Solubility
Keberhasilan
penghantaran produk farmasi adalah hal yang perlu untuk mencapai hasil terapi
yang diinginkan.
Formulasi
yang optimal tidak hanya menjamin obat akan tampil secara klinis tetapi
terjamin secara produksi, teknis pemindahan secara efisien dan stabilitas
optimal.
Uji
Pra-formulasi
Sebuah program uji pra-formulasi dibuat
khusus berdasarkan komposisi dan diharapkan pelepasan dari kandidat obat.
Uji fisikokimia:
Berdasarkan kelarutan senyawa dan
stabilitas menjelaskan ruang lingkup yang luas
dari kondisi kritis untuk mengidentifikasi strategi formulasi terbaik
pada senyawa tertentu.
Pengembangan
Formulasi
Setiap formulasi adalah unik, sebagaimana
setiap kandidat obat adalah unik.
Strategi
formulasi adalah hasil analisis seksama dari data laporan pra-formulasi,
rancangan proses produksi, beberapa permasalahan yang sesuai dengan pasien dan
tujuan penting perusahaan.
Suatu kandidat
obat yang ada secara spesifik berlawanan seperti bioavailabilitas rendah,
kelarutan dan/atau permeabilitas kurang dan stabilitas fisik rendah.
Pengembangan
formulasi dapat menolong dalam mengatasi banyak permasalahan itu.
Pelaksanaan dari strategi formulasi memerlukan sebuah cara
berpikir yang logis, menggiring data mendekati:
-
Evaluasi stabilitas dan kelarutan pra-formulasi,
-
Pemeriksaan
lengkap zat tambahan,
-
Optimalisasi
dan penyelesaian formulasi.
Absorpsi
obat dari jalur Gastrointestinal
Solubiliti:
Sebuah bahan obat dianggap sangat mudah larut
ketika dosis paling tinggi larut dalam 250 air atau kurang antara pH antara
1-7,5.
Perkiraan volume 250 ml diperoleh dari studi protocol khas BE
yang menentukan pemberian produk obat pada volunteer manusia yang berpuasa
dengan minum segelas air (sekitar 8 ons).
Disolusi:
Produk obat dianggap larut dengan cepat ketika
tidak kurang dari 85% sejumlah bahan obat
dari etiket larut dalam 30 menit, menggunakan (USP) alat 1 pada 100 rpm (atau
alat 2 pada 50 rpm) dalam volume 900 ml atau kurang di setiap media berikut:
(1) 0,1 N HCl
atau menyerupai cairan lambung (USP) tanpa enzim
(2) pH buffer 4,5
(3) pH buffer 6,8 atau menyerupai cairan
intestinal (USP) tanpa enzim
Pengembangan
Formulasi:
-
Memperkenalkan
variasi dalam beberapa sifat kimia obat seperti pembentukan garam, ester, atau
kompleks.
-
Modifikasi
dari keadaan fisik obat seperti preparat bentuk Kristal yang berbeda atau
reduksi ukuran partikel untuk meningkatkan luas permukaan yang efektif.
-
Mengubah
tipe bentuk sediaan
-
Optimalisasi
tipe dan sejumlah adjuvants dalam formulasi seperti diluents, binder,
disintegrant dan lubricant.
-
Mempelajari
factor-faktor yang melekat pada proses produksi dari bentuk sediaan seperti
metode granulasi, daya pemadatan untuk tablet, kelembapan dan pengaturan suhu
dalam kondisi area produksi dan tempat penyimpanan.
Jalan
untuk meningkatkan kelarutan:
-
Dispersi
padat
-
Nanokristal/nanopartikel
-
Micel
polimer
-
System
self-emulsifying
-
Formulasi
semisolid (cairan dalam kapsul gelatin yg keras)
DISOLUSI
Persamaan
Noyes-whitney (permukaan rata)
dM/dt = DAK (C1 - C2) / h
Keterangan:
M = jumlah
obat (material) terlarut (biasanya mg atau mmol)
t = waktu
(seconds)
D =
koefisien difusi obat (cm2.s)
A = luas
permukaan membrane (cm2)
K =
koefisien partisi minyak/air
h = tebal
lapisan zat cair
C1 – C2 =
gradient konsentrasi dimana C1 adalah konsentrasi obat pada donor side membrane
dan C2 dalah konsentrasi obat dalam membrane
side reseptor.
Konsentrasi
C1 dan C2 di dalam membrane biasanya tidak diketahui tetapi dapat diganti
dengan koefisien partisi dikalikan dengan konsentrasi Cd pada sisi donor atau
Cr pada sisi reseptor sebagai berikut,
koefisien distribusi atau koefisien partisi (K) diberikan sebagai berikut, K =
C1/Cd = C2/Cr
Faktor-faktor
:
- Luas permukaan (A)
Parameter fisikokimia : ukuran partikel, kemampuan
membasahi.
Parameter fisiologis : surfaktan getah lambung, garam
empedu
- Difusi obat (D)
Fisikokimia
: ukuran molekuler
Fisiologis
: viskositas dari kandungan luminal
- Batas ketebalan lapisan (h)
Fisikokimia
: difusi obat
Fisiologi
: pola motilitas dan sifat alir
- Kelarutan (Cs)
fisikokimia
: hidrofilisitas, transformasi Kristal
fisiologi : pH, kapasitas buffer, empedu, komponen
makanan
- Jumlah obat yang sudah terlarut (Mt)
fisikokimia
: kelarutan
fisiologi
: permeabilitas
- Jumlah cairan GI yg tersedia (V)
Fisikokimia
: -
Fisiologi
: sekresi, Co-administered fluids.
Luas permukaan bertambah secara dramatis
dengan ukuran partikel.
Jika dianggap sebuah kubus berukuran 1cm
x 1 cm x 1cm, kita dapat melihat bahwa hal tersebut meningkatkan luas permukaan
beberapa kali dengan pembagian partikel.
Sebagaimana melarutkan solute sejumlah
pelarut tersedia untuk berinteraksi dengan pengurangan solute dan penurunan
laju disolusi.
Pengadukan larutan meningkatkan laju
disolusi dengan membawa pelarut baru
pada permukaan solute.
Pengadukan tidak
meningkatkan jumlah solute yang dapat
dilarutkan.
Biasanya
dalam laboratorium ketika kita membuat larutan kita akan menggiling solute
sehalus mungkin, pemanasan larutan, dan mengaduk larutan.
Teknologi solubilisasi
Teknologi
solubilisasi hidrofilik
Gelatin
-> secara alami berasal dari ekstrak kolagen yg membawa kedua muatan listrik
positif dan negative.
-
Melapisi partikel obat dan mencegahnya agregasi dan
clumping/menggumpal
-
Meningkatkan
kemampuan pembasahan hdrofobik partikel obat melalui interaksi polar
-
Lesitin
ampifilik mengurangi tegangan permukaan antara cairan disolusi dan permukaan
partikel.
Bile Acid Carrier (BAC) -> pembawa
asam empedu
-
Mengacu pada prinsip “bolak-balik” yang sama dengan
teknologi prodrug.
Dengan mengubah obat pada permeabilitas intestinal rendah
menuju spesifik BAC.
BAC kompleks didasarkan pada interkasi ionic dari pembawa molekul obat.
-
Meningkatkan absorpsi obat secara dramatis.
Menyiapkan sebuah larutan yg baik untuk menghindari
kelimpahan banyak enzim.
-
Yg pertama mencapai kompleks enterocyte, bagian BAC
dengan mudah diubah kedalam komponen endogenous.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar