : beberapa sediaan liposom memiliki degradasi yang
cepat pada sisitem retikuloendotelial, dan tidak mampu mencapai keseimbangan
penghantaran pada obat sustained release. Untuk mengatasinya, telah
dikembangkan dua modifikasi dalam teknologi liposom ini. Pertama dengan
modifikasi permukaan liposom dengan polimer hidrofilik, seperti Polietilen
Glikol (PEG), dan peningkatan pra-enkapsulasi liposoom dalam sistem polimer
depot. Hal ini memberikan keuntungan baik pada basis liposom maupun pada basis
polimer. Misalnya pada basis liposom dapat meningkatkan stabulitas, waktu paruh
dan mengurang kecepatan klirens obat dalam tubuh. Sedangkan pada basis polimer
menjadi lebih stabil dan meningkatkan penghantaran obat sustained-released.
Adanya teknologi penggabungan ini akan meningkatkan kestabilan liposome,
peningktan pengaturan pelepasan obat pada obat sustained released, dan
meninkatkan bioaktivitas obat.
II.2.2 Teknologi
Berbasis Liposom
Liposom adalah gelembung (vesikel) kecil yang berisi
sebuah inti aqueous yang terjerat dalam satu atau lebih fosfolipida alami yang
memiliki bentuk bilayer tertutup. Liposom digunakan pada sisitem penghantaran
senyawa aktif obat. Komponen utama dari liposom adalah turunan fosfatidilkolin.
Liposom berperan sebagai carrier pada obat hidrofilik dan lipofilik. Molekul
obat terikat pada tempat yang berbeda pada liposom, tergantung kelaruutan dan
koefisien partisinya. Obat lipofil umumnya terpernagkap dalam bagian lipid
bilayer liposom, dan obat hidrofil akan terikat pada inti aquoeus liposom. Liposom
dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok menurut rentang ukurannya, yakni :
1) vesikel unilamellar yang tersusun dari bilayer tunggal dengan ukuran 50 –
250 nm, dan 2) Vesikel multilamellar yang tersusun dari lipid bilayer dengan
ukuran 500 -5000 nm.
II.2.2.1 Liposom
Konvensional
Merupakan jenis
liposom pertama yang dimanfaatkan dalam bidang farmasi. Formulasinya tersusun
dari fosfolipad alami seperti 1,2.diatearoril-sn-glisero-3-fosfatidilkolin
(DSPC), sfingomielin, fostatidilkolin telur, dan monosialogangliosida. Karena
formulasinya hanya tersusun dari fosfolipid, sediaan liposomal memiliki banyak
kendala, seperti kurang stabil di dalam plasma sehingga menghasilkan waktu
paruh yang lebih singkat. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah ini adalah
dengan manipulasi membran lipid, misalnya dengan penambahan kolesterol pada
formulasi konvensional sehingga dapat menurunkan kecepatan pelepasan
enkapsulasi senyawa bioaktif ke dalam plasma. Contoh sediaan yang menggunakan
teknologi liposom konvensional adalah : Ambisone, Myocet, Daunoxome, dan
Daunorubicin.
II.2.2 Stealth
Liposom
Teknologi stealth liposom paling sering dipakai sistem
penghantaran molekul aktif berbasis liposom. Cara ini dikembangkan untuk
mengatasi permasalahan yang muncul dari teknologi liposom konvensional, yakni
ketidakmapuan menghalau pengaruh sistem imun, toksisitas, toksisitas, rendahnya
waktu paruh dalam sirkulasi darah, dan stabilitas sterik. Teknologi stealth
liposom dilakukan secara sederhana dengan memodifikasi permukaan membran
liposom dengan konjugasi polimer hidrofilik seperti Polietilenglikol (PEG),
chitosan, silk fibroin, dan Polivinil Alkohol (PVA). Keuntungan menggunakan
teknik in adalah meningkatkan biokompabilitas, bersifat nontoksik, serta
rendahnya imunogenisitas dan antigenitas. Kelemahan teknologi ini adalah
penghantaran molekul aktif oleh lipososom dapat menyebar ke sel yang sensitif
bukan hanya pada sel yang abnormal saja. Contoh sediaan farmasi dari stealth
liposom adalah : PEGylated liposomal doxorubicin (DOXIL/Caelyx).
(a) (b)
(c)
Gambar
1. Skema representasi sistem basis
liposom. (a) liposom konvensional, (b) stealth liposome yang dilapisi polimer
konjugat seperti PEG, (c) Stealth liposom yang berpasangan dengan ligan
fungsional.
II.2.2.3 Targeted
Liposom
Teknologi ini dirancang setelah konvensional stealth
liposom dianggap gagal dalam menghalau pengambilan molekul aktif oleh sel
normal yang sensitif atau target in-vivo non-spesifik. Pada Targeted Liposom,
site spesifiknya memiliki fungsi yang berbeda tergantung jenis gugusan yang
terikat, seperti : antibodi, peptida, glikoprotein, oligopeptida, polisakarida,
asam folat, growth factor, karbohidrat dan reseptor.
II.2.2.4 Liposom
Tipe Lain
II.2.2.4.1 Virosome
dan Stimuli-Responsive Liposome
Merupakan jenis liposome yang dikembangkan untuk
meningkatkan pengataran molekul bioaktif ke sitoplasma melalui endosom. Faktor
yang mempengaruhi mekanisme ini diantarany : PH, cahaya, temperatur dan
gelombang ultrasonik. Virosome terbentuk
dari ikatan non kovalen liposome dan amplop viral fusogenik. Sedangkan
Stimuli-Responsive Liposome merupakan jenis liposom yang sangat bergantung pada
kondisi lingkungan dalam memicu obat, protein dan pengantaran gen. Sebuah
penelitian yang dilakukan Liu dkk menunjukkan liposom yang diisi gas
perflourocarbon ke gelombang ultrasonik dapat memicu penghantaran obat dan gen
ke sitoplama sel target melewati pori membran sel.
Gambar
2. Liposom yang dipenuhi gas perflourocarbon
II.2.2.5 Liposom
Berbasis Gen
Ditujukan untuk pengobatan yang berhubungan dengan terapi
gen, seperti kanker, arteriosklerosis, cystic fibrosis, hemofilia, sickle cell
anemia dan penyakit gen lainnya. Liposom telah terbukti efisien dalam
menghantarkan DNA secara intrasellular. Liposom terbentuk dari fosfolipida
dengan amin hidrofilik. Amin tersebut dapat berupa amin kuartener, primer,
sekunder atau tersier, dan liposom yang digunakan berupa liposom kationik yang
memiliki muatan positif pada PH fisiologis. Menurut penelitian Felgner dkk
kompleks liposom-gen akan meningkatkan pengambilan gen oleh sel secara
in-vitro, sehingga dapat memfasilitasi transfer DNA ke sel hidup mamalia.
Kelemahan dari teknologi ini adalah penurunan kecepatan klirens liposom
kationik.
II.3 Sistem Penghantaran Obat Liposomal
Berbasis Produk Alami
II.3.1 Sistem Penghantaran Obat Liposomal Berbasis
Collagen
Collagen merupakan komponen protein alamai pada mamalia
yang dihasilkan dari glisin-prolin-(hidroksi)-prolin yang membentuk struktur
molekular triple helix.Collagen secara luas dimanfaatkan dalam bidang farmasi
terutama pada sistem penghantaran obat, karena memiliki biokompabilitas yang
baik, antigenisitas rendah, dan mampu berdegradasi selama implantasi. Collagen
merupakan polimer alami pertama dalam sistem penghantaran obat dan jaringan.
Teknologi kombinasi liposom dan sistem collagen dilakukan dengan cara
enkapsulasi obat dan zat bioaktif pada liposom dan ditanam ke dalam depot
sistem collagen. Teknologi kombinasi ini dapat meningkatkan stabilitas
penyimpanan, memperpanjang waktu pelepasan obat, dan meningkatkan efek
terapeutik.
II.3.2 Sistem
Penghantaran Obat Liposomal Berbasis Gelatin
Gelatin merupakan polimer alami atau protein yang secara
normal dihasilkan dari denaturasi collagen. Banyak dimanfaatkan dalam bidang
farmasi karena memiliki sifat biodegrabilitas, biokompabilitas baik dan
antigenitas yang rendah. Gelatin merupakan polimer alami yang digunakan sebagai
bahan pendukung dari sistem penghantaran gen, kultur sel dan jaringan. Sistem
berbasis gelatin ini dapat mengontrol pelepasan zat bioaktif seperti obat,
protein, dan dual growth factor.Ch
II.3.3 Sistem
Penghantaran Obat Liposomal Berbasis Chitosin
Chitosin merupakan polimer bio-poliaminosakarida alami
yang diperoleh dari N-deasetilasi chitin. Banyak diaplikasikan di bidang
farmasi terutama dalam metode penghantaran molekul bioaktif atau sebagai depot
carrier. Cytarabine yang telah dienkapsulasikan dalam liposom kemudian digabungkan
dalam hidrogel chitosan terbukti cocok sebagai model penghantaran obat
sustained-released secara in-vivo pada
suhu tubuh.
II.3.4 Sistem
Penghantaran Obat Liposomal Berbasis Fibrin
Fibrin merupakan polimer hasil biodegradasi yang
terrbentuk melalui polimerisasi fibrinogen yang terdapat pada enzim trombin.
Kombinasi teknologi fibrin dan liposom meningkatkan waktu pelepasan zat
bioaktif.
II.3.5 Sistem
Penghantaran Obat Liposomal Berbasis Alginat
Alginat merupakan polisakarida alami yang diekstraksi
dari rumput laut, alga, dan bakteri. Alginat dan turunannya digunakan secara
luas dalam bidang farmasi karena memiliki sifat biodegradabilitas, toksisitas
rendah, non-immunogenisitas, larut dalam air, harga relatif lebih murah, dapat
membentuk gel, zat penstabil, dan viskositasnya tinggi dalam larutan aqueous.
Sistem berbasis alginat dapat digunakan sebagai matriks pada enkapsulasi stem
sel dan mengatur pelepasan protein, gen, dan obat. Selain itu dapat berfungsi
sebagai depot dari senyawa aktif yang dimapatkan ke dalam liposomuntuk obat
yang dilepaskan secara lambat (slow drug released).
II.3.6 Sistem
Penghantaran Obat Liposomal Berbasis Dextran
Dextran merupakan polimer alami dari glukosa. Dextran
disintesis dari sukrosa oleh bakteri asam laktat Leuconostoc mesenteroides dan Streptococcus
mutans. Dalam bidang farmasi, dextran dimanfaatkan dalam penghantaran obat
yang memiliki karakteristtik khas dibandingkan jenis polisakarida lainnya. Pada
sebuah penelitian yang dilakukan Liptay dkk ditemukan bahwa DNA rekombinan yang
mengandung chloramphenicol asetiltransferase dienkapsulasikan ke dalam liposom
kationik dan diintegrasikan dalam dextran. Sistem ini dilaporkan cocok sebagai
sistem penghantaran karena dapat menghentikan transfeksi dalam didnding
epitelium usus.
II.4 Sistem
Penghantaran Obat Liposomal Berbasis Polimer Sintetis
II.4.1 Sistem
Penghantaran Obat Liposomal Berbasis karbopol
Formulasi hidrogel karbopol merupakan hidrogel sintetis
yang berasal daari turunan asam poliakrilat. Karbopol dapat mengembang secara
cepat didalam airdan melekat pada mukosa ususkarena memiliki rantai asam
karboksilat sehingga dapat membentuk jembatan hidrogen yang dapat
berinterpenetrasi pada mukosa usus. Karena strukturnya tersebut karbopol dapat
menghambat aktivitas enzim pada saluran pencernaan. Beberapa obat seperti
ciprofloxacin dan galifloxacin telah menggunakan sistem ini, pertama zat
dienkapsulasi dalam liposom dan diintegrasikan ke dalam depot sementara sistem
berbasis karbopol ini. Pada beberapa penelitian diketahui liposom yang
terintegrasi ke dalam sistem berbasis karbopol cocok sebagi penghantar obat
pada kelainan okular maupun vaginal.
II.4.1 Sistem
Penghantaran Obat Liposomal Berbasis Polivinil-alcohol (PVA)
PVA polimer hidrofilik sintetis yang memiliki kelarutan tinggi
di dalam air. PVA digunakan secara luas dalam industri farmasi, karena memiliki
kelebihan seperti sifat toksisitasnya yang rendah, pembentuk film yang baik,
kemampuan biodegradasi yang baik, emulsifier, biokompabilitas dan sifat adhesi
yang baik. Penggunaan sistem penghantaran berbasis PVA ini dapat meningkatkan
viskositas liposom, meningkatkan kestabilan dan menguranggi sifat
permeablilitas, sehingga menghasilkan penghantaran sustained release yang baik.
Kombinasi sistem liposom dan sistem berbasis polimer
membentuk sediaan sustained released cukup berhasil dilakukan melalui cara ini.
Keberhasilan kombinasi sistem penghantaran obat ini banyak dipengaruhi pada
efikasi enkapsulasi dan profil pelepasan obat yang diperoleh. Adanya pengikatan
liposom dengan sistem berbasis polimer memperbaiki sifat sediaan seperti : 1)
Peningkatan waktu pelepasan obat sustained released, 2) Peningkatan viskositas,
3) Meningkatkan kestabilan liposom, 4) serta meningkatkan waktu paruh obat dan
liposom. Liposom memiliki biokompabilitas yang lebih baik saat berikatan dengan
bahan polimer. Walaupun memiliki beerapa keuntungan, kendala dan kelemahan juga
tetap ditemukan, penggabungan pelarut organik yang toksik atau penggunaan panas
yang tinggi selama proses pembuatan dapat menghambat aktivitas molekul bioaktif
seperti protein.
II.5 Injeksi
DOXIL®
(doxorubicin HCl) liposom
(Ben Venue
Laboratories, Inc.2003. Injeksi DOXIL®
(doxorubicin HCl). Bedford)
Injeksi
DOXIL® (doxorubicin HCl) liposom merupakan enkapsulasi doksorubisin HCl dalam
liposom STEALTH® yang digunakan secara intravena. Catatan: enkapsulasi Liposoma secara substansial dapat mempengaruhi sifat
fungsional obat
terhadap formulasi encapsulasi.
Selain itu produk
obat berbeda liposomal mungkin
berbeda satu sama
lain dalam kimia
komposisi dan bentuk fisik dari
liposom. Perbedaan tersebut dapat secara
substansial mempengaruhi sifat
fungsional produk obat liposomal.
Doxorubisin HCl dengan nama (8S,10S)-10-[(3-amino-2,3,6-
trideoxy-α-L-lyxo-hexopyranosyl)oxy]-8-glycolyl-7,8,9,10-tetrahydro-6,8,11-
trihydroxy-1-methoxy-5,12-naphthacenedione hydrochloride dengan struktur :
Dengan rumus molekul C27 H29
NO11·HCl dan bobot molekul 579,99
Doxil® disediakan sebagai liposomal merah dispersi, steril tembus, dalam
10-mL atau 30-mL
kaca
vial. Setiap
botol
mengandung 20mg atau 50mg
doxorubicin HCl pada
konsentrasi 2mg/mL dan
pH 6,5. Liposom
pembawa STEALTH® terdiri dari
N-(karbonil-methoxy poly ethylene glikol 2000)-1,2-distearoyl-snglycero-3-phospho ethanolamine garamnatrium (MPEG-DSPE), 3,19mg/mL; sepenuhnya terhidrogenasi fosfatidilkolin kedelai (HSPC),
9,58mg/mL; dan kolesterol, 3,19mg/ml. ML
masing-masing
juga mengandung ammoniumsulfat, sekitar 2mg, histidin sebagai buffer; asam hidroklorida dan/atau sodium
hidroksida untuk kontrol pH,
dan sukrosa untuk
mempertahankan isotonicity. Lebih
dari 90% obat
dirumuskan dalam STEALTH ® liposom.
Farmakologi klinis
Mekanisme Aksi
Bahan aktif
Doxil®
adalah doxorubicinHCl.
Mekanisme kerja dari
doksorubisin HCl diduga
terkait dengan kemampuannya untuk mengikat DNA dan
menghambat sintesis asam nukleat. Studi struktur sel telah menunjukkan penetrasi sel
yang cepat dan
mengikat peri nuklear kromatin, penghambatan aktivitas mitosis yang
cepat dan asam
nukleat sintesis, dan induksi mutagenesis dan
penyimpangan kromosom.
Doxil® adalah doxorubicin
HCl dikemas dalam liposom STEALTH®. Liposom adalah
vesikel mikroskopis terdiri dari lapisan ganda fosfolipid yang mampu mengencapsulasi obat aktif. Liposom STEALTH® dari Doksorubisin diformulasikan dengan permukaan yang terikat methoxy polyethylene glikol (MPEG), proses yang sering disebut sebagai pegilasi, untuk melindungi liposom dari deteksi oleh mononuklear fagosit sistem (MPS) dan untuk meningkatkan waktu sirkulasi darah.
Representasi liposom STEALTH®:
Berarti inti dengan terperang kapdoxorubicin HClMPEG-DSPE lapisan
Liposom albilayer STEALTH® liposom memiliki waktu paruh sekitar 55jam pada manusia. Mereka stabil dalam darah, dan pengukuran langsung dari doxorubicin liposomal menunjukkan bahwa pada sedikit 90% dari obat (alattes yang
digunakan tidak dapat mengukur kurang dari 5-10% gratis doxorubicin) tetap liposom-encapsulated selama sirkulasi.
Hal ini diduga bahwa karena ukurannya yang kecil (sekitar 100nm) dan ketekunan dalam sirkulasi, pegilasi liposom Doxil® mampu
menembus dan sering mengganggu pembuluh darah tumor. Hipotesis ini didukung oleh studi menggunakan koloid emas yang mengandung liposom STEALTH®, yang dapat divisualisasikan pada mikroskopis. Bukti penetrasi liposom STEALTH® dari pembuluh darah dan mereka masuk dan terakumulasi pada tumor telah terlihat pada tikus
dengan C-26 karsinoma usus besar dan tumor pada tikus transgenik dengan sarcoma like Kaposilesi. Setelah itu liposom STEALTH® mendistribusikan ke kompartemen jaringan, yang dienkapsulasi
doxorubicin HCl.
Farmakokinetik
Farmakokinetik plasma Doxil® dievaluasi pada 42 pasien dengan AIDS related Kaposi sarcoma (KS) yang menerima dosis tunggal 10 atau 20mg/m2 dikelola oleh infus 30-menit. Dua puluh tiga dari pasien ini menerima dosis tunggal kedua 10 dan 20mg/m2 dengan seminggu 3-cuci-out periode antara dosis. Nilai parameter farmakokinetik. Doxil®, diberikan untuk total doxorubicin (kebanyakan terikat liposom), disajikan dalam tabel berikut.
Farmakokinetik plasma Doxil® dievaluasi pada 42 pasien dengan AIDS related Kaposi sarcoma (KS) yang menerima dosis tunggal 10 atau 20mg/m2 dikelola oleh infus 30-menit. Dua puluh tiga dari pasien ini menerima dosis tunggal kedua 10 dan 20mg/m2 dengan seminggu 3-cuci-out periode antara dosis. Nilai parameter farmakokinetik. Doxil®, diberikan untuk total doxorubicin (kebanyakan terikat liposom), disajikan dalam tabel berikut.
Doxil® menampilkan farmakokinetik
linear diatas rentang 10 sampai 20mg/m2. Disposisi terjadi dalam dua
tahap setelah pemberian Doxil®, dengan
relatif pendek fase pertama (≈5jam) dan tahap kedua berkepanjangan (≈55jam)
yang merupakan mayoritas dari daerah dibawah kurva (AUC).
Farmakokinetik Doxil® dengan
dosis 50mg/m2 dilaporkan menjadi nonlinier. Didosis ini penghapusan paruh Doxil® diharapkan
akan lebih lama dan izin rendah dibandingkan dengan dosis 20mg/m2. Pemaparan
(AUC) dengan demikian diharapkan akan lebih dari proporsional dengan dosis 50 mg/m2 bila dibandingkan dengan dosis lebih rendah.
Distribusi: Berbeda dengan farmakokinetik doxorubicin, yang menampilkan volume distribusi besar, mulai 700-1100L/m2,
kondisi volume distribusi kecil menunjukkan bahwa Doxil® terbatas
sebagian besar kevaskular cairan volume. Plasma protein pengikatan Doxil® belum ditentukan;
protein plasma mengikat doksorubisin
sekitar 70%.
Metabolisme: Doxorubicinol, metabolit utama dari doxorubicin, terdeteksi di
sangat rendah tingkat (rentang: dari0,8-26,2ng/mL) dalam plasma pasien yang menerima 10 atau 20mg/m2 Doxil®.
sangat rendah tingkat (rentang: dari0,8-26,2ng/mL) dalam plasma pasien yang menerima 10 atau 20mg/m2 Doxil®.
Ekskresi: Jarak plasma Doxil® adalah lambat,
dengan nilai rata-rata 0,041L/h/m2 dengan dosis 20mg/m2 Hal
ini berbeda dengan doxorubicin, yang menampilkan nilai plasma izin berkisar 24-35L/h/m2.
Karena izin yangl ambat, AUC dari Doxil®, terutama
yang mewakili peredaranl iposom-encapsulated doxorubicin, sekitar dua sampai tiga lipat lebih besar dari AUC untuk dosis serupa konvensional doksorubisin HCl
seperti yang dilaporkan dalam literatur.
Populasi Khusus: farmakokinetik Doksorubisin® belum terpisah dievaluasi pada wanita, dalam anggota kelompok etnis yang berbeda, atau pada
individu dengan insufisiensi ginjal atau hati.
Interaksi Obat: Pasien
saat ini berada di berbagai interaksi obat-obat antara Doxil® dan
obat lainnya, termasuk obat antivirus, belum dievaluasi.
Sarkoma Kaposi dan
biopsi lesi kulit
normal diperoleh pada
48 dan 96
jam postinfusion dari
20mg/m2 Doxil®
pada 11 pasien. Konsentrasi Doxil®
pada lesi KS
adalah rata-rata 19
(kisaran,3-53) kali lebih tinggi
dari pada yang
kulit normal pada
48 jam pasca-pengobatan, namun, ini
tidak dikoreksi untuk
kemungkinan perbedaan isi
darah antar lesi
KS dan kulit
normal. Para dikoreksi rasio mungkin terletak antara
1 dan 22
kali. Jadi, konsentrasi yang lebih
tinggi Doxil®
adalah dikirim lesi
KS dari pada
kulit normal.
Studi Klinis
Karsinoma ovarium
Doxil (doksorubisin HCl)
injeksi liposom dipelajari dalam tiga
open-label, kelompok tunggal, uji klinis
dari 176 pasien
dengan karsinoma ovarium metastatik. 145
dari pasien refrakter terhadap paclitaxel-baik dan berbasis platinum kemoterapi regimen.
Kanker ovarium tahanap ini didefinisikan sebagai perkembangan penyakit. Selama
diobati, atau kambuh
dalam waktu 6
bulan menyelesaikan pengobatan. Pasien dalam
studi ini menerima Doksorubisin pada
50mg/m2 diinfuskan selama
satu setiap jam
3 atau 4
minggu untuk 3-6
siklus atau lebih
lama jika tidak
ada dosis yang
membatasi toksisitas atau
perkembangan penyakit.
AIDS Terkait Kaposi Sarkoma Doxil®
dipelajari dalam label
terbuka, kelompok tunggal,
studi multi center
memanfaatkan Doxil®
pada 20mg/m2
dengan infus intravena setiap tiga
minggu, umumnya sampai perkembangan atau intoleransi terjadi. Dalam
analisis sementara, sejarah
pengobatan 383 pasien telah diperiksa, dan kelompok dari 77 pasien adalah secara
retrospektif diidentifikasi
memiliki perkembangan penyakit pada kombinasi sistem sebelumnya kemoterapi (minimal 2 siklus rejimen yang mengandung setidaknya dua
dari tiga perawatan: bleomycin, vincristine atau vinblastine, atau doxorubicin) atau sebagai tidak
toleran terhadap terapi
tersebut. Empat puluh
sembilan dari 77 (64%)
pasien telah menerima sebelumnya doxorubicin HCl.
DOXIL®
(doksorubisinHCl)
injeksi liposom diindikasikan untuk:
1. Pengobatan karsinoma metastasis dari ovarium pada pasien
dengan penyakit yang
adalah refrakter terhadap regimen kemoterapi paclitaxel baik berbasis platinum. Penyakit yang
sulit disembuhkan didefinisikan sebagai penyakit yang telah
berkembang saat pengobatan, atau dalam
waktu 6 bulan
menyelesaikan pengobatan.
2. Pengobatan sarkoma terkait AIDS Kaposi
pada pasien dengan
penyakit yang
telah berkembang pada kemoterapi kombinasi sebelumnya atau pada pasien yang tidak toleran terhadap terapi tersebut.
telah berkembang pada kemoterapi kombinasi sebelumnya atau pada pasien yang tidak toleran terhadap terapi tersebut.
Kontraindikasi
Doxil® (doksorubisin HCl) injeksi liposom merupakan kontraindikasi pada pasien yang memilik iriwayat reaksi hipersensitifitas terhadap formulasi konvensional doxorubicin HCl atau komponen Doxil®.
Doxil® (doksorubisin HCl) injeksi liposom merupakan kontraindikasi pada pasien yang memilik iriwayat reaksi hipersensitifitas terhadap formulasi konvensional doxorubicin HCl atau komponen Doxil®.
Doxil® dikontraindikasikan pada ibu menyusui. Peringatan toksisitas jantung perhatian khusus harus diberikan untuk kerusakan miokard yang mungkin terkait dengan dosis kumulatif dari doksorubisin HCl. Kegagalan ventrikel kiri akut dapat terjadi dengan doxorubicin, terutama pada pasien yang telah menerim akumulatif total dosis doxorubicin melebihi batas saat ini direkomendasikan dari 550mg/m2. Lebih rendah (400mg/m2) dosis tampak menyebabkan gagal jantung pada pasien yang memiliki menerima radio terapi untuk daerah mediastinum atau terapi bersamaan dengan lainnya berpotensi kardiotoksik agen seperti
siklofosfamid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar