BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini, tugas seorang farmasis bukan
hanya bertugas di bidang logistik rumah sakit, apotek, atau di industri
farmasi. Seorang farmasis yang ahli harus dapat bersama dengan dokter melakukan
suatu keputusan pemilihan obat dan menginterpretasi data-data hasil
pemeriksaan. PET/CT (Positron Emission Tomography – Computed Tomography), PET
(Positron Emission Tomography), MRI (Magnetic Resonance Imaging), dan CT Scan
merupakan pemeriksaan yang lazim dilakukan saat ini.
Dibandingkan dengan beberapa dekade
lalu, kini peluang kesembuhan atau kelangsungan hidup yang lebih lama pasien
kanker secara pasti meningkat karena bertambahnya pengetahuan dan terapi baru
penanganan kanker. Salah satu penunjang perawatan kanker yang tak kalah penting
adalah diagnosis yang tepat. Dengan teknologi kedokteran nuklir, kini diagnosis
untuk menentukan penyebaran kanker bisa dilakukan secara akurat dengan alat
Positron Emission Tomography (PET) Computed Tomography (CT)
Di makalah ini, akan dibahas salah satu
alat yang belum banyak digunakan pada saat ini dalam pemeriksaan, yaitu PET/CT,
sehingga nantinya farmasis dapat memahami, memakai, dan menginterpretasi data
dari alat PET/CT.
1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan
dari penulisan makalah ini supaya:
· Memahami
prinsip kerja PET/CT
· Mengetahui
batasan dan bahaya pemakaian PET/CT
· Memahami
faktor-faktor kesalahan suatu hasil scan PET/CT
· Menginterpretasikan
data PET/CT
1.3. Pembatasan Masalah
Dalam penjabaran dalam makalah ini,
penulis memfokuskan pada topik bahasan yang disebutkan pada sistematika
penyajian makalah.
1.4. Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan dalam
penulisan makalah ini adalah studi literatur, baik dari buku maupun dari jurnal
ilmiah serta media internet.
1.5. Sistematika Penyajian
2.1. Sejarah
PET/CT
2.2. Definisi
dan Kegunaan PET/CT
2.2.1. Definisi PET/CT
2.2.2. Kegunaan
PET/CT
2.3.
Prinsip Dasar PET/CT
2.4.
Proses Pemeriksaan PET/CT
2.5.
Keunggulan PET/CT dibanding alat
pendeteksi sebelumnya
2.6.
Aplikasi
Klinik Pemeriksaan PET/CT
2.7.
Penatalaksanaan
Pasien dan Teknik Pemeriksaan
2.8. Contoh
dan Interpretasi
2.9. Bahaya Alat Scan PET/CT
2.10.
Tindakan
Awal Bila Terjadi Kecelakaan
2.11.
Kelompok orang yang
cocok melakukan pemeriksaan PET/CT
BAB II
POSITRON
EMISSION TOMOGRAPHY – COMPUTED TOMOGRAPHY
2.1. Sejarah PET/CT
Sejarah kedokteran nuklir kaya
dengan kontribusi dari para ilmuwan berbakat di seluruh disiplin ilmu yang
berbeda dalam fisika, kimia, teknik, dan kedokteran. Sifat multidisiplin
Kedokteran Nuklir membuat sulit bagi sejarawan medis untuk menentukan tanggal
lahir Kedokteran Nuklir. Ini mungkin dapat menjadi yang terbaik ditempatkan di
antara penemuan radioaktivitas buatan pada tahun 1934 dan produksi radionuklida
oleh Oak Ridge National Laboratory untuk menggunakan obat terkait, pada tahun
1946.
Banyak sejarawan menganggap penemuan
radioisotop buatan yang dihasilkan oleh Frédéric Joliot-Curie dan Irène
Joliot-Curie pada tahun 1934 sebagai tonggak paling signifikan dalam Kedokteran
Nuklir. Meskipun, penggunaan awal dari I-131 dikhususkan untuk terapi kanker
tiroid, penggunaannya kemudian diperluas untuk mencakup pencitraan kelenjar
tiroid, kuantifikasi fungsi tiroid, dan terapi untuk hipertiroidisme.Meluasnya
penggunaan klinis Kedokteran Nuklir dimulai pada awal 1950-an, sebagai
pengetahuan diperluas tentang radionuklida, deteksi radioaktivitas, dan
menggunakan radionuklida tertentu untuk melacak proses-proses biokimia.
Dalam tahun-tahun Kedokteran Nuklir,
pertumbuhan adalah fenomenal. Masyarakat Kedokteran Nuklir dibentuk pada tahun
1954 di Spokane, Washington, Amerika Serikat. Pada tahun 1960, Masyarakat mulai
penerbitan Jurnal Kedokteran Nuklir, jurnal ilmiah terkemuka untuk disiplin di
Amerika. Ada sebuah kebingungan penelitian dan pengembangan baru dan
radiofarmasi radionuklida untuk digunakan dengan perangkat pencitraan dan untuk
in-vitro.
Di antara banyak radionuklida yang
ditemukan untuk medis digunakan, tidak ada yang sama pentingnya dengan penemuan
dan pengembangan Technetium-99m. Ini pertama kali ditemukan pada tahun 1937
oleh C. Perrier dan E. Segre sebagai unsur buatan untuk mengisi ruang nomor 43
dalam Tabel Periodik. Pengembangan sistem generator untuk menghasilkan
Technetium-99m pada tahun 1960 menjadi metode praktis untuk penggunaan medis. Hari
ini, Technetium-99m adalah unsur yang paling dimanfaatkan dalam Kedokteran
Nuklir dan digunakan dalam berbagai studi pencitraan Kedokteran Nuklir.
Pada 1980-an, radiofarmasi dirancang
untuk digunakan dalam diagnosis penyakit jantung. Perkembangan tomografi emisi
foton tunggal, sekitar waktu yang sama, menyebabkan rekonstruksi tiga dimensi
dari jantung dan pembentukan bidang Kardiologi Nuklir. Perkembangan lebih baru
dalam Kedokteran Nuklir meliputi penemuan positron emisi tomografi pertama
pemindai (PET). Konsep tomografi emisi dan transmisi, kemudian berkembang
menjadi emisi photon tunggal computed tomography (SPECT), diperkenalkan oleh
David E. Kuhl dan Roy Edwards di akhir 1950-an. Pekerjaan mereka mengarah pada
desain dan konstruksi instrumen tomografi beberapa di University of
Pennsylvania. Teknik pencitraan tomografi telah dikembangkan lebih lanjut di
Washington University School of Medicine.
PET dan PET / CT imaging mengalami
pertumbuhan yang lambat di tahun-tahun awal karena biaya modalitas dan persyaratan
untuk sebuah situs atau siklotron dekatnya. Namun, keputusan administratif
untuk menyetujui penggantian medis dari aplikasi PET dan PET / CT terbatas
dalam onkologi telah menyebabkan pertumbuhan fenomenal dan diterima secara luas
selama beberapa tahun terakhir. PET / CT imaging sekarang merupakan bagian
integral dari onkologi untuk monitoring diagnosis, pementasan dan pengobatan.
Ditemukan oleh Dr Ron Nutt dan Dr
David Townsend, penemuan scanner bernama PET/CT pada tahun 2000 oleh majalah
Time. Pada tahun 2001, PET/CT menjadi nama produk dalam setahun oleh Frost dan
Sullivan.
Generasi pertama dari PET/CT scanner
termasuk sepotong single spiral CT terintegrasi dengan kamera PET yang
digunakan detektor BGO. Saat ini, konfigurasi telah berubah secara dramatis.
Sekarang Anda dapat memilih antara scanner slice CT ganda terintegrasi dengan
kamera high-end, tinggi-throughput PET menggabungkan kristal LSO baru dan lebih
cepat, atau Anda dapat memilih 16 baris klinis canggih CT scanner terintegrasi
dengan LSO high-end yang sama PET sistem.
Beberapa sistem awal diperlukan dua
konsol untuk mengoperasikan sistem, satu untuk CT dan satu untuk PET, dan
beberapa dari mereka dimasukkan ukuran bore pasien yang dimulai pada 70 cm
untuk CT dan meruncing sampai sekitar 59 cm untuk sistem PET . Jenis sistem
tidak pasien ramah, dan juga tidak akan memungkinkan untuk adaptasi mudah untuk
perencanaan terapi radiasi karena pasien tidak konsisten ukuran bor.
Hari ini, hampir semua vendor telah
mengatasi kekurangan ini dan sekarang menawarkan berbagai multi-slice CT
konfigurasi. Semua sistem yang biasanya dioperasikan dari satu konsol kontrol
dan memiliki bore 70 cm konsisten yang dapat menampung palet RT dan memberikan
kenyamanan pasien yang lebih baik. Industri ini telah membuat langkah besar
dalam waktu singkat untuk lebih melayani pasar PET / CT.
2.2. Definisi dan Kegunaan PET/CT
2.2.1.
Definisi PET/CT
Gambar 1. PET/CT scanner
PET/CT
adalah modalitas yang menggabungkan Positron Emission Tomography (PET) dengan
x-ray Computed Tomography (CT) dalam satu perangkat, sehingga pencitraan dari
keduanya dapat diambil secara berurutan dan hasilnya dapat digabungkan dalam
satu gambar.
PET/CT adalah alat diagnostik
imaging medis yang paling canggih di dunia saat ini, adalah satu-satunya
teknologi yang menggunakan cara anatomi untuk melakukan pemeriksaan imaging
terhadap fungsi, metabolisme dan reseptor tubuh, dapat mendeteksi dengan tepat
tanpa melukai tubuh, berkemampuan diferensiasi dan sensitif yang tinggi untuk
memeriksa keberadaan lesi kanker yang kecil sekalipun dan deteksi dini kanker
pada stadium awal, tingkat kecermatan diagnosis mencapai di atas 90%.
Pemeriksaan PET/CT mempunyai peran penting untuk penentuan rancangan pengobatan
selanjutnya.
Tingkat
keakuratan PET/CT terhadap diagnosis tumor/kanker yang sering ditemukan :
JENIS
TUMOR/KANKER
|
TINGKAT
KEAKURATAN
|
kanker
paru-paru
|
94%
|
kanker
kolorektal
|
90%
|
Melanoma
|
100%
|
tumor
kelenjar getah bening
|
95%
|
kanker
payudara
|
90%
|
kanker
leher dan kepala
|
90%
|
kanker
ovarium
|
90%
|
2.2.2. Kegunaan PET/CT
Pada
kasus keganasan / tumor:
·
Membantu penegakan diagnosis
yang lebih dini.
·
Penentuan penyebaran
dan tingkatan penyakit (staging) yang lebih efektif dan akurat.
·
Penentuan perencanaan
terapi yang lebih tepat.
·
Respon terhadap terapi
dapat dilakukan lebih awal, sehingga perubahan rencana terapi juga dapat dilakukan
lebih awal sesuai kebutuhan.
·
Penilaian kekambuhan
yang dapat diketahui lebih awal.
·
Membantu dokter dalam
penilaian tumor ganas atau jinak.
·
Penentuan lokasi
biopsi.
·
Mengevaluasi kelainan
otak, seperti tumor, gangguan memori dan kejang dan gangguan sistem saraf
pusat.
·
Untuk memetakan
otak manusia normal dan fungsi jantung.
Untuk penyakit jantung koroner, PET digunakan untuk menilai viabilitas
miokard (apakah otot jantung yang terkena masih hidup atau tidak), sehingga
dapat ditentukan apakah diperlukan tindakan yang lebih invasif (stent, byoass,
graff, dll). Pemeriksaan dengan PET merupakan standar emas untuk penentuan
viabilitas jantung. Selain itu, dapat juga digunakan untuk penilaian
metabolisme glukosa pada otak yang dapat digunakan pada pasien dementia (pikun)
atau epilepsi.
2.3. Prinsip Dasar PET/CT
Sel
kanker mempunyai keistimewaan yaitu dapat berkembang biak tanpa batas,
bertambahnya paduan DNA, pemakaian zat metabolisme seperti asam amino dan
glukosa, dapat membuat adanya perbedaan signifikan dengan metabolisme jaringan
sel normal. penangkapan gambar pada metabolisme tumor terutama melalui beberapa
radio nuklida seperti 18F-FDG(18F-2-fluro-D-deoxy-glucose), radio nuklida ini akan membuat
metabolisme tumor tersebut mengeluarkan zat tertentu yang dapat dijadikan
sebagai tanda jejak sel tumor dan menampilkan dalam bentuk gambar, sehingga
dapat secara jelas memperlihatkan reaksi perbedaan metabolisme jaringan sel
normal tubuh dan jaringan tumor, dengan begitu dapat mendeteksi dini tumor,
pemilihan rancangan pengobatan, dan memantau hasil pengobatan.
Gambar 2. Bagian dari PET/CT scanner
2.4.Proses Pemeriksaan PET/CT
ü TAHAP PERSIAPAN: Pasien diminta untuk
mengganti pakaian dengan gaun pasien yang sudah disediakan dan akan dilakukan
pemerikssan berat badan dan level gula darah
ü Pasien : 6 jam sebelum pemeriksaan, dilarang makan dan minum, infus
glukosa serta
menghindari olahraga berat
ü Perawat : memperkenalkan proses pemeriksaan, mengukur tinggi dan
berat badan,
mengisi data pemeriksaan
ü Dokter : menanyakan sejarah penyakit, memastikan gula darah,
menyetujuinya
setelah mengetahui segala kondisi pasien
ü
TAHAP PENYERAPAN: Pasien akan diberikan suntikan radiotracer (FDG) dan dipersilahkan
berbaring selama 1 - 1.5 jam agar cairan FDG menyerap dalam tubuh. Harus dalam
keadaan tenang, tidak banyak gerak dan bicara, menguras urin sebelum
pemeriksaa. Kemudian pasien akan dipindahkan ke ruang pemeriksaan.
ü
TAHAP SCANNING: Dalam tahap ini, pasien akan dibaringkan di atas meja otomatis.
Scanning akan berlangsung selama 30 60 menit, tergantung dari area tubuh
yang diperiksa. Oleh karena itu sebaiknya pasien mempersiapkan waktu sekitar
2-3 jam di klinik untuk menyelesaikan prosedur ini.
2.5.Keunggulan PET/CT
dibanding alat pendeteksi sebelumnya
1.
Aman dan tidak luka :
Masa waktu radio nuklida yang
digunakan pada saat pemeriksaan PET lebih singkat, sehingga tidak terjadi
kerusakan ataupun efek samping untuk tubuh.
2.
Secara akurat mengidentifikasi
tumor ganas dan tumor jinak :
Dapat secara jelas
memperlihatkan tingkat keganasan tumor, juga dapat memastikan apakah tumor ada
menyebar ke kelenjar getah bening maupun organ tubuh lainnya.
3.
Meringankan biaya pengobatan :
Diagnosa yang tepat melalui
pemeriksaan PET/CT sehingga dapat segera dilakukan pengobatan, deteksi dini dan
pengobatan dini, dapat meringankan biaya pengobatan keseluruhan.
4.
Lebih detail dengan tingkat
akurasi yang lebih tinggi, karena kedua scan dilakukan pada satu waktu tanpa
pasien harus mengubah posisi, ada sedikit ruang untuk kesalahan.
5.
Lebih besar kenyamanan bagi pasien
yang menjalani dua ujian (CT & PET) pada satu duduk, bukan di dua waktu
yang berbeda.
6.
CT-Scan memeriksa fisiknya,
sedangkan PET lebih ke metabolismenya
7.
PET CT scan ini lebih efisien
karena hasilnya dapat dideteksi dari ujung kaki hingga ujung kepala, sedangkan
kalau CT scan saja skriningnya tidak bisa langsung seluruh badan
8.
Tingkat radiasinya jauh lebih
kecil daripada CT Scan
9.
Alat ini mampu membantu para
dokter lebih akurat menentukan lokasi, besar, dan penyebaran sel kanker, juga
bisa menentukan keberhasilan sebuah terapi.
10.
Prosedur pemeriksaannya juga
mudah, pasien hanya perlu disuntik dengan isotop di lengan satu jam sebelum
diperiksa di alat PET-CT
11.
Tingkat keakuratan PET/CT terhadap
diagnosis tumor/kanker yang sering ditemukan :
JENIS
TUMOR/KANKER
|
TINGKAT
KEAKURATAN
|
kanker paru-paru
|
94%
|
kanker kolorektal
|
90%
|
Melanoma
|
100%
|
tumor kelenjar getah bening
|
95%
|
kanker payudara
|
90%
|
kanker leher dan kepala
|
90%
|
kanker ovarium
|
90%
|
2.6. Aplikasi Klinik
Pemeriksaan PET/CT
1. Penyakit Kanker
·
Check up pencegahan
kanker, sensitivitas yang tinggi dalam mendeteksi dini lesi kanker stadium awal
·
Membedakan stadium
kanker dengan tepat
·
Mencari sumber kanker
atau kanker primer maupun hasil penyebarannya
·
Memantau dan
mengevaluasi hasil pengobatan operasi, kemoterapi dan radioterapi
2. Penyakit
Tumor
·
Mengidentifikasi tumor
ganas atau jinak, serta tingkat keganasannya
·
Mengukur dengan tepat
lingkup penyinaran radioterapi ke sasaran tumor
·
Membantu menentukan
posisi tumor yang tepat untuk melakukan tusukan
3. Penyakit Jantung
·
Menentukan kelainan
otot jantung.
·
Menentukan viabilitas
sel otot jantung.
4.
Penyakit Otak
·
Menentukan kelainan
fungsi otak, misalnya penyakit degenerasi (pikun/alzheimer)
5.
Infeksi
·
Mencari lokasi infeksi
yang sulit ditentukan secara klinis
2.7. Penatalaksanaan Pasien
dan Teknik
Pemeriksaan
Penatalaksanaan
a.
Pasien
Paparan radiasi kepada pasien dari sebuah PET/CT scan baik eksternal, dari CT scan, dan internal, ataupun dari radiotracer PET yang disuntikkan. Oleh karena itu, beban radiasi kepada pasien dapat relatif besar, dengan efektif total dosis 25 mSv. Pengurangan dosis dapat dicapai terhadap pencitraan CT
parameter dan kegiatan yang dilakukan dari perunut PET, ini sangat penting pada anak. Harap menghindari kontak dekat lama dengan anak-anak dan wanita hamil selama 6 jam setelah scan. Mengingat tujuan optimasi di proteksi radiasi, tujuannya adalah untuk mencapai
dosis minimal radiasi yang konsisten dengan kualitas gambar diagnosa dapat diterima.
Paparan radiasi kepada pasien dari sebuah PET/CT scan baik eksternal, dari CT scan, dan internal, ataupun dari radiotracer PET yang disuntikkan. Oleh karena itu, beban radiasi kepada pasien dapat relatif besar, dengan efektif total dosis 25 mSv. Pengurangan dosis dapat dicapai terhadap pencitraan CT
parameter dan kegiatan yang dilakukan dari perunut PET, ini sangat penting pada anak. Harap menghindari kontak dekat lama dengan anak-anak dan wanita hamil selama 6 jam setelah scan. Mengingat tujuan optimasi di proteksi radiasi, tujuannya adalah untuk mencapai
dosis minimal radiasi yang konsisten dengan kualitas gambar diagnosa dapat diterima.
Dalam
kedokteran nuklir, hal ini dapat dilakukan terutama oleh:
v Memilih radiofarmaka yang tersedia
dengan tepat terutama persyaratan
khusus yang berlaku untuk anak-anak
v Akuisisi
citra yang tepat serta
pengolahan data
Perhatian khusus diberikan
untuk
pasien anak-anak karena anak-anak dikenal
lebih radiosensitive untuk karsinogenesis.
Optimalisasi dosis radioaktif diberikan harus serendah
mungkin tetapi cukup untuk mendapatkan informasi diagnostik yang diinginkan. Radiasi dosis kepada pasien tergantung pada
faktor-faktor terkait dengan scanner PET, dalam hal ini faktor yang mempengaruhi jumlah diberikan aktivitas yang diperlukan untuk memberikan
kualitas gambar cukup baik untuk menghasilkan diagnosis yang dapat dipercaya. 18F-FDG adalah radiofarmaka yang paling
umum digunakan dalam PET. Misalnya, dalam kasus 18F-FDG, yang dosis dewasa per kegiatan satuan diberikan
adalah 19 μSv/MBq. Hal ini menyebabkan dosis efektif 7 mSv dari 370 MBq. Organ menerima tertinggi dosis radiasi yang diserap adalah kandung
kemih.
b. Pekerja
Biasanya dipakai untuk menangani paparan radiasi pada staf dari 99mTc dan
radiofarmasi lainnya dengan energi rendah, radiasi dosis dilaporkan dari PET jauh lebih
tinggi. Dalam beberapa tahun terakhir paparan radiasi dari fasilitas PET/CT dan penghasil emisi positron di departemen
kedokteran nuklir telah memunculkan kekhawatiran keselamatan untuk radiografer dan teknologi kedokteran nuklir. Akibatnya,
dilakukan oleh pekerja yang seminim
mungkin. Pendekatan ini bertujuan untuk memastikan pekerja aman pada pengoperasian PET/CT.
Dosis staf/ pekerja harus dijaga serendah mungkin. Batas regulasi Nasional diterapkan sebagai bagian dari kontrol. Operasional perlindungan akan didasarkan pada berikut:
v Penilaian risiko sebelum dan optimalisasi perlindungan di semua tempat kerja.
v Delineasi daerah (terkendali / diawasi); menghindari dengan sengaja masuk ke pintu area pengoperasian.
v Klasifikasi pekerja menjadi dua kategori (A / B) sesuai dengan dosis radiasi
pengion.
v Menginformasikan dan melakukan pelatihan pada pekerja.
v Pemantauan paparan dan melakukan pengawasan medis.
v Pemantauan lingkungan kerja.
Sumber FDG atau ketika pada jarak
dari pasien dimana tanpa pelindung dosis radiasi pengion bisa
jauh lebih tinggi, hal ini bergantung pada:
v
Dosis pengeluaran radiasi pengion,
v
Penyuntikan pasien,
v
Memposisikan pasien di tempat
tidur scan
Oleh karena itu, melindungi perangkat tertentu dan prosedur penanganan harus dikembangkancsehingga eksposur dapat dikurangi dan dikelola pada tingkat minimum.
Oleh karena itu, melindungi perangkat tertentu dan prosedur penanganan harus dikembangkancsehingga eksposur dapat dikurangi dan dikelola pada tingkat minimum.
Optimalisasi pada staf:
Dosis serap - dosis rata-rata pada jaringan atau organ adalah fungsi dari laju dosis dan dari waktu yang digunakan di dekat sumber
radiasi.
v
Siapkan setiap
proses yang dilakukan harus sangat hati-hati dan melakukan semua pekerjaan radioaktivitas
secepat mungkin,
v
Periksa volume yang
diperlukan sebelum pemberian,
v
Melakukan semua pemeriksaan
pasien, memberikan jelas penjelasan dan memberikan waktu untuk mengajukan pertanyaan sebelum FDG disuntikkan,
v
Mengoptimalkan
prosedur injeksi mendapatkan IV akses yang baik (misalnya kanula dengan threeway
dengan suatu penekan)
Memaksimalkan jarak sumber-operator dengan cara:
v Memanfaatkan hukum kuadrat terbalik,
v Gunakan penjepit panjang (25-40 cm) untuk
menempatkan dan menghapus botol vial tanpa pelindung di kalibrator dosis,
v Siapkan dengan jarum spinal (20G × 90 mm),
v Gunakan troli untuk membawa dosis dari laboratorium
ke ruang suntik,
v Hindari berada di samping pasien jika tidak terlalu penting setelah injeksi,
v Gunakan interkom untuk berkomunikasi dengan pasien,
v Dengan melihat jarak jauh
untuk mengawasi pasien dalam ruang pemindai / scan.
Teknik
Pemeriksaan
Cyclotron adalah
alat untuk memproduksi FDG (fluorodeoxyglucose) yang digunakan sebagai
penelusur (tracer) pada pemeriksaan PET/CT scan. Pemeriksaan PET/CT scan
terutama digunakan untuk mendeteksi, penyebaran dan kambuhnya penyakit kanker,
membantu dokter dalam menentukan terapi yang baik dan menilai respon terhadap
terapi kanker. Penggunaan lainnya adalah untuk pemeriksaan otak, jantung, dan
lain-lain.
1. Anda harus tiba 15 menit sebelum waktu janji scan.
2.
Setelah disambut di
resepsi, anggota staf akan menjelaskan prosedur.
3.
Silahkan mengajukan
pertanyaan mengenai PET / CT scan sebelum dilakukan scanning. Seorang anggota
staf akan mengambil riwayat medis singkat dari Anda untuk membantu dokter yang
membaca scan.
4.
Anda akan diminta
untuk menandatangani formulir persetujuan.
5.
Radiographer atau
Technologist Kedokteran Nuklir kemudian akan menyuntikkan sejumlah kecil 18FDG
(dosis rendah bentuk radioaktif dari glukosa) ke pembuluh darah di lengan Anda.
Ini adalah cairan tidak berwarna yang digunakan dalam scan.
6.
Anda kemudian akan
beristirahat selama sekitar 1 jam sebelum scan. Selama waktu istirahat Anda
akan diminta untuk tidak berbicara, karena hal ini dapat mempengaruhi
distribusi pelacak. Anda dapat membaca atau mendengarkan musik selama periode
ini jadi harap membawa buku atau perangkat musik pribadi dengan Anda. Masa
istirahat memungkinkan waktu tubuh untuk menerima suntikan.
7.
Anda kemudian akan
diminta untuk mengunjungi toilet untuk mengosongkan kandung kemih sebelum scan.
Hal ini untuk memastikan kandung kemih kosong dan memberikan pandangan yang
baik dari daerah pinggul. Berikut ini Anda akan diambil melalui untuk scan
anda, yang akan bertahan sekitar 30 menit. Untuk scan Anda akan diminta untuk
berbaring di atas meja alat.
Gambar 3.
Skema diagram kombinasu PET/CT
a.) Prosedur PET/CT:
i.
Radiofarmaka
Seperti halnya prosedur kedokteran nuklir, penting untuk membuat daftar radiofarmaka (termasuk jenis dan dosis), rute administrasi, dan tempat suntikan.
Seperti halnya prosedur kedokteran nuklir, penting untuk membuat daftar radiofarmaka (termasuk jenis dan dosis), rute administrasi, dan tempat suntikan.
ii.
Scan Area
Terlepas dari apakah sebuah studi PET / CT
dikodekan sebagai studi regional, dimana scan harus untuk menyampaikan area tubuh
apa yang sedang dievaluasi, dan daerah mana yang terletak di luar bidang scan.
Deskripsi ini harus dibuat menggunakan nomenklatur anatomi yang tepat. Sebagai
contoh, banyak prosedur untuk
pencitraan pasien kanker otak dilakukan
pemeriksaan dari kepala hingga leher mulai di titik tengkorak.
iii.
Lokalisasi waktu
Perkiraan waktu antara injeksi dan
pemindaian harus diberikan. Dalam kebanyakan kasus, kisaran yang tepat, seperti
60-90 menit, namun catatan khusus harus diberikan pada kasus dimana memiliki waktu lokalisasi yang lebih pendek atau lebih panjang dari biasanya.
iv.
Serum glukosa darah
Serum glukosa darah harus diukur pada pasien yang
menjalani FDG-PET atau PET / CT untuk mematuhi pedoman ACR. Hasil dari
pengukuran serum glukosa harus dimasukkan dalam laporan. Selain relevansinya
dengan interpretasi dari penelitian ini, glukosa darah penting ketika akan menindaklanjuti scan yang dilakukan di tingkat
glukosa serum berbeda.
v.
Obat dan Intervensi
Jika obat diberikan kepada pasien sebagai
bagian dari prosedur (yaitu anxiolytics, furosemid, dll) jenis, dosis,
dan cara pemakaiannya perlu diperhatikan. Setiap intervensi dilakukan
sebagai bagian dari prosedur ini juga harus dijelaskan, seperti penempatan
kateter kemih.
vi.
Rincian Lain
Beberapa PET / CT menggunakan akuisisi
tambahan, seperti pemindaian dada yang tertunda untuk pasien dengan nodul paru tak
tentu, atau pencitraan otak khusus pada pasien dengan kecendrungan memiliki penyakit serebral. Beberapa pasien di-scan di posisi tertentu, seperti
untuk perencanaan terapi radiasi, dengan menggunakan perangkat imobilisasi.
Klinis pencitraan dengan Biograph Selama umur 3 tahun perusahaan, prototipe PET/CT di University of Pittsburgh didirikan pentingnya fungsional digabungkan dan anatomi pencitraan untuk diagnosis, pentahapan dan terapi pemantauan di onkologi. Rincian dari studi klinis yang diperoleh pada prototipe dapat ditemukan di tempat lain. Sumber transmisi batang
juga dihapus dan dikoreksi peredaman
seluruhnya pada CT-berbasis. Sebuah
desain tempat tidur pasien baru memungkinkan dikombinasikan pada pemeriksaan PET dan CT adalah dengan jarak 145 cm. Kasur
pasien terpasang di salah satu ujung untuk alas dan bergerak di floormounted rel.
Sebuah palet datar yang tersedia untuk radiasi terapi pasien, dan diameter keduanya adalah 70 cm pada PET dan CT, pada jarak inilah akan memfasilitasi posisi pasien tersebut. Sementara secara keseluruhan panjang lorong adalah 110 cm. Akuisisi PET / CT dimulai dengan injeksi MBq 370 FDG dan jangka waktu pengambilan 60 menit. Pasien kemudian diposisikan dalam pemindai dengan bagian transaxial akan dicitrakan selaras dengan FOV dari CT. Scan awal dilakukan untuk menentukan rentang aksial dari spiral pada saat scan. Pada saat pasien diperbolehkan untuk bernapas pendek-pendek selama scanning CT.
Sebuah palet datar yang tersedia untuk radiasi terapi pasien, dan diameter keduanya adalah 70 cm pada PET dan CT, pada jarak inilah akan memfasilitasi posisi pasien tersebut. Sementara secara keseluruhan panjang lorong adalah 110 cm. Akuisisi PET / CT dimulai dengan injeksi MBq 370 FDG dan jangka waktu pengambilan 60 menit. Pasien kemudian diposisikan dalam pemindai dengan bagian transaxial akan dicitrakan selaras dengan FOV dari CT. Scan awal dilakukan untuk menentukan rentang aksial dari spiral pada saat scan. Pada saat pasien diperbolehkan untuk bernapas pendek-pendek selama scanning CT.
Gambar 4. Prosedur PET/CT
Pelindung adalah faktor yang paling penting
yang mempengaruhi dosis yang terakumulasi
pada jari pada saat preparasi. Pelindung pada syringe menyediakan visibilities baik, harus juga digunakan untuk suntikan. Selain
itu, pelindung juga memberikan kontribusi yang optimalisasi pada dosis tubuh, dapat melindungi
lingkungan terhadap
radiasi pengion yang dipancarkan. Jarum suntik tanpa pelindung tidak boleh ditangani langsung.
Proses selanjutnya dilakukan dengan menggunakan teknik khusus sistem pelindung otomatis dengan menggabungkan pengeluaran yang aman dan infus 18F-FDG juga tersedia (misalnya MEDRAD IntegoTM dan Lemer-Pax Posijet). Kedua sistem tersebut dirancang untuk menggantikan proses
manual persiapan dosis dan
injeksi. Namun demikian, teknik otomatis tampaknya menjadi sarana yang sangat menjanjikan menurunkan dosis yang
terakumulasi pada jari (Gambar 5).
Gambar 5.
Teknik khusus atau otomatis
Pemantauan pajanan pribadi pada seluruh tubuh dideteksi dengan dosimeter. Kenaikan pesat dalam 18F-FDG PET-CT studi menimbulkan pertanyaan apakah seluruh tubuh terkena paparan ekstremitas harus terus dipantau bawah batas regulasi. Pemantauan dosis staf diperlukan untuk mengkonfirmasi bahwa tingkat perlindungan tertinggi telah tercapai. Semua staf yang bekerja di fasilitas PET-CT harus memakai sebuah dosimeter pribadi (meliputi OSL, TLD, film badge, dosimeter elektronik). Selain itu, staf mempersiapkan dan menyuntikkan dosis FDG harus memakai dosimeter pada jari untuk menunjukkan bahwa dosis setara tidak melebihi dalam batas 500 mSv per tahun.
Gambar 6. Perlindungan tubuh terhadap paparan
Dosimeter harus dipakai secara rutin dan
pada posisi yang tepat. Evaluasi kerja mengharuskan semua pengguna untuk
memakai dosimeter mereka setiap hari dan selalu dalam tempat yang sama. Dosimeter cincin harus
dipakai dengan jari yang sama dan dalam orientasi yang sama sehubungan dengan sumber radiasi. Karena hampir seluruh
bagian terbuka dari tangan kemungkinan besar yang terkena paparan berada pada ujung telunjuk dan
jari tengah. Sebuah faktor pengali secara empiris dapat diterapkan untuk dosis yang dicatat oleh dosimeter cincin
tergantung di sisi mana dari tangan dosimeter tersebut elemen dipakai.
2.8.Contoh dan Interpretasi
Kasus 1
Seorang wanita 54 tahun dengan riwayat
serviks kanker dirujuk untuk sebuah studi PET/CT sebelum untuk menerima terapi radiasi untuk kambuh. Itu scan (Gambar 4a, b, c) mengungkapkan fokus
serapan FDG di dua node dinding samping kiri panggul belum dicatat pada terakhir klinis CT. Pemindaian juga
menunjukkan ringan FDG serapan di daerah para-aorta di tingkat T-11 (tidak ditampilkan). Hasil tersebut
bisa berpotensi memodifikasi rencana terapi radiasi pengobatan.
Gambar 7. Kasus 1
Kasus 2
Seorang
pria 73 tahun dengan riwayat usus besar kanker telah
menjalani sigmoidectomy dan kemoterapi. Sebuah PET pemeriksaan klinis 2 bulan sebelum PET/CT telah dibaca seperti biasa. Sebuah CT scan terakhir menunjukkan lesi hati mungkin dan abnormal para-aorta node. PET/CT pemeriksaan jelas menunjukkan serapan intens FDG (fluorine-18 fluorodeoxy glucose) dalam kanan anterior para-aorta kelenjar getah bening
(Gambar 5a, b,
c), dan dalam lesi hati (Gambar 5d, e, f), baik sesuai dengan keganasan.
Gambar 8. Kasus 2
Dari semua kanker, kanker
paru-paru adalah yang paling sering
dan yang paling mematikan. Predisposisi faktor
untuk kanker ini termasuk merokok dan pasif
merokok, asbes, polusi udara dan paparan
radon. Pada kanker paru-paru jarang atau bahkan tidak
memiliki gejala; pada kesempatan lain gejala
dapat bervariasi dan meliputi: terus menerus batuk, dispnea, ketidaknyamanan dada, hemoptisis, suara serak, anoreksia dan berat badan turun tanpa diketahui
penyebabnya.
NSCLC (non-small cell lung cancer) terdiri dari beberapa kanker
(misalnya adenokarsinoma, karsinoma
sel skuamosa dan karsinoma
sel besar) dan masing-masing memiliki sendiri karakteristik. Untuk sebagian besar pasien dengan
NSCLC, perawatan saat ini tidak menyembuhkan kanker. NSCLC dapat didiagnosis atau dikeluarkan oleh menggunakan berbagai alat diagnostik dan teknik, termasuk pemeriksaan fisik, x-ray dada, CT, sputum sitologi, jarum halus aspirasi, bronkoskopi dan PET-CT. Hampir semua jenis NSCLC adalah FDG avid. Gambar 3 menggambarkan sebuah FDG scan pada pasien dengan NSCLC. Menggunakan klasifikasi stadium TNM [10], ini pasien memiliki T2, N0, M0.
Gambar 9. Hasil scan pasien dengan NSCLC
Contoh normal Report # 1 -
Limfoma Negatif
Nama Pasien : Smith,
John V
Tanggal Ujian : __/__/__
MRN / DOB : 123456-7
Pemeriksaan : 18F-FDG PET / CT Scan, Skull Base untuk Mid-Paha
Riwayat Medis : Restaging limfoma folikuler, status pasca kemoterapi
selesai pada 2004
Prosedur :
12,5 MCI
(18F)-fluorodeoxyglucose diberikan secara intravena melalui vena antecubital
benar. Untuk memungkinkan untuk distribusi dan pengambilan radiotracer, pasien
diperbolehkan beristirahat selama 60-90 menit di ruang terlindung. Pencitraan
dilakukan pada integrated 16-slice PET / CT scanner, dengan pemindaian dari
dasar tengkorak ke paha pertengahan. Serum darah glukosa pada saat injeksi itu
diukur pada 104 mg / dL. CT scan dilakukan tanpa bahan kontras oral atau intravena.
Perbandingan : Sebelumnya PET/CT dilakukan 7/10/07 dan CT
dilakukan 5/4/07
Temuan :
Kepala
dan Leher:
Tidak ada hipermetabolisme nodal di leher.
Ukuran divisualisasikan, otak yang normal dalam penampilan pada CT.
Dada:
Tidak ada hipermetabolisme nodal di dada. Ada
sedikit perubahan dari emphysema centrilobular di apeks paru-paru. Tidak ada
nodul paru.
Perut dan
Pelvis:
Tidak ada hipermetabolisme nodal dalam rantai
retroperitoneal atau panggul. Limpa adalah normal dalam ukuran dan aviditas
FDG.
Catatan ringan terbuat dari batu kecil di
lumen kandung empedu, tanpa bukti CT kolesistitis.
Muskuloskeletal:
Pengambilan sumsum berada dalam kisaran
normal.
Kesan : Tidak ada bukti limfoma berulang
Contoh normal Laporan # 2 -
SPN Negatif
Nama Pasien : Smith, John V
Nomor Rekord : 123456-7
Pemeriksaan : PET / CT Dasar tengkorak ke paha pertengahan
Tanggal Pengujian : __/__/__
Riwayat Medis :
Mr Smith
adalah seorang pria berusia 64 tahun yang kebetulan ditemukan memiliki nodul
lobus kanan atas paru di dada x-ray.
CT pada
07/01/2008 menunjukkan 10 mm, halus, nodul non klasifikasi pada lobus kanan
atas. Tidak ada adenopati hilus atau mediastinum.
Pasien
memiliki riwayat merokok 40tahun, dan tidak ada sejarah kanker. Pasien dirujuk
untuk PET / CT untuk karakterisasi metabolik dari nodul untuk menentukan
kemungkinan keganasan.
Radiofarmaka: F-18 fluorodeoxyglucose (FGD) 15.0 mCi IV.
Studi Perbandingan: CT Thorax
07/01/2008
Prosedur :
Pasien
yang berpuasa sebelumnya memiliki kadar glukosa dalam darah adalah 100 mg/dL.
Pasien diposisikan di pemindai PET/CT sekitar 60 menit setelah injeksi
radiofarmaka. Non-kontras, CT scan diakuisisi dari dasar tengkorak melalui
wilayah inguinal. Scan emisi 3D dari daerah yang sama diperoleh pada 6 posisi
selama 12 menit. Gambar dalam transaxial, koronal, dan sagital.
Temuan :
Kepala dan leher:
Tidak ada
adenopati serviks. Fisiologis FDG serapan terlihat pada orofaring, kelenjar
ludah, dan laring.
Thorax:
Pada
permukaan halus seluas 10 x 12 mm, nodul non kalsifikasi di lobus atas paru
kanan yang tidak berubah dibandingkan dengan CT pada 07/01/2008, dan tidak
menunjukkan serapan FDG. Tidak ada nodul paru-paru lainnya atau kelainan
parenkim yang signifikan. Tidak ada supraklavikula atau adenopati. Tidak ada
adenopati hilus atau mediastinum. Normal FDG serapan terlihat sepanjang kedua
paru-paru. Terdapat kelainan pleura atau
perikardial. Fisiologis FDG serapan dicatat di dalam hati. Kaliber aorta dada
adalah normal. Tiroid
kelenjar
adalah normal.
Perut dan panggul:
Tidak ada
adenopati atau hipermetabolisme nodal di perut atau panggul. Hati, kandung
empedu, pankreas, dan limpa adalah normal. Ada tidak ada nodul adrenal.
Ekskresi FDG terlihat secara Fisiologis dalam ginjal dan kandung kemih. Pada
aorta perut adalah normal.
Muskuloskeletal:
FDG
aktivitas normal terlihat dalam kerangka aksial. Tidak ada lesi litik blastic
atau dicatat pada CT.
Kesan :
10 x 12
mm kanan lobus atas paru nodul dilihat pada CT tidak menunjukkan serapan FGD di
atas latar belakang daerah, menunjukkan etiologi (jinak). Sebagai kelas rendah keganasan paru seperti karsinoma bronchoalveolar
mungkin tidak hipermetabolik di PET, CT menindaklanjuti dianjurkan untuk menjamin stabilitas nodul.
2.9.Bahaya Alat Scan PET/CT
PET dan CT scan merupakan
prosedur yang telah digunakan selama puluhan tahun dan terbukti memiliki efek
samping minimal. Namun tetap saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Kedua jenis pemindaian ini melibatkan penggunaan radiasi. CT scan mungkin
sedikit meningkatkan risiko perkembangan kanker. Namun, risiko ini sangat kecil
dibanding dengan manfaat CT scan itu sendiri.
CT scan harus digunakan
hanya ketika memang diperlukan. Wanita hamil atau menyusui harus
menginformasikan dokter sebelum menjalani PET atau CT scan.
Pada tahun 2009, US
Food and Drug Administration (FDA) menyelidiki kasus paparan radiasi berlebihan
terkait dengan CT scan. Menurut FDA, paparan yang berlebihan mungkin tidak
terdeteksi selama pemindaian sehingga menempatkan pasien pada peningkatan
risiko jangka panjang radiasi. FDA menyediakan daftar dosis radiasi yang
direkomendasikan untuk mencegah paparan radiasi yang berlebih.
2.10.
Tindakan Awal Bila
Terjadi Kecelakaan
Pemantauan
pajanan pribadi seluruh tubuh menggunakan dosimeter sangat penting. Kenaikan pesat
dalam 18F-FDG PET/CT studi menimbulkan pertanyaan apakah seluruh tubuh dan
eksposur ekstremitas sedang dipertahankan bawah batas regulasi. Pemantauan
dosis staf diperlukan untuk mengkonfirmasi bahwa tingkat perlindungan tertinggi
telah tercapai. Semua staf yang bekerja di fasilitas PET/CT harus memakai
sebuah dosimeter pribadi (OSL, TLD, film badge, dosimeter elektronik). Selain
itu, pada saat staf mempersiapkan dan menyuntikkan dosis FDG harus memakai
dosimeter pada jari, untuk menunjukkan bahwa dosis setara tidak melebihi
tahunan batas 500 mSv. Regular eksposur dekat dengan batas tersebut tidak
sesuai dengan yang ALARA prinsip mendasar.
Risiko
Karena dosis radiotracer dikelola kecil, prosedur diagnostik
kedokteran nuklir menyebabkan paparan radiasi rendah, yang dapat diterima untuk
uji diagnostik. Dengan demikian, risiko radiasi sangat rendah dibandingkan
dengan manfaat potensial. Prosedur diagnostik pada nuklir kedokteran telah
digunakan selama lebih dari lima dekade. Risiko dari pengobatan selalu
dibandingkan terhadap manfaat potensial dari kedokteran nuklir yang digunakan
untuk terapi. Sebelumnya oleh staf akan diberitahu tentang semua risiko yang
mungkin terjadi sebelum perlakuan. Reaksi alergi terhadap radiofarmasi dapat
terjadi tetapi sangat jarang dan biasanya ringan. Namun demikian, Anda harus menginformasikan
kepada staf kedokteran nuklir tentang segala alergi yang mungkin Anda miliki
atau masalah lain yang mungkin terjadi selama pemeriksaan kedokteran nuklir
sebelumnya.
Injeksi radiotracer dapat
menyebabkan rasa sakit sedikit dan kemerahan yang cepat harus diselesaikan.
Pada wanita hamil atau yang sedang menyusui, harus selalu memberitahu dokter
atau teknolog radiologi, jika ada kemungkinan apapun.
2.11.
Kelompok
orang yang cocok melakukan pemeriksaan PET/CT
ü Penanda tumor yang tidak normal
ü Ada sejarah keluarga yang terkena kanker
ü Orang yang sering kontak dengan zat karsinogen atau zat penyebab kanker
ü Orang yang mempunyai riwayat penyakit yang mudah berubah menjadi kanker
ü Penderita kanker yang ingin mengetahui lebih lanjut sesuatu yang
berkaitan dengan penyakitnya atau keadaan kankernya
ü Check up kesehatan untuk memeriksa tumor bagi orang berusia 30 tahun ke
atas
KESIMPULAN
Positron Emission Tomography – Computed Tomography (PET - CT)
adalah suatu alat kedokteran di bidang pemeriksaan diagnostik radiologi , yang menggabungkan
Positron Emission Tomography (PET) dengan x-ray Computed Tomography (CT) dalam
satu perangkat, sehingga pencitraan dari keduanya dapat diambil secara
berurutan dan hasilnya dapat digabungkan dalam satu gambar. PET/CT merupakan
teknologi yang menggunakan cara anatomi untuk melakukan pemeriksaan imaging
terhadap fungsi, metabolisme dan reseptor tubuh, dapat mendeteksi dengan tepat
tanpa melukai tubuh, berkemampuan diferensiasi dan sensitif yang tinggi untuk
memeriksa keberadaan lesi kanker yang kecil sekalipun dan deteksi dini kanker
pada stadium awal, tingkat kecermatan diagnosis mencapai di atas 90%.
Prinsip
dari penggunaan alat ini adalah penangkapan gambar pada metabolisme tumor
terutama melalui beberapa radio nuklida seperti 18F-FDG(18F-2-fluro-D-deoxy-glucose),
radio nuklida ini akan membuat metabolisme tumor tersebut mengeluarkan zat
tertentu yang dapat dijadikan sebagai tanda jejak sel tumor dan menampilkan
dalam bentuk gambar, sehingga dapat secara jelas memperlihatkan reaksi
perbedaan metabolisme jaringan sel normal tubuh dan jaringan tumor, dengan
begitu dapat mendeteksi dini tumor, pemilihan rancangan pengobatan, dan
memantau hasil pengobatan.
Alat
ini telah terbukti memiliki efek samping minimal, tetapi terdapat resiko dalam
menggunakan alat ini sebagai pengobatan atau terapi, yaitu reaksi alergi
terhadap radiofarmasi dapat terjadi tetapi sangat jarang dan biasanya ringan; injeksi
radiotracer dapat menyebabkan rasa sakit sedikit dan kemerahan yang cepat harus
diselesaikan; pada wanita hamil atau yang sedang menyusui, harus selalu
memberitahu dokter atau teknolog radiologi, jika ada kemungkinan apapun.
DAFTAR PUSTAKA
______.[http://www.naturindonesia.com/kanker/349-pemeriksaan-pet-ct-scan.html]
Diakses 28 Februari 2012 pk20:00.
______.[http://www.news-medical.net/health/History-of-Nuclear-Medicine-(Indonesian).aspx]
Diakses 25 Februari 2012 pk00:51.
Anna, Lusia Kus. 2011.
Teknologi Nuklir Bantu Dokter Intip Kanker. [http://health.kompas.com/read/2011/06/24/14295115/Teknologi.Nuklir.Bantu.Dokter.Intip.Kanker]
Diakses 7 Maret 2012 pk07:31.
Cancer Website of
Modern Hospital GuangZhou.
[http://www.cancerhospital.co.id/treatment/equipments/92.html] Diakses 5 April
2012 pk00:28.
PETNET Solutions. [http://www.petscaninfo.com/zportal/portals/phys/petct/history]
Diakses 5 April 2012 pk01:18.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar