2.1 ANTIKANKER
Penyakit
kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel
jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker berkembang dengan cepat, tidak
terkendali dan akan terus membelah diri, kemudian masuk ke jaringan sekitarnya
dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah dan menyerang organ-organ
penting serta saraf tulang belakang.
Dalam
keadaan normal, sel hanya akan membelah diri untuk mengganti sel mati dan
rusak, sedangkan sel kanker akan terus membelah meskipun tubuh tidak
memerlukannya, sehingga akan terjadi penumpukan sel baru yang disebut tumor
ganas. Kanker dapat terjadi di berbagai jaringan dalam organ. Bila kanker
terjadi dibagian permukaan tubuh, akan mudah diketahui dan diobati. Namun, jika
terjadi di dalam tubuh, kanker akan sulit diketahui dan kadang-kadang tidak
memperlihatkan gejala. Kalaupun timbul, biasanya sudah stadium lanjut, sehingga
sulit diobati.
Sampai saat ini, penyebab penyakit
kanker belum diketahui dengan pasti, karena penyebabnya mungkin bukan dari satu
faktor saja, tetapi juga dari disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa faktor
yang diduga dapat meningkatkan resiko kanker antara lain:
ü Keturunan
ü Lingkungan
ü Makanan
ü Virus
ü Infeksi
ü Perilaku
ü Gangguan
keseimbangan hormonal
ü Kejiwaan
Tumor
dibagi menjadi dua macam, yaitu tumor jinak dan tumor ganas.
·
Tumor Jinak
Tumor jinak hanya
tumbuh dan membesar, tidak terlalu berbahaya, dan tidak menyebar keluar
jaringan.
·
Tumor Ganas
Tumor ganas adalah kanker yang
tumbuh dengan cepat, tidak terkendali dan merusak jaringan lain.
2.2 Pendekatan Pengobatan Herbal
Tumbuhan
telah dikenal memiliki kemampuan antikanker, namun seringkali mekanisme
antikankernya tidak diketahui secara pasti. Beberapa penelitian ternyata telah
dapat mengungkapkan beberapa mekanisme seluler yang dapat mencegah pertumbuhan
sel kanker dan tumor. Dibawah ini adalah beberapa mekanisme antikanker pada
senyawa dari tumbuhan:
a) Siklus
Sel
Beberapa protein
diketahui dapat mengatur durasi dan waktu siklus sel. Pengatur utama dari
siklus sel adalah senyawa siklin dan enzim siklin-dependen kinase, dimana jika
terjadi overekspresi protein faktor pemicu siklus sel tersebut, tumorigenesis
dapat terjadi. Senyawa dalam tumbuhan yang dapat memblok siklus sel yang tidak
beraturan pada sel kanker adalah kurkumin, resveratrol, genistein,
isotiosianat, apigenin dan silibinin.
b) Apoptosis
Apoptosis
menjaga keseimbangan alami antara sel yang mati dengan sel yang tumbuh dengan
cara menghancurkan sel yang jumlahnya berlebih, rusak ataupun abnormal. Namun
keseimbangan antara kemampuan sel untuk bertahan dari apoptosis dapat berubah
pada sel kanker. Senyawa kimia seperti curcumin, resveratrol, guggulsterone,
flavopiridol, betulinic acid, ursolic acid, indole-3-carbinol, zerumbone,
evodiamine, dan polyphenols diketahui dapat mengembalikan keseimbangan
apoptosis karena dapat menurunkan ekspresi protein penekan apoptotis seperti
Bcl-2 dan Bcl-XL.
c) Faktor
Pertumbuhan (Growth Factors)
Growth factors
adalah protein yang berikatan dengan reseptor pada permukaan sel yang
mengakibatkan terjadinya pengaktifan system proliferasi sel dan/atau
diferensiasi sel. Beberapa growth factors yang berkaitan dengan karsinogenesis
adalah epidermal growth factor (EGF), platelet-derived growth factor (PDGF),
fibroblast growth factors (FGFs), transforming growth factors (TGF)-α and -β,
erythropoietin (Epo), insulin-like growth factor (IGF), interleukin (IL)-1, 2,
6, 8, tumor necrosis factor (TNF), interferon-γ (INF-γ) dan colony-stimulating
factors (CSFs). Beberapa senyawa dapat memblokade reseptor growth factor
ataupun menghambat terekspresikannya ikatan protein dengan reseptor. Contoh
dari senyawa tersebut adalah urcumin, genistein, resveratrol, dan katekin.
d) Chemo kines
Chemokines
adalah sitokin yang berukuran kecil yang dapat membantu migrasi leukosit,
mengaktifasi respons inflamasi, dan kemudian dapat menginduksi pertumbuhan
tumor. Sehingga, senyawa yang dapat mengatur pergerakan chemokin menjadi
penting dalam perkembangan obat antikanker yang baru. Banyak chemokines
diekspresikan akibat respons dari stimulus. Kurkumin, resveratrol ,
quercetin, polyphenols, theaflavin, genistein, dan capsaicin merupakan senyawa
yang dapat mengurangi produksi chemokines di dalam tubuh.
e) Penghambat
Tumor Necrosis Factor (TNF)
TNF awalnya
diketahui memiliki aktifitas antitumor. Namun penelitian terbaru menunjukkan
bahwa ternyata senyawa ini dapat memediasi inisiasi, promosi dan metastasis tumor.
TNF dapat memberikan efek proinflamasi karena dapat mengaktifasi NF-kB sehingga
gen inflamasi dapat terekspresikan, yaitu diproduksinya siklooksigenase-2
(COX-2), lipooksigenase-2 (LOX-2), inflammatory cytokines, chemokines, dan inducible nitric oxide synthase (iNOS).
TNF diketahui menjadi factor pertumbuhan pada sebagian besar sel tumor. Senyawa
seperti curcumin, polyphenols, gingerol, resveratrol, kaempferol dan apigenin telah menunjukkan kemampuan untuk menekan produksi TNF.
f) Angiogenesis
Angiogenesis
tumor merupakan proliferasi dari pembuluh darah yang berpenetrasi ke dalam
pertumbuhan sel kanker serta memberikan asupan nutrisi dan oksigen.
Angiogenesis biasanya diimulai dengan pelepasan sejumlah molekul tertentu oleh
sel kanker ke jaringan normal di sekitarnya. Sinyal tersebut mengaktifkan
beberapa gen di dalam jaringan tersebut sehingga dapat membuat sejumlah protein
lainnya untuk merangsang terbentuknya pembuluh darah baru. Beberapa agen
angiogenis adalah protein VEGF dan bFGF. Beberapa senyawa fitokimia
kemopreventif diketahui dapat mengurangi ataupun menginhibisi protein tersebut,
seperti kurcumin, resveratrol, genistein, luteolin, dan
katekin.
Obat-obat
untuk sitostatik segabian besar diperoleh dari bahan alam. Alkaloid vinca,
seperti vinkristin dan vinblastin, serta taksol diperoleh sari tanaman.
Antibiotik-antikanker juga diperoleh dari tanaman tingkat rendah. Namun karena
merupakan hasil isolasi, maka dapat dimasukkan dalam fitoterapi.
Sampai
saaat ini belum ada tanaman yang memiliki aktivitas antikanker. Laporan
mengenai aktivitas antikanker llebih bayak dilakukan secara in vitro pada sel-line. Pada pengujian
lebih lanjut, secara in vivo ternyata
aktivitas tersebut tidak terbukti. penggunaan tanaman dalam pengobatan herbal
melalui aktifitas lain, seperti imunomodulator, antiinflamasi, antioksidan, dan
analgesic. Penggunaan tanaman ini dalam bentuk kombinasi atau sebagai terapi
tambahan pada terapi konvensional. Beberapa tanaman lain juga digunakan untuk
mengurangi efek samping pada kemoterapi, seperti antimual dan analgesik.
Berikut
ini akan dibahas beberapa tumbuhan yang dapat digunakan dalam terapi penyakit
kanker.
2.2.1 Daging
Buah Mahkota Dewa (Phaleriae Macrocarpae
Pericarpium)
Tumbuhan dengan nama ilmiah Phaleria
macrocarpa di kenal juga dengan nama simalakama (Melayu/Sumatera), Makuto Dewo
(Jawa). Tanaman ini berasal dari Papua dan sudah terkenal berkhasiat untuk
mengobati berbagai macam penyakit, seperti: Diabetes Mellitus, Kanker dan
Tumor, Hepatitis, Rematik dan Asam urat.
A.
Taksonomi
Divisi :Spermatopyta
Sub divisi :Angiospermae
Kelas :Dicotyledoneae
Bangsa :Thymalaeales
Famili (Suku) :Tymelaeaceae
Genus (Marga) :Phaleria
Spesies (Jenis) :Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.
Divisi :Spermatopyta
Sub divisi :Angiospermae
Kelas :Dicotyledoneae
Bangsa :Thymalaeales
Famili (Suku) :Tymelaeaceae
Genus (Marga) :Phaleria
Spesies (Jenis) :Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.
·
Sinonim
Phaleria papuana
Phaleria papuana
·
Nama
umum
·
Indonesia:
Mahkota dewa, Simalakama
B.
Deskripsi Tanaman
Merupakan tanaman perdu tinggi hingga 5 meter. Batang
bergetah, dengan kulit berwarna cokelat kehijauan dan kayu berwarna putih.
Daun tunggal berbentuk lonjong, memanjang, berujung runcing,
warna hijau ukuran panjang 7-10 cm dan lebar 3-5 cm. Bungan merupakan bunga
majemuk yang tersusun dalam kelompok 2-4 bunga, warna putih, bentuk seperti
terompet kecil, bau harum, timbul menyebar pada batang atau ketiak daun. Buah
berbentuk bola dengan ukuran bervariasi, waktu muda berwarna hijau dan setelah
tua menjadi merah. Biji bulat berwarna putih dan sangat beracun. Akar tunggang
panjang hingga 1 meter.
Simplisia berupa daging buah berwarna putih kekuningan, bau
spesifik, rasa pahit, yang sudah kering menunjukkan dua warna yang berbeda,
satu sisi awalnya agak merah, setelah disimpan menjadi kecoklatan, sedangkan
sisi lain berwarna pituh kekuningan.
C.
Kandungan Kimia
Falerin,
mangiferin, asam galat, ikarisida, pada biji terdapat senyawa norkukubitasin,
fevikordin.
D.
Khasiat
·
Kanker
·
Antidiabetes
·
hepatoprotektor
·
Antioksidan
E.
Keamanan
Ekstrak
air dan etanolik simplisia (dosis 2500, 12500 dan 25000 mg/kg bb) tidak
menimbulkan kematian hewan, sehingga LD50 tidak dapat ditetapkan
secara pasti, dan pasti disimpulkan sebagai kelompok nontoksik, sedangkan
ekstrak biji masuk dalam kelompok toksik. Dalam jumlah besar dapat menyebabkan
mual.
F.
Farmakologi
Efek antiproliferasi dan fragmentasi DNA yang ditunjukkan
oleh senyawa hasil isolasi simplisia terhadap berbagai sel kanker seperti TE2
(esophagus), AGS (lambung), HCT116 (kolon), PC3 (prostat), HepG2 (hati), MCF-7
(payudara), CaSki (serviks), beberapa diantaranya memiliki IC50 <
100 µg/ml. terjadi hambatan pada proliferasi si berbagai lini sel kanker, dan
diinduksi apoptosis yang menunjukkan fragmentasi DNA dan ekspresi Bcl-2 dalam
sel-sel kanker.
Senyawa
yang diberikan menyebabkan kromosom DNA terdegradasi menjadi fragmen
internukleosomal kecil, dan menurunkan tingkat ekspresi mRNA Bcl-2 (yang berfungsi
mengontrol membrane permeabilitas mitokondria) pada sel kanker.
Asam galat (hasil isolasi dari
simplisia) merupakan suati antioksidan yang berperan dalam mencegah terjadinya
perubahan sel menjadi ganas dan perkembangannya melalui beberapa cara, yaitu:
·
Menginduksi
(memepercepat) terjadinya perubahan morfologi sel kanker yang menyebabakan
kematian hanya pada sel kanker saja.
·
Menginduksi
ekspresi protein sel caspase-cascade,
yaitu dengan mengaktifkan jalur signal caspase baik melalui jalur ekstrinsik (kematian
reseptor-dependen) maupun intrinsic (kematian reseptor independen)
·
Menginduksi
pemecahan protein dengan116 kDa menjadi fragmen yang lebih kecil yaitu 89
sampai 24 kDa, sehingga terjadi induksi apoptosis dengan adanya peningkatan
dalam ekspresi protein yang pro-apoptosis, tetapi menurunkan ekspresi protein
yang anti-apoptosis
·
Menginduksi
penurunan ekspresi protein yang berhubungan dengan kelangsungan hidup,
menginduksi apoptosis tidak dengan mempengaruhi fase dan profil siklus sel,
tetapi meningkatkan jumlah sel apoptosis (sub.G1 populasi) yang bergantung pada
waktu yang disebabakan karena tipe sel yang berbeda dan konsentrasi bahan uji
serta waktu pengamatan perlakuan yang berbeda
·
Menginduksi
apoptosis melalui oksigen reaktif, influk ion dan aktivasi kalmodulin
Simplisia memiliki efek untuk
menghambat terjadinya limfositopenia dan menekan indeks apoptosis dengan adanya
kandungan polifenol yang dapat menurunkan pelepasan TNF-α dan INF-γ oleh sel
T-helper, yang mempunyai peran penting dalam apoptosis sel, termasuk sel-sel
limfosit.
Senyawa glukosida benzofenon hasil
isolasi dari batang mahkota dewa memiliki aktivitas menghambat sel leukemia L
1210 dengan IC50 5,1 µg/ml.
2.2.2
Daun
Sambung Nyawa
Seiring
dengan berkembangnya pengetahuan tentang tanaman yang berkhasiat obat,
diketahui banyak jenis tanaman yang ber-manfaat sebagai obat.Salah satu jenis
tanaman yang dapat diguna-kan sebagai obat adalah sambang nyawa.Tanaman sambang
nyawa (Gynura procumbens) termasuk ke dalam suku Asteraceae, dan pada beberapa
daerah dikenal dengan sebutan ngokilo. Sambang nyawa merupakan salah satu
tanaman obat yang cukup potensial untuk dikembangkan berfungsi untuk menurunkan
kadar gula darah, gangguan pada kantong kemih, menurunkan panas, menghilang-kan
rasa nyeri pada pembengkakan, dan juga penyakit ginjal. Sebuah hasil penelitian
menyatakan bahwa ekstrak etanol daun sam-bang nyawa mampu menghambat
pertumbuhan tumor pada mencit karena diinfus dengan benzpirena. Lebih jauh
dinyatakan bahwa pada dosis 2,23 mg/0,2 ml dan 4,46 mg/0,2 ml dari ekstrak
heksan mampu menghambat pertumbuh-an kanker. Sambang nyawa bersifat manis,
tawar, dingin dan sedikit toksik. Rasa manis mempunyai sifat menguatkan (tonik)
dan menyejukkan.sambang nyawa dapat tumbuh di selokan, pagar rumah, ping-giran
hutan, padang rumput dan ditemukan pada ketinggian 1 - 1.200 m dpl, tumbuh di
dataran yang beriklim sedang sampai basah dengan curah hujan 1.500 – 3.500
mm/tahun dan tumbuh baik pada tanah yang agak lembab sampai lembab dan subur.
A.
Taksonomi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Asterales
Suku : Compositae
Marga : Gynura
Jenis : Gynura procumbens Lour Merr.
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Asterales
Suku : Compositae
Marga : Gynura
Jenis : Gynura procumbens Lour Merr.
·
Nama umum/dagang : sambung nyawa
·
Nama daerah : beluntas cina, daun dewa
(Melayu)
B.
Deskripsi
Tanaman
Sambung nyawa merupakan tanaman semak semusim
dengan tinggi 20 - 60 cm. Batangnya lunak, dengan penampang bulat, berwarna
hijau keunguan. Daun sambang nyawa tunggal, bentuk bulat telur dan berwarna
ungu kehijauan, tepi daun rata atau agak bergelombang, panjang mencapai 15 cm
lebar 7 cm. Daun bertangkai, letak berseling, berdaging, ujung dan pangkal
me-runcing, serta pertulangan menyirip dan berakar serabut. Tanaman ini tidak
berbunga dan berbuah.
C.
Kandungan
kimia
Kandungan kimia
yang ditemukan pada tanaman ini adalah flavanoida (7-asetil 5-hidroksi
3-metoksi 4'-ribosil-flavon) seperti asam klorogenat, asam kafeat, asam
p-kumarat, asam p-hidroksibenzoat dan asam vanilat. Juga mengandung saponin,
tannin, alkaloid. Daun sambang nyawa me-ngandung minyak atsiri 0,05% mi-nyak atsiri
dengan komponen utama germakrena β (23,71%), β-kadinena (20,19%) dan sedicanol
(22,42%).
D. Efek Farmakologi
Berikut
ini akan dibahas beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan untuk menguji
efektivitas dari tumbuhan Sambung Nyawa:
Ø
Ekstrak etanolik menghambat kanker mamae
tikus yang diinduksi dengan DMBA (7,12 dimetilbenzantrasen) dan dapat digunakan
untuk meningkatkan efikasi agen kemoterapi terhadap sel kanker mamae, sehingga
dosis agen dapat diturunkan dan berakibat penurunan toksisitas terhadap sel
normal, namun tetap efektif menghambat sel kanker (T47D). Senyawa flavonoid
dapat menghambat ikatan antara substrat dengan P-gp (P-glyocprotein-mediated transport)
Ø Penghambatan
karsinogenesis sel kanker kemungkinan disebabkan karena kandungan flavonoid yang
dapat menghambat perkembangan sel tumor tahap awal atau menghambat beberapa
protein kinase ataupun menghambat proses angiogenesis.
Ø Efek
penghambatan pertumbuhna kanker dari ekstrak daun sambung nyawa telah
dilaporkan pada hewan coba yang diinduksi dengan berbagai karsinogenik. Pada
dosis 250 dan 750 mg/kg bb dapat mengurangi insidensi kenker mamae tikus yang
diinduksi dengan DMBA (dimetil benz(a)antrasen). Ekstrak etanolik daun ngokilot
dapat menghambat pertumbuhan sel tumor paru yang disebabkan oleh BAP
(benzo(a)piren)
Ø Perasan
daun segar dapat meningkatkan respon imun yang ditunjukkan dengan terjadinya
induksi sekresi antibody sehingga terjadi induksi sekresi antibody sehingga
terjadi peningkatan titer antibody terhadap sel darah merah domba.
E.
Dosis
Dengan
menggunakan metode per-hitungan secara Reed-Muench di-ketahui bahwa LD50
ekstrak etanol daun sambang nyawa sebesar 5.556 g/kg BB. Jika diasumsikan berat
badan orang dewasa rata-rata 50 kg, LD50 tercapai jika mengkonsumsi sebanyak
27,78 g ekstrak atau lebih kurang sama dengan daun sambung nyawa segar sejumlah
277 g. Jadi jika kita mengkonsumsi daun sam-bung nyawa 6 - 15 lembar sehari,
kondisi ini masih aman.
F.
Panen
dan pengolahan simplisia
Panen pertama
dilakukan saat tanaman berumur sekitar 4 bulan. Pemanenan dilakukan dengan cara
memetik atau memangkas daun sebanyak 4 - 5 helai ke arah puncak. Pada budidaya
sambang nyawa secara monokultur dapat diproduksi daun segar 50,75 ton/ha.
Daun yang dipanen dapat dikon-sumsi
segar dalam bentuk lalaban atau dibuat urap dan dapat juga disimpan dalam
bentuk simplisia. Simplisia dibuat dengan cara me-ngiris daun dan dijemur
selama be-berapa hari untuk mengurangi kadar air. Dapat pula dilakukan dengan
cara pengeringan pada oven pada suhu 400C, selama 5 hari diperoleh simplisia
sebesar 4,25 ton/ha dengan kadar air 8%, kadar sari larut dalam etanol sebesar
6%, kadar sari larut dalam air sebesar 30% serta kadar ekstrak etanol sebesar
5,1%. Sim-plisia daun yang dihasilkan berwarna hijau kecokelatan, berbau harum
dan berasa sedikit asam. Simplisia se-lanjutnya digerus dan diayak. Bagian yang
halus selanjutnya disimpan dalam bentuk kapsul dan siap di-konsumsi.
G.
Aturan
penggunaan
a) Tumor
·
sediakan 3 lembar daun sambung nyawa
yang masih segar
·
cuci bersih dengan air matang
·
makan sebagai lalapan
·
lakukan sehari sekali setiap kali makan
·
Pantangannya: ikan asin, cabai, tauge,
tape, sawi putih, kangkung, nanas, durian, lengkeng, nangka es, alkohol, limun
dan vetzin
b) Diabetes Melitus
·
sediakan 7 lembar daun sambung nyawa
yang masih segar
·
cuci bersih dengan air matang
·
makan sebagai lalapan
·
lakukan 2 kali sehari masing-masing 7
lembar daun
c) Darah Tinggi
· sediakan
7 lembar daun sambung nyawa yang masih segar
· cuci
bersih dengan air matang
· makan
sebagai lalapan, bisa juga ditumis atau dikukus sebentar sebelum dimakan atau
dibuat jus
· lakukan
sehari sekali dengan rutin
d)
Radang
Pita Tenggorokan dan Sinusitis
·
sediakan 4 lembar daun sambung nyawa
untuk anak-anak atau 7 lembar untuk dewasa yang masih segar
·
cuci bersih dengan air matang
·
makan mentah atau dinikmati dengan
dibuat jus, lakukan sehari sekali
e) Lever
·
sediakan 3 lembar daun sambung nyawa
yang masih segar
·
cuci bersih dengan air matang
·
makan sebagai lalapan
·
lakukan sehari sekali setiap kali makan
·
Pantangannya: makanan berlemak
f) Ambeien
·
sediakan 3 lembar daun sambung nyawa
yang masih segar
·
cuci bersih dengan air matang
·
makan sebagai lalapan
·
lakukan sehari sekali setiap kali makan
·
Pantangannya: daging kambing dan makanan
pedas
g) Kolesterol Tinggi
·
sediakan 3 lembar daun sambung nyawa
yang masih segar
·
cuci bersih dengan air matang
·
makan sebagai lalapan atau dibuat jus
·
lakukan setiap sehari secara teratur
h) Maag
· sediakan
3 lembar daun sambung nyawa yang masih segar
· cuci
bersih dengan air matang
· makan
sebagai lalapan
· lakukan
setiap sehari secara teratur
· Pantangan:
makanan yang pedas dan asam
i)
Kena
Bisa Ulat dan Semut Hitam
·
sediakan 1 lembar daun sambung nyawa
yang masih segar
·
digosokkan pada bagian tubuh yang gatal
hingga daun tersebut mengeluarkan air dan hancur
·
lakukan 2 kali selang dua jam atau sediakan 20 lembar daun sambung
nyawa yang masih segarcuci dan digiling halus, beri air garam seperlunya ramuan
ini berguna untuk mengurap sebanyak gigitan/sengatan dibalut 1-2 kali sehari sebanyak yang
diperlukan
j) Eksim
·
sediakan 7 lembar daun sambung nyawa
yang masih segar asam 10 gr, rimpang temulawak 5 jari, gula jawa 20 gr,
segenggam sambiloto
·
rebus semua bahan dengan dua gelas air
hingga mendidih dan tersisa hingga separuhnya
·
saring, diminum sekaligus
·
ulangi setiap hari selama lima hari
berturut-turut
k) Bisul
· sediakan
beberapa lembar daun sambung nyawa yang masih segar, adas pulosari, dan kapur
sirih
· tumbuk
hingga halus
· oleskan
atau balurkan pada bisul
· Lakukan
sampai sembuh
l)
Tetanus
· sediakan
5 lembar daun sambung nyawa yang masih segar, asam tengguli 3 jari, rimpang
kencur 2 jari, rimpang bangle setengah jari, daun sambung 10 lembar, gula enau
3 jari
· potong-potong
semua bahan dan rebus dengan air sebanyak empat gelas hingga mendidih dan
tersisa tiga gelas
· saring,
minum tiga kali sehari sebanyak satu gelas.
Bentuk
Sediaan di pasaran
Contoh
sediaan produk sambung nyawa
2.2.3
Pegagan
(Centella Asiatica, Linn)
A. Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo :
Rosidae
Famili :
Apiaceae
Genus :
Centella
Spesies :
Centella asiatica (L.) Urban
v Nama Umum
Sinonim : Hydrocotyle asiatica, Linn.
v Nama Indonesia
·
Melayu, Sumatera : Daun
kaki kuda, daun penggaga, pegago
·
Ujung Pandang, Aceh : Pegaga
·
Batak : Ampagaga
·
Sunda : Antanan
rambat, Antanan
gede
·
Jawa :Ganggagan,
antana, cowet gompeng, panigowang, pantegowang, calingan rambat, rendeng, kerok
batok
v Nama Asing
·
Filipina
: Akip
kohol
·
Cina : Beng
da wan, han ke cao, ji xue cao
·
Inggris : Pohekula
B. Deskripsi Tanaman
Tanaman pegagan ini tidak berbatang, mempunyai rimpang
pendek dan stolon-stolon yang merayap, panjang 10-80 cm, akar keluar dari
setiap buku-buku, banyak percabangan yang membentuk tumbuhan baru. daun
tunggal, bertangkai panjang, tersusun dalam roset akar yang terdiri dari 2-10
helai daun.
Helaian
daun berbentuk ginjal, tepi bergerigi atau beringgit, kadang agak berambut,
diameter 1-7 cm. Bunga tersusun dalam karangan berupa payung, tunggal atau 3-5
bunga bersama-sama keluar dari ketiak daun, berwarna merah muda atau putih.
Buah kecil, bergantung, berbenuk lonjong, pipih, panjang 2-2,5 mm, baunya wangi
dan rasanya pahit. Daunnya dapat dimakan sebagai lalap untuk penguat lambung.
Pegagan dapat diperbanyak dengan pemisahan stolon dan biji.
a. Simplisisa
yang Digunakan
Bagian
dari Centella asiatica (L.) Urban yang dimanfaatkan sebagai bahan obat
dan kosmetik adalah seluruh bagian tanamannya atau biasa disebut Centella herba
b. Kandungan kimia
·
Senyawa triterpenoid yaitu Asiatic acid,
Madecassic acid,
Asiaticoside, Madecassoside.
Derivat ester glikosida triterpen
Gambar Asiatic Acid
c.
Efek
farmakologi
·
Anti inflamasi,
·
Antioksidan pada jaringan
·
Anti racun,
·
Penurun panas,
·
Peluruh air seni (diuretikum),
·
Gangguan kognitif
·
Tukak lambung
·
Tukak usus
·
Luka bakar
·
Anti lepra, anti sifilis sekaligus
merevitalisasi sel kulit. Anti lepra dan anti sifilis berasal dari
triterpenoida ; asiaticoside dan vellarine.
·
Daun ; sebagai astringensia dan tonikum.
Pegagan dikenal untuk revitalisasi sel tubuh dan untuk kesuburan wanita.
Memperbaiki sirkulasi dengan revitalisasi pembuluh darah (mempertinggi
permeabilitas kapiler).
·
Menurut Kloppenburg, tumbuhan ini juga
digunakan sebagai obat demam, pembersih darah, hemoroid, batuk kering, dan
penyakit anak- anak hidung berdarah. Ridley juga menyatakan tumbuhan ini
digunakan untuk obat kusta dan sipilis
·
Penelitian in vitro terhadap pegagan
menemukan kemampuannya menghancurkan berbagai bakteri penyebab infeksi, seperti
Staphylococcus aureus, Escherechia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella
typhi, dan sejenisnya. Sementara dalam bentuk infus atau ekstrak etanol,
tumbuhan ini dipercaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
·
Laorpuksa A. dan kawan-kawan dalam
penelitian pada 1988 membuktikan, estrak air pegagan dapat melawan bakteri yang
menyebabkan infeksi pada saluran napas.
·
Herbert D. dan kawan-kawan dari
Tuberculosis Research Center di India mencoba efek pegagan pada bakteri
tuberkulosis H37Rv secara in vitro. Hasilnya, pegagan tidak langsung berefek
pada bakteri tuberkulosis. Namun, Herbert menyarankan penelitian lebih lanjut
terhadap senyawa aktif asiaticoside.
·
Feeling Herbert terbukti benar.
Berdasarkan penelitian lanjutan, senyawa aktif pegagan itu ternyata dapat
melawan Mycobacterium tuberculosis dan Bacillus leprae (Oliver-Bever,
1986).
·
Penelitian berikutnya yang dilakukan
Walter H. Lewis juga menyatakan, pegagan termasuk kelompok tanaman yang
menghasilkan zat seperti antibiotika dan asiaticoside
·
Fraksi yang mengandung triterpena dapat
memperbaiki, mencegah endothelium pembuluh darah pada kondisi hipertensi, aktif
memperbaiki dan meningkatkan sintesis kolagen dan jaringan protein lain, serta
menurunkan kadar asam uronat, mukopolisakarida pada jaringan dinding pembuluh
darah.
d. Uji preklinis
Efek
diuretik pegagan ditunjukkan dengan semakin besarnya pengaruh terhadap
pengeluaran air kemih pada dosis 16 g/kg bb. Knobloch menunjukkan bahwa komponen sitronelal, linalool dan
neral (sitral – a) memiliki aktivitas anti bakteri R. shaeroides, E. coli,
vulgaris, M. luteus, B. subtilis, Ent. Aerogenes dan S. aureeus. (Mengutip,
pembahasan pemakalah, POKJANASTOI/P.12 hal. 57).
Uji
pra klinis anti tumor in vitro ekstrak Centella asiatica dilakukan di Amala
cancer Research Centre, kerala, India, terhadap sel tumor Ehrlich ascites dan
sel tumor ascites limfoma Dalton. Terjadi hambatan pertumbuhan dari cell line
tersebut dengan dosis efektif-50 (ED50 ) sebesar 17 dan 22 mikrogram/ml.
pemberian per oral kepada mencit yang terkena tumor ascites dan kanker yang
solid akan memperpanjang waktu hidup mencit kontrol. Diperkirakan kerja
anti-tumor dari ekstrak tersebut mempengaruhi sintesis DNA.
e. Uji Klinis
Ekstrak pegagan 1 % dalam salep atau 2 % serbuk
mempercepat penyembuhan luka. Pada uji klinik terbuka terhadap 20 penderita
dengan luka terinfeksi dan kronik yang diberi ekstrak yang mengandung 89,5% Centella
asiatica dapat menyembuhkan 64% luka dan menghasilkan perbaikan pada 16 %
luka yang diteliti. Aplikasi total ekstrak pada luka bakar kategori kedua dan
ketiga adalah mempercepat penyembuhan, mencegah pengerutan dan pembengkakan
karena infeksi dan selanjutnya menghambat terjadinya hipertropi. Setelah 3
minggu 17 penderita mengalami kesembuhan yang sempurna. Kandungan asicoside,
asam asiatat, dan madecassiside memacu produksi kolagen I. kolagen I adalah
protein yang berperan dalam penyembuhan luka pada manusia. Di India dan
Madagaskar uji klinis juga dilakukan pada penderita lepra, luka-luka, dan lesi
pada jari-jari dan mata. Hasilnya sangat bagus sehingga dibuat sediaan
berbentuk injeksi. Cara kerja asiaticosida ini terhadap bakteri serupa dengan
cara komponen kimia minyak atsiri alam, bekerja menembus dinding sel berbagai
bakteri dan fungus; aktivitas antimikroba dari minyak atsiri disebabkan oleh
sifat kelarutannya dalam kedua lapisan fosfolipida dari selaput sel. (P.12)
f.
Dosis
·
Pemakaian pegagan tergantung serius
tidaknya penyakit. Jika tidak begitu berbahaya, dosis yang dipakai untuk orang
dewasa 15-30 gr pegagan, sedangkan untuk anak-anak 2/3 dari dosis orang dewasa.
Untuk penyakit serius ditambah 2/3 dari dosis biasa.
·
Simplisia 0.33-0.68 gr dibuat infusa
sehari tiga kali atau sediaan lain dengan dosis setara.
g.
Efek samping:
Dapat terjadi dermatitis kontak apabila dipakai bersamaan dengan
obat-obatan topikal. Tapi, uji yang lain menyebutkan bahwa reaksi tersebut
dikarenakan bahan-bahan lain dalam formulasi.
2.2.4
Sirsak
(Annona muricata)
Gambar
Buah
dan Tanaman Sirsak
v Klasifikasi
v Nama
daerah
Sirsak (Indonesia); Nangka sabrang,
Nangka landa (Jawa); NangkaWalanda, Sirsak (Sunda); Nangka buris (Madura);
Srikaya jawa(Bali); Deureuyan belanda (Aceh); Durio ulondro (Nias);
Durianbatawi (Minangkabau); Jambu landa (Lampung); Langelo walanda (Gorontalo);
Sirikaya balanda (Bugis dan Ujungpandang); Wakano (Nusa Laut); Naka walanda
(Ternate); Naka (Flores); Ai ata malai (Timor).
v Deskripsi Tanaman
Merupakan pohon tinggi
hingga 6 m, memiliki banyak cabang. Daun hijau tua. Buah berukuran besar
(diameter 15-23 cm dan panjang hingga 20 cm) dan berat, berbentuk buah pir,
kulit kasar, memiliki duri, berwarna kuning kehijauan, daging buah berwarna
putih, berair, dan asam. Biji besar dan berwarna gelap (hitam).
Simplisia merupakan
daun tunggal, warna kehijauan sampai hijau kecoklatan, helaian daun seperti
kulit, bentuk bundar panjang . Ujung dan pangkal daun runcing, tepi rata,
memiliki tangkai daun. Permukaan licin agak berkilap, tulang daun menyirip, ibu
tulang daun menonjol pada permukaan bawah, bau agak keras, rasa agak kelat.
v Penyebaran Tanaman
Sirsak
(Annona muricata Linn.) termasuk tanaman tahunan yang dapat
tumbuh dan berbuah sepanjang tahun, apabila air tanah mencukupi selama
pertumbuhannya. Menurut beberapa literatur, tanaman sirsak berasal dari Amerika
Tengah. Di Indonesia tanaman sirsak menyebar dan tumbuh baik mulai dari daratan
rendah beriklim kering sampai daerah basah dengan ketinggian 1.000 meter dari
permukaan laut. Penyebaran hampir merata dibuktikan dengan adanya nama-nama
daerah yang berbeda – beda untuk tanaman sirsak.
v Simplisia
Bagian
yang digunakan adalah daun (annona muricatae folium)
v Kandungan kimia
Senyawa kelompok
asetogenin annonaceae antara lain annonasin, annokatalin, annoheksosin,
annomonisin, annomontasin, annomurikatin, annomurisin, annomutasin,
annonasinone, annopentosin, gigantetrosin, gigantetronenin, goniotalamisin,
isoannonasin, javorisin, montanasin, montekristin, murasin, murikapentosin,
murikatalisin, murikatalin, murikatenol dan murikatetrosin.
Gambar
Struktur
Kimia annonasin
v Efek Farmakologi
Memiliki efek untuk
mencegah kanker, menurunkan glukosa darah, antinosiseptif dan antiinflamasi.
Kelompok asetogenin
mampu menghambat pertumbuhan sel kanker. Sel kanker mengembangkan resitensinya
terhadap obat kemoterapi dengan cara mengeluarkan atau menahan masuknya obat
kemoterapi ke dalam sel yang dimediasi oleh P-glikoprotein, sehingga sel kanker
tidak mati. Sel kanker membutuhkan energy untuk tumbuh dan berkembang,
sedangkan asetogenin mencegah transfer ATP ke sel kanker sehingga sel tidak
dapat bertahan dan akhirnya mati, sedangkan sel normal tidak terpengaruh oleh
adanya inhibitor ATP ini.
Ekstrak air daun (
dosis 100 mg/kg/hari) yang diberikan secara oral pada tikus (yang diinduksi
streptozotosin) memiliki efek protektif untuk melindungi kerusakan jaringan
hati dari stress oksidatif karena menurunkan peroksidasi lipid dan secara tidak
langsung meningkatkan produksi insulin dan aktivitas enzim antioksidase.
Pemberian ekstrak methanol secara intraperitoneal sebanyak 100 mg/kg/hari
selama 15 hari pada tikus diabetes menunjukkan peningkatan berat badan dan
penurunan glukosa darah.
Ekstrak etanol daun
memiliki aktivitas antinosiseptif dan antiinflamasi yang ditunjukkan dengan
meningkatkan waktu respon terhadap panas dengan metode hot plate setelah pemberian 60 dan 90 menit, dan menurunkan volume
eksudat dan migrasi leukosit secara signifikan
v Keamanan
Tidak digunakan pada
masa kehamilan karena adanya indikasi aktivitas stimulant rahim tikus.
Penggunaan oleh penderita tekanan darah rendah, pasien pengguna obat antihipertensi,
hendaknya konsultasi dengan dokter.
2.2.5
Ciplukan
(Physalis angulata)
Gambar
Tanaman
Ciplukan
v Klasifikasi
Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Marga : Physalis
Spesies : Physalis angulata L.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Marga : Physalis
Spesies : Physalis angulata L.
v
Nama
Daerah
Ceplukan (Jawa), Cecendet (Sunda),
Yor-yoran (Madura), Lapinonat (Seram), Angket, Kepok-kepokan, Keceplokan
(Bali), Dedes (Sasak), Leletokan (Minahasa).
v Deskripsi Tanaman
Perdu yang rendah. Bunga berwarna
kuning, buah berbentuk bulat dan berwarna hijau kekuningan bila masih muda,
tetapi bila sudah tua berwrna coklat dengan rasa asam-asam manis. Buah ciplukan
yang muda dilindungi kerdung penutup buah. Daun tunggal, bertangkai, bagian
bawah tersebar, di atas berpasangan, helaian daun berentuk bulat telur,
memanjang dan ujung agak runcing hingga runcing, bertepi rata atau
bergelombang.
v Penyebaran Tanaman
Ciplukan adalah tumbuhan asli
Amerika yang kini telah tersebar secara luas di daerah tropis di dunia. Di Jawa
tumbuh secara liar di kebun, tegalan, tepi jalan, kebun, semak, hutan ringan,
tepi hutan. Ciplukan biasa tumbuh di daerah dengan ketinggian antara 1-1550 m
dpl.
v Simplisia
Bagian tanaman yang digunakan adalah
daun (Physalis angulata)
v Kandungan Kimia
Daun ciplukan mengandung fisalin
B,D,E,F,G,H,I dan K. Fisalin E dan H merupakan turunan dari fisalin B.
Kandungan lain adalah glikosida flavonol, seperti mirisetin
3-O-neohesperidosida, dan pigrin merupakan alkaloid yang telah diisolasi dari
akar dan herba ciplukan.
Gambar
Struktur Kimia Fisalin B
v Efek Farmakologi
Ekstrak
daun ciplukan telah diuji aktivitas antikanker pada beberapa sel kanker.
Aktivitas antikanker ciplukan pada sel kanker mulut manusia melalui induksi
apoptosis. Senyawa flavonol glikosida, mirisetin 3-O-neohesperidosia
memperlihatkan efek sitotoksik kuat secara in vitro pada sel leukemia P-388,
karsinoma nasofaring KB-16 dan adenokarsinoma paru-paru A-549, dengan nilai ED50
masing-masing 0,45, 0,50 dan 0,55 µg/ml. Ekstrak etil asetat memperlihatkan
efek antikanker dan antiinflamasi. Ciplukan dapat menghambat pertumbuhan sel
kanker mamae manusia MAD-MB 231 dan MCF-7.
v Dosis
Bentuk
simplisia 60 g daun kering dibuat infusa untuk diminum sehari 3 kali.
2.2.6
Temu
Putih (Curcuma zedoaria)
Gambar
Tanaman
Temu Putih
v Klasifikasi Tanaman
Divisi :
Magnoliophyta
Famili :
Zingiberaceae
Marga :
Curcuma L.
Spesies :
Curcuma zedoaria
v Nama Daerah
Koneng tegal (Sunda), Temu pepet
(jawa)
v Nama Asing
White Tumeric (Inggris), Kencur atau Ambhalad (India), dan
cedoaria (Spanyol), Er-chu (China).
v Deskripsi Tanaman
Bentuk semak tinggi mencapai 2 meter. Batang semu, berbentuk
silindris, lunak. Batang di dalam tanah membentuk rimpang berwarna hijau pucat.
Batang sesungguhnya berupa rimpang yang bercabang di bawah tanah, berwarna
coklat muda hingga coklat tua, di dalamnya putih atau putih kebiruan, memiliki
umbi bulat dan bau aromatic. Daun tunggal, lonjong, di bagian ujung meruncing
sedangkan di bagian pangkal tumpul. Panjang daun mencapai 1 m dan lebar 20 cm.
Pelepah daun membentuk batang semu, berwarna hijau kecoklatan, helaian 2-9
buah, bentuk lanset memanjang, ujung meruncing, berambut sedikit, hijau atau
kehijauan dengan bercak coklat ungu di tulang daun pangkal. Bunga majemuk,
bentuk bulir, keluar di ketiak daun, panjang 7-15 cm, tangkai berambut. Benang
sari melekat pada mahkota dengan panjang sekitar 0,5 cm, tangkai putik panjang
2 cm.
v Penyebaran Tanaman
Menurut Hong, Kim, Lee, tumbuhan ini
berasal dari Himalaya, India, dan terutama tersebar di negara-negara Asia
meliputi China, Vietnam, dan Jepang. Curcuma zedoaria (Rosc) tumbuh
liar di Sumatra (Gunung Dempo), di hutan jati Jawa Timur, banyak dijumpai di
Jawa Barat dan Jawa Tengah, di ketinggian sampai 1000 dpl.
v Simplisia
Bagian yang
digunakan adalah rimpang (curcuma zedoariae rhizoma)
Gambar
Rimpang
Temu Putih
v Kandungan Kimia
Rimpang
temu putih mengandung zedoarondiol, zedoarol, 13-hidroksigermakron, dan
kurzeon. Selain itu mengandung minyak atsiri yang terdiri dari terpen, alkohol
dan keton. Minyak atsiri tersebut antara lain : epikurzerenon, kurzeren,
5-isopropiliden-3,8-dimetil-azulenon, kurkumenon, kurkumanolid A dan B.
v Efek Farmakologi
Minyak atsiri dari rimpang kunyit
putih dapat menghambat pertumbuhan melanoma dan metastasis paru mencit setelah
pemberian oral pada dosis 100 dan 200 mg/kg sehari selama 28 hari. Penghambatan
nodul metastasis melanoma pada paru juga terlihat pada ekspresi MMP-1 dan MMP-2
dalam serum.
Kurkumin yang terdapat dalam rimpang
temu putih terbukti memiliki efek antiinflamasi. Pada percobaan akut, kurkumin
memiliki potensi yang hampir sama dengan fenilbutason dan kortison, sedangkan
pada percobaan subkronis, kurkumin hanya menunjukkan setengah potensi
fenilbutason. Ekstrak etanol rimpang menunjukkan aktivitas menghambat sel-line
kanker ovarium manusia. Penelitian lebih lanjut melaporkan bahwa senyawa
kurkumin bertanggung jawab atas aktivitas tersebut. Kurkumin yang terkandung
dalam rimpang temu putih mempunyai aktivitas antioksidan. Selain itu, minyak
atsiri rimpang temu putih memilki aktivitas antiinflamasi pada dosis 800 mg/kg
bb.
2.2.7
Jamur Ling Zhi (Ganoderma lucidum)
Gambar
Jamur
Ling Zhi
v Klasifikasi Tanaman
Species : Ganoderma
lucidum
v Nama Daerah
Nama daerah dari Ganoderma lucidum (Latin) adalah
jamur kayu, Lingzhi, Supa sinduk (Indonesia).
v Nama Asing
Mu Ling Zhi; Zi Ling Zhi (Cina, Korea); reishi or mannentake
(Jepang); ganoderma, lucidum ganoderma, reishi mushroom (Inggris).
v Deskripsi Tanaman
Badan buah bertangkai panjang dan tumbuh lurus ke atas. Topi
dari badan buah menempel di tangkai, berbentuk setengah lingkaran dan tumbuh
mendatar. Badan buah menunjukkan lingkaran-lingkaran yang merupakan batas
periode pertumbuhan. Tepi berombak atau berlekuk, sisi atas dengan lipatan-lipatan
radier, berwarna coklat atau merah keunguan, mengilat dan selalu membentuk
lapisan himenofora baru.
v Penyebaran Tanaman
Ganoderma lucidum dan
jenis lainnya yang termasuk marga Ganoderma termasuk jamur yang hidupnya
kosmopolitan, tersebar
di Eropa, Asia, Amerika Utara dan Amerika Selatan. Jenis ini
umumnya hidup pada batang-batang atau bagian dari kayu jenis kayu keras,
dikotil, sedikit pada konifer, palem, dan bambu.
Jenis
jamur ini hidup sebagai parasit pada tumbuhan inangnya yang menyebabkan
penyakit root rot dan butt rot, yaitu penyakit pembusukan pada
akar dan pangkal batang tumbuhan. Tumbuhan yang menjadi inangnya antara lain Albizia,
Cocos nucifera, Delonix regia, Quercus, Acer, Alnus, Betula, Carpinus,
Castanea, Fagus, Fraxinus, Juglandaceae, Malus, Populus, Pyrus, Robinia dan
Picea. Juga ditemukan pada kenari (Canarium indicum) dan angsana (Pterocarpus
indicus) di kebun raya bogor.
v Simplisia
Bagian yang digunakan adalah badan buah, setelah
badan buah dikumpulkan, dicuci dan dijemur hingga kering.
v Kandungan Kimia
Kandungan
nutrisi Ganoderma lucidum termasuk lengkap, meliputi: polisakarida,
lemak, protein, vitamin, serat, mineral, steroid, flavanoid, glikosida,
saponin, kumarin, fenol, adenosin, triterpenoid, asam ganodermat, ganoderiol dan
ganodermin.
Gambar
Struktur Kimia Asam Ganodermat
Tubuh
buah jamur ini juga mengandung ergosterol, fungal lysozyme dan acid protease.
Vitamin yang terkandung diantarnya B1, B2, C, niasin dan biotin. Sedangkan
kandungan mineralnya meliputi kalium, fosfor, kalsium, magnesium, tembaga,
germanium dan beberapa makroelemen lain yang seluruhnya mencapai lebih dari 200
elemen aktif.
Spora
mengandung choline, betaine,
tetracosanoic acid, stearic acid, palmitic acid, ergosta-7, 22-dien-3-ol,
nonadecanoic acid, behenic acid, tetracosane, hentriacontane, ergosterol, and
b-sitosterol.
v Efek Farmakologi
Ganoderma
lucidum menghambat migrasi sel
kanker prostat manusia PC-3.
Sel PC-3 diterapi dengan Ganoderma lucidum (0-0.5 mg/ml), dan pertumbuhan sel
diperiksa. Seperti yang terihat pada gambar, Ganoderma
lucidum secara nyata menghambat proliferasi sel PC-3 pada time-dependent.
Inhibisi pertumbuhan juga dose dependent karena
96 jam pemberian 0.125, 0.25, dan 0.5 mg/ml of Ganoderma
lucidum menghambat proliferasi
sel PC-3 masing-masing sebesar 7.6%, 53.8%,
dan 79.6%. Oleh karena itu, data
ini jelas menunujukkan efek antiproliferatif dari Ganoderma lucidum pada
sel kanker prostat.
2.2.8
Jamur Maitake (Grifola frondosa)
Gambar
Jamur
Maitake
v Klasifikasi Tanaman
Genus : Grifola
Species : G. frondosa
v Nama Asing
Hen-of-the-Woods,
Ram's Head dan Sheep's Head (Inggris)
v Deskripsi Tanaman
Bagian topi muncul tumpang tindih
dari cabang-cabang. Jamur dewasa bisa mencapai diameter 6 inci hingga 2 kaki.
Berat rata-rata 4 sampai 7 pon dan umumnya melebihi 20 pon. Masing-masing topi
memliki lebar setengah hingga tiga inci, bentuk seperti sendok, kipas atau
lidah, biasanya dengan tepi bergelombang. Warna topi bervariasi dari abu-abu pucat hingga hitam arang, atau coklat
muda hingga coklat muda dan sedikit berbintik-bintik. Bagian ujung tangkai
menempel pada masing-masing topi. Bagian permukaan atas topi umumnya sedikit
kasar hingga agak berserat.
v Penyebaran Tanaman
Jamur maitake dapat ditemukan di
tanah dekat tanaman inangnya, lebih jarang ditemukan di bagian kayu yang telah
lunak. Sering tumbuh pada pohon oak, tapi kadang-kadang tumbuh pada pohon beech
atau ash. Jamur maitake hingga saat ini masih tumbuh subur di daerah bagian
timur laut Jepang. Di luar Jepang, jamur ini ditemukan di hutan-hutan timur
Asia, Eropa dan bagian timur Amerika Utara. Namun, karena manfaatnya dinilai
luar biasa, maka kini beberapa negara termasuk di Indonesia sudah mulai
membudidayakannya.
v Kandungan Kimia
Polisakarida
1,6
beta-D glukan
1,4
beta-D-glukan
1,3
beta-D-glukan
Hetero-beta
glukan
Asam
beta glukan
Derivat Ergosterol (Vitamin D2)
v Efek Farmakologi
Banyak studi yang telah dilakukan
menyatakan bahwa kompleks beta-glukan dan glikoprotein dari Maitake memiliki
aktivitas sebagai antitumor yang potensial. Percobaan tersebut umumnya
dilakukan pada hewan dan memberikan hasil yang menjanjikan, namun laporan
tentang pemakaiannya pada manusia belum terbukti dalam uji klinis. Aktivitas
antitumor tersebut dilakukan dengan meningkatkan aktivitas makrofag dan juga
bekerja pada sel-sel pertahanan tubuh seperti natural killer (NK) cells dan sel
T sitotoksik yang bisa menyerang sel tumor, meningkatkan interleukin-1,
interleukin-2 dan limfokin.
1)
Melindungi sel sehat menjadi sel kanker
Sebuah pilot study di Cina yang
dipublikasikan dalam bentuk abstrak, melibatkan 63 pasien kanker. Terdapat
respon parsial dan komplit terhadap tumor padat sebanyak 95% dan terhadap
leukemia sebanyak 90% (Jones 1998). Tidak disebutkan penggunaan kontrol dalam
penelitian ini, jumlah sampel kecil, parameter penilaian tidak jelas serta
bentuk publikasi berupa abstrak sehingga data ini tidak dapat ditelaah kritis
lebih lanjut dan belum bisa dijadikan dasar pembuktian pernyataan di atas.
Secara in vitro, fraksi ini memiliki efek sitotoksik pada sel kanker prostat (PC-3)
yang diperkirakan terjadi melalui proses oksidasi yang berakhir dengan
apoptosis. Selain itu, pemakaian anti kanker carmustine, juga dipotensiasi oleh
fraksi D, sehingga obat anti kanker dapat diberikan dalam dosis yang lebih
rendah. (Fullerton 2000).
2)
Mencegah metastasis
Percobaan untuk membuktikan hal ini
baru dilakukan pada hewan. Belum ada data penggunaannya pada manusia.
3)
Memperlambat dan menghambat pertumbuhan tumor.
Penelitian dalam hal ini masih
terbatas pada penelitian terhadap hewan.
4)
Sebagai kombinasi dengan kemoterapi untuk mengurangi efek samping seperti
rambut rontok, nyeri, dan untuk meningkatkan efek positifnya.
Fraksi D berperan dalam meningkatkan
efek sitotoksik obat antikanker secara signifikan yang dibuktikan dalam studi in
vitro. Diperkirakan hal ini didapatkan melalui inaktivasi glyoxalase I, enzim
penghancur yang berfungsi dalam detoksifikasi
metabolit
sitotoksik.
Sebuah randomized clinical study
tanpa control yang belum dipublikasikan menggunakan fraksi D sebagai terapi
tambahan pada kemoterapi untuk mengetahui efektifitas Maitake pada pasien
kanker stadium lanjut. Total terdapat 165 penderita berbagai macam kanker
stadium III-IV, berusia 25-65 tahun. Data dikumpulkan dengan kerjasama rumah
sakit–rumah sakit umum dan klinik perawatan kanker di Jepang.
Pasien diberikan tablet berisikan
fraksi D dan tablet berisi crude Maitake atau fraksi D dan tablet plasebo
selama kemoterapi. Hasilnya: terdapat regresi tumor atau perbaikan gejala yang
signifikan pada 11 dari 15 orang pasien kanker payudara, 12 dari 18 penderita
kanker paru-paru dan 7 dari 15 penderita kanker hati. Terdapat peningkatan
efektivitas terapi sebanyak 12% sampai 27% bila dikombinasikan dengan
kemoterapi. Sebagai catatan, bagaimanapun juga, hampir semua pasien merasakan
perbaikan keseluruhan gejala walaupun regresi tumor tidak dapat diamati. Efek
samping seperti hilang nafsu makan, mual, muntah, rambut rontok, dan leukopeni
berkurang pada 90 % pasien. Sedangkan keluhan nyeri berkurang pada 83%
pasien.6,7,9,10 Penelitian ini tidak menggunakan kontrol, parameter penilaian
dari segi klinis dan keluhan subjektif dan hasilnya belum dipublikasikan.
The US Food and Drug Administration (FDA) telah
menyetujui dilakukannya uji klinis beta-glukan sebagai terapi pada pasien
dengan kanker stadium lanjut di bawah Investigational New Drug Application
(IND) yang sedang berjalan. Di Jepang dan Amerika Serikat, sedang dilakukan
sejumlah uji klinis fraksi D Maitake untuk kanker payudara, prostat, paru-paru,
hati dan lambung yang kebanyakan masih dalam fase awal (I/II).
2.2.9 Jamur Shitake (Lentinus
edodes)
Gambar Jamur
Shitake
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Marasmiaceae
Genus : Lentinula
Species : L. edodes
v Nama Asing
Black forest mushroom, black oak mushroom, golden oak
mushroom, snake butter, pasania mushroom, oakwood mushroom, Japanese forest
mushroom (Inggris); Shiang-gu, Shing ku, Hua Gu, Xiangu, Hoang-mo (Cina).
v Deskripsi Tanaman
Berbentuk payung dengan batang
sentral (3 - 5 cm) yang kadang masih tampak sisa cadar parsial (partial veil);
tudung (5 - 12 cm) agak mendatar berwarna krem kecoklatan, yang kalau kering
akan pecah-pecah membentuk sisik-sisik dengan bentuk dan ukuran bervariasi;
insang berwarna putih menempel pada batang dan spora berwarna putih.
v Penyebaran Tanaman
Penyebaran jamur Shiitake secara alami adalah mulai
dari dataran Cina, Jepang, Taiwan, Malaysia, Indonesia, sampai ke Papua Newgini
(Chang dan Hayes, 1978). Jamur ini tumbuh secara alami pada pohon-pohon berdaun
lebar yang sudah mati (kelas Fagaceae) seperti Oak, Shii, Beech, dan Chestnut
(San Antonio, 1981). Dengan sistem kultivasi log serbuk gergajian kayu, jamur
ini dapat tumbuh juga pada kayu Albasia, Jati, Mahoni, Pasang, Saninten, dan
Kapur (Campbell, 1989).
v Kandungan Kimia
Kandungan kimia
utama shiitake meliputi polisakarida, eritadenin, protein, asam lemak, dan
vitamin D, B-2, B-12. Protein mengandung semua asam amino esensial dan
non-esensial serta amida. Asam
lemak sebagian besar tak jenuh, kaya akan vitamin dan mineral. Zat aktif glukan merupakan konstituen
utama dari dinding sel. Shiitake juga menghasilkan Lentinan, polisakarida 1 ,3 beta glukan.
v Efek Farmakologi
Sel
kanker kolon manusia COLO 205 diterapi dengan 5-florourasil, ekstrak miselium Lentinus edodes (LEM), atau
kombinasi 5-FU dengan LEM. Sel COLO 205
ditandai tersensitisasi menjadi apoptosis dan menahan fase G0/G1 dengan
kombinasi terapi 5-FU dengan LEM ketika dibandingkan dengan 5-FU saja. Hasil
mengindikasikan bahwa LEM ditandai meningkatkan 5-FU-mediated upregulation dari protein p53, p21/Cip1 and p27/Kip1
dari jaringan tumor COLO 205 cells-xenografted.
2.2.10
Andrographidis
Herba
•
Kerajaan :
Plantae
•
Ordo :
Lamiales
•
Kerajaan :
Plantae
•
Ordo :
Lamiales
•
Species :
Andrographis paniculata (Burm.F.) Nees
A. Deskripsi
tanaman
Tanaman berupa herba, tinggi
mencapai 1 m. Batang bersegi empat. Daun tunggal berbentuk lanset dengan
pangkal runcing-agak meruncing. Bunga berbentuk malai dengan cabang tandan,
kelopak 5 lembar berlekatan. Rasa agak pahit,
B. Kandungan
kimia
Senyawa diterpenoid
lakton seperti:
Andrografolida ,
Deoksiandrografolida, Neoandrografolida,
Andrograpanin, Andrografisida , Neoandrografisida , Andropanosida.
C. Efek
Farmakologi
Penghambat proliferasi
sel kanker , Hepatoprotektif , Antiinflamasi , Diare, dan Demam
D. Uji
Klinis dan Pra klinis
Ekstrak sambiloto
memperlihatkan efek penghambatan proliferasi berbagai sel kanker secara in
vitro. Fraksi diklorometan dari ekstrak metanolik sambiloto pada
konsentrasi rendah menghambat pertumbuhan sel kanker kolon (HT-29). Pada fraksi
ini dapat diisolasi senya andrografolida, 14-deoksiandrografolida, dan
14-deoksi-11,12-didehidroandrografolida. Efek imunomodulator sambiloto jugan
menunjang efektivitas pada pengobatan aknker. Senyawa yang mempunyai efek
sitotoksik adalah andrografolida. Pada penelitian lebih lanut, turunan
andrografolida dapat mengahambat pertumbuhan
berbagai sel kanker .
E. Keamanan
Kandungan senyawa aktif
sambiloto terbukti aman. Hasil uji toksisitas akut menunjukkan LD50 sambiloto
mencapai 27,5 g/kg bb.
F. Dosis
Dalam bentuk serbuk
dosis 1,5-3,0 g sehari tiga kali atau sediaan lain yang setara.
2.2.11
Curcuma
Domesticae Rhizoma
Divisi :
Spermatophyta
Sub-divisio :
Angiospermae
Kelas :
Monocotyledoneae
Ordo :
Zingiberales
Genus :
Curcuma
Species :
Curcuma domestica Valenton
A. Deskripsi
Tanaman
Tanaman berupa semak
tinggi ± 70cm, batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang, berwarna hijau
kekuningan. Daun tunggal berbentuk lanset memanjang, warna hijau pucat, helai
daun berjumlah 3-8, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang 20-40 cm,
lebar 8-12 cm, pertulangan menyirip. Bunga majemuk berambut, bersisik, memiliki
tangkai 16-40 cm, panjang mahkota 3 cm, lebar 1 cm, berwarna kuning, kelopak
silindris, bercangap 3, tipis dan berwarna ungu. Akar serabut berwarna cokelat
muda. Simplisia rimpang berwarna kuning jingga kemerahan sampai kuning jingga
kecoklatan.
B. Kandungan
Kimia:
Kurkuminoida: campuran
kurkumin, desmetoksikurkumin dan bidesmetokurkumin. Minyak atsiri (3-5%).
C. Efek
Farmakologi
Gastroprotektif, Anti
tukak lambung, Anti kanker, Anti agregasi platelet, Efek imunitas, dan
antioksidan.
D. Uji
Klinis dan Preklinis
Kurkumin memperlihatkan aktivitas
penghambatan proliferasi berbagai sel kanker in vitro. Efek ini diduga terjadi
melalui modulasi reseptor aril hidrokarbon atau aktivitas dekarboksilasi
ornitin. Efek penghambatan kanker tersebut berhubungan dengan aktivitas
antioksidan kurkumin. Penelitian in vivo mendukung aktivitas antikanker
kurkumin secara in vitro. Pada hewan coba yang diberi diet 1,2-1,5% kurkumin
memperlihatkan efek preventif, kuratif, dan proapoptosis pada sejumlah model
kanker. Data uji klinik antikanker kurkumin masih sedikit. Beberapa uji klinik
tahap I dan III mengindikasikan bahwa kurkumin bisa ditoleransi sampai dosis
8000mg sehari. Dari uji klinik tersebut kurkumin sangat berguna untuk mencegah
kanker kolon.
E. Dosis
Dosis yang digunakan
pada uji klinik adalah 450-3600 mg kurkumin selama satu minggu.
Atau 750 mg tablet kurkumin digunakan 2 kali sehari.
Atau 750 mg tablet kurkumin digunakan 2 kali sehari.
2.2.12
Curcumae
Mangga Rhizoma
Kerajaan :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Liliopsida
Ordo :
Zingiberales
Famili :
Zingiberaceae
Genus :
Curcuma
Spesies :
Curcuma mangga
Penelitian
dari Fakultas Farmasi ataupun PAU Bioteknologi sertaPPOT UGM Yogyakarta
menyatakan bahwa dalam curcuma mangga val ini terkandung :
a. RIP (Ribosome Inacting Protein)
berfungsi:
i.
a.Mampu menonaktifkan perkembangan sel
kanker.
ii.
b.Mampu merontokkan sel kanker
tanpamerusak jaringan sekitarnya.
iii.
c.Memblokir pertumbuhan sel kanker.
b. Zat Anti Oksidan
i.
Mencegah kerusakan gen.
c. Zat anti Curcumin
i.
sebagai anti inflamasi (anti
peradangan ).
ii.
Curcuma mangga
val dapat menyembuhkan:
d. Kanker : leher rahim ,
payudara, hati , paru – paru,leukimia, otak dan penyakit lain yang berhubungan
dengankanker dan tumor.5.
Peradangan dalam : maag, ambeien, radangtenggorokan,
radang hati, bronkhitis, amandel, nyerihaid,keputihan, jerawat atau bisul,
diabetes, asma.6.
Manfaat yang lain, Anti lemak : darah tinggi,
stroke, jantung, asam urat, menurunkan kolesterol.
2.2.13
Imperate
Radix
Simplisai imperate cylindricae radix (akar alang-alang)
berupa akar yang tealh dikeringkan berasal dari tanaman Imperata cylindrica
L.Beauv.,suku Poaceae (Graminae).
A. Deskripsi
Tanaman
Tanaman berupa herba
merayap dengan tinggi 30-150 cm.Rimpang merayap dibawah tanh, batang tegak, buku
berambut tapi jarang. Daun tunggal, pangkal saling menutup, berbentuk pita
ujung meruncing, ukuran dapat mencapai panjang 80 cm. Bunga bulir majemuk,
menguncup panjang hingga 30 cm.
B. Kandungan
Kimia
Akar alang-alang
mengandung terpenoid seperti arundoin, silindrin,fernenol, isoarbinol
simiarenol, stigmasteol, sitosterol, asam klorogenat, skopoletin, skopolin, dan
asam p-kumarat. Flavonoid, diantaranya : turunan 3’, 4’,
7-trihidroksiflavon,turunan 2’,3’-dihidroksi kalkon
C. Efek
Farmakologi
Alang-alang telah lama
digunakan untuk tujuan diuretik di beberapa negara Asia. penelitian aktivitas
diuretik tidak hanya dilakukan praklinik, tetapi juga uji klinik. Pada uji
praklinik infusa akar alang-a;ang yang diberikan pada tikus dengan dosis setara
dengan 1.6 g/kg bb dan 0,8/kg bb. Pada dosis tersebut efek diuretik alang-alang
setara dengan hidroklorotiazid dosis 1,68 mg/kg bb. Beberapa referensi lain
melaporkan aktivitas diuretik dari akar alang-alang baik dalam bentuk tunggal
maupun campuran.
Uji klinik dengan desain
tersamar ganda dengan kontrol plasebo pada keempat tanaman yang dilakukan di
Vietnam melaporkan bahwa akar alang-alang tidak mempengaruhi pengeluaran urine
dan ekresi natrium setelah 12 dan 24 jam pemakaian. Studi klinik lainnya
dilakukan untuk dekokta dari bagian herba, memperlihatkan efek diuretik dan
dapat menurunkan tekanan darah.
BAB
III
PENUTUP
Saran
Indonesia adalah negara
yang kaya akan sumber daya alam hayatinya. Berbagai macam tanaman obat pun ikut
mewarnai kekayaan alam di Indonesia. Namun, karena keterbatasan-keterbatasan
yang ada, penelitian-penelitian untuk menggali khasanah ilmu pengobatan melalui
berbagai jenis obat-obat tradisional masih belum dilakukan secara maksimal.
Masih banyak jenis tanaman-tanaman obat yang belum sempat diteliti khasiatnya
secara alamiah, bahkan jumlah penelitian yang telah dilakukan pun masih belum
seberapa bila dibandingkan dengan jumlah tanaman obat yang tersedia di
Indonesia ini. Dalam hal ini, makalah ini hanyalah contoh kecil dari
tanaman-tanaman obat di Indonesia yang berkhasiat farmakologi, khususnya
sebagai antikanker.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Mun’im Abdul, Hanani
Endang. 2011. Fitoterapi Dasar. Depok: Dian Rakyat. Hal. 277-297
Wu, Wu dan Ho. (2007). Antitumor Activity of
Combination Treatment of Lentinus
edodes Mycelium Extracts with 5-Fluorouracil against Human Colon Cancer
Cells Xenografted in Nude Mice. Journal of Cancer Molecules 3(1): 15-22.
Jiang, Slivova, Valachovicova, Harley dan Sliva. (2004). Ganoderma
lucidum inhibits
proliferation and induces apoptosis in
human prostate cancer cells PC-3. International Journal Of Oncology 24:
1093-1099.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar