BAB I
PENDAHULUAN
Uji partikulat untuk partikulat asing dalam sediaan injeksi
merupakan proses yang paling sulit dalam tahapan proses quality control. Pada
zaman di mana peralatan canggih belum berkembang, proses pengujian hanya
melibatkan pengamatan mata manusia. Namun seiring berkembangnya ilmu
pengetahuan, disadari bahwa pengamatan mata manusia saja tidak cukup untuk
mendeteksi partikulat asing yang mungkin ada dalam sediaan. Dewasa ini metode
yang dapat dipakai untuk menguji partikulat asing antara lain:
·
Pengamatan visible: manual
·
Pengamatan visible: otomatis
·
Mikroskop otomatis
·
Elektronik counter
Kehadiran partikulat dalam sediaan dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik dalam proses produksi, bahan baku, peralatan yang
digunakan, maupun kemasan yang digunakan. Kehadiran partikulat ini dalam
sediaan injeksi dapat menimbulkan bahaya biologis. Bahaya akan kehadiran
partikulat asing dalam sediaan injeksi ini mulai dilaporkan pada tahun 1950an.
Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh partikulat asing antara lain, timbulnya
granuloma paru dan emboli. Menyadari bahaya dari kehadiran partikulat asing
dalam sediaan injeksi, maka banyak penelitian pun dilakukan untuk mendeteksi
kehadiran partikulat asing tersebut. Pada awalnya peneliti hanya menggunakan
mata telanjang untuk mendeteksi kehadiran partikulat tersebut, namun para
peneliti menyadari bahwa kemampuan mata telanjang terbatas untuk mendeteksi
partikulat asing tersebut, sedangkan banyak partikulat asing yang ukurannya
sangat kecil, sehingga tidak dapa dilihat dengan mata biasa. Oleh karena itu
para peneliti mulai mencari metode dan peralatan lain guna mendeteksi kehadiran
partikulat asing tersebut.
Tabel 1. Daftar Partikulat Asing yang Mungkin Terdapat dalam
Sediaan Injeksi
BAB II
ISI
II.1 Pengamatan visible:
Manual methods
Setiap produk akhir harus diinspeksi oleh individu yang
terlatih.
Peralatan
1.
Sumber cahaya yang dapat digunakan adalah cahaya fluoresensi,spotlight, atau polarized. Namun
sumber cahaya yang paling sering dipakai adalah cahaya berfuoresensi
(±13 watt). Sumber cahaya dapat diletakkan di atas, bawah, atau di belakang
unit yang akan diperiksa.
2.
Sebuah background hitam-putih disinari dengan cahaya yang
tidak silau, kondisi demikian merupakan kondisi standar untuk pemeriksaan
kemasan produk. Background putih dipakai untuk mendeteksi partikel yang
berwarna gelap, begitu pula sebaliknya.
Gambar 1. Susunan Alat pada Pemeriksaan Visible: Manual
Prosedur
1.
Kemasan dari larutan parenteral harus bebas dari label dan
stiker yang melekat.
2.
Pegang kemasan pada bagian atas da secara hati-hati putar
bagian pinggang kemasan dengan gerakan memutar yang perlahan. Jika terlalu
cepat, gerakan memutar dapat menimbulkan gelembung pada bagian permukaan.
Gelembung ini dapat menjadi bias antara partikulat pengotor atau gelembung.
3.
Pegang kemasan secara horizontal sekitar 4 inci di bawah
sumber cahaya yang berlawanan arah dengan background hitam-putih. Cahaya harus
dijauhkan dari inspector, dan tangan harus berada di bawah sumber lampu agar
tidak terlalu silau.
4.
Jika tidak ada partikel yang terlihat, balik kemasan secara
perlahan dan amati ada/tidaknya partikel berat yang tidak tersuspensi dengan
gerakan memutar.
5.
Observasi setidaknya dilakukan selama 5 detik untuk setiap
bagian hitam dan 5 detik lagi untuk bagian putih.
6.
Tolak setiap kemasan yang memiliki partikel visible selama
proses inspeksi.
Personel
Seorang inspector menentukan
tingkat kualitas dan keberhasilan dari proses inspeksi manual. Oleh karena itu
pemeriksaan manual secara alamiah menjadi bersifat subjektif. Sebagai standard
minimum seorang inspector harus memiliki pengelihatan yang baik, teliti, tidak
buta warna, memiliki attitude yang baik, serta terlatih.
Standard Penerimaan (Acceptance
Standards)
AQL (Acceptable Quality Levels)
merupakan persentase tertinggi dari unit yang tidak sempurna untuk melepaskan
suatu batch. Secara umum, nilai statistik AQL berkisar antara 0,25-1,00%. Oleh
karena itu jika kita mengambil sampel 315 vial dengan tingkat AQL 0,25% makan
hanya boleh ada 2 vial yang mengandung partikel asing, jika sampai terdapat 3
vial yang mengadung partikel asing, maka akan menybabkan penolakkan satu batch
secara utuh.
II.2 Pemeriksaan
Partikel Secara Visual : Metode Otomatis
Pemeriksaan
visual dengan cara manual merupakan kelanjutan dari pelaksanaan Quality Control
yang biasa dilakukan pada sediaan parenteral. Namun, penglihatan manusia
mempunyai keterbatasan, sehingga pemeriksaan dengan menggunakan teknologi yang
lebih canggih mulai dikembangkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap
pemeriksaan manual yang dilakukan oleh manusia.
Teknologi
memberikan kemajuan yang cukup signifikan dalam menetapkan prosedur pemeriksaan produk parenteral secara
otomatis. Kelemahan dari sistem otomatis, seperti lemahnya performa
standarisasi, variabilitas mesin, dll, sekarang ini sudah mulai dapat
dikurangi.
Pemeriksaan
dengan video menggunakan dua mekanisme dasar untuk pemeriksaan kontainer secara
otomatis. Mekanisme pertama menggunakan imaging optic, dimana partikel
disuspensikan dalam suatu larutan yang diberi penerangan dengan sistem
pencahayaan fiber-optic kemudian dumunculkan dalam layar video.mekanisme
lainnya menggunakan pemeriksaan dengan video secara otomatis berdasarkan
penyebaran cahaya dari partikel yang akan terdeteksi oleh suatu sistem dan diproyeksikan
ke dalam sistem kamera televisi. Beberapa sistem yang digunakan secara luas
diantaranya, sistem Autoskan , sistem Eisai Ampul Inspection Machine, dan
sistem Schering PDS/A-V. Sistem Prptotron beberapa waktu digunakan juga secara
luas untuk pemeriksaan yang nondestruktif menggunakan sinar laser, tapi saat
ini sudah tidak digunakan.
1.
Sistem Autoskan
Sistem Autoskan menggunakan sinar putih untuk menyinari
partikel yang tersuspensi dalam cairan parenteral. Partikel akan menghamburkan sinar, yang kemudian
akan diterima oleh sistem kamera televisi. Kontainer akan otomatis terapkir
apabila jumlah isinya kurang atau lebih.
Autoskan merupakan sistem pemeriksaan otomatis pertama yang
dikembangkan untuk mendeteksi partikel asing dalam larutan injekesi. Alat ini
sesuai untuk pemeriksaan vial, ampul, dan syringe. Ampul yang berada pada
rotary feed table kemudian diisikan ke dalam turret. Turret kemudian mengangkat
ampul dan memutarkannya dalam inspection station, disitu terdapat kamera
televisi. Ampul diperbesar dengan intensitas cahaya yang tinggi. Cahaya ini
akan memantulkan partikel yang bergerak di dalam larutan, membuatnya terlihat
oleh kamera. Turret terdiri dari motor penggerak yang terus berputar dan
berjenti sesaat ketika ampul di depan kamera. Kecepatan berputarnya diatur
untuk membuat partikel bergerak dan membentuk pusaran di tengah-tengah larutan.
Ada semacam master picture yang tersimpan sebagai memory
elektronik dalam sistem Autoskan sebagai standar pembanding tingkat kepenuhan
dari setiap kontainer yang diperiksa. Autoskan memiliki kapabilitan pemeriksaan
antara 1800 sampai 4500 kontainer per jam, waktu untuk mengecek tingkat
kepenuhan kurang dari 1 detik per kontainer.
2.
Sistem Eisai Ampul Inspection Machine
Sistem Eisai AIM menggunakan sinar putih sebagai sumber untuk
mendeteksi partikel seperti pada sistem Autoskan. Namun perbedaannya, Autoskan
mendeteksi akibat adanya peghamburan cahaya oleh partikel, sedangkan sistem
Eisai AIM mendeteksi pergerakan bayangan yang dihasilkan oleh partikel asing
dalam larutan. Seperti pada Autoskan, masing-masing kontainer akan berputar
lalu berhenti sehingga hanya larutan dalam kontainer yang masih berputar ketika
kontainer diberi sinar. Jika ada partikel asing yang melayang dan berputar
dalam larutan, sinar yang ditransmusikan ke dalam larutan akan terhalang dan
bayangan akang terbentuk oleh partikel asing yang bergerak. Sistem Eisai
menggunakan phototransistor yang akan mengubah bayangan yan bergerak menjadi
sinyal-sinyal listrik. Sinyal akan dibandingkan dengan sensitivitas sinyal
standar yang telah diatur sebelumnya. Apabila sensitivitas standarnya
melampaui, maka kontainer akan diapkir.
Sistem Eisai juga dapat mendeteksi ketepatan volume larutan.
Sistem Eisai juga mempunyai kemampuan dalam menyesuaikan perbedaan ukuran
ampul, warna, dan juga viskositas larutan.
Mekanisme kerja dari sistem Eisai dapat dilihat pada gambar.
Ampul diangkut oleh roda bergerigi ke meja pemeriksaan, diputar dengan
kecepatan tinggi, dan dihentikan sebelum disinari. Ketika ampul disinari, sinar
proyektor dan detektor mengikuti ampul sementara larutan masih membentuk
pusaran. Setelah satu ampul diperiksa oleh dua set proyektor dan reseptor,
ampul berikutnya mengalami proses yang sama. Sistem AIM secara otomatis
menghitung berapa jumlah yang diterima dan diapkir dan angkanya tertera pada
layar/panel.
3.
Sistem Schering PDS/A-V
Perusahaan Schering telah mematenkan PDS/A-V sebuah sistem
pemeriksaan partikel full otomatis. Kontainer diangkut dari penampan ke roda
bergerigi tempat pemeriksaan. Sinar langsung diarahkan ke kontainer menggunakan
pipa fiber-optic yang telah digabungkan yang kemudian membentuk celah yang
sempit. Kemudian kontainer diputar, terbentuk pusaran di dalam. Keseluruhan
kontainer di-scan dengan fiber-optic image dissector yang akan membentuk latar
gambar yang berlapis-lapis dari keseluruhan volume larutan. Image dissector
akan mentransmisikan hamburan sinar akibat adanya partikel yang bergerak dalam
kontainer untuk mengatur kecocokan photodioda dimana sinar akan diubah menjadi
sinyal-sinyal listrik lalu kemudian diproses.
Hanya sinyal dari partikel bergerak yang akan diproses, dengan demikian
kerusakan kontainer tidak akan mengakibatkan kesalahan mengapkir. Image
dissector pertama-tama memeriksa cahaya di bagian bawah kontainer untuk
partikel gelas, kemudian keseluruhan kontainer untuk partikel lainnya. Alat ini
dapat memeriksa 10.000 kontainer per jam.
II.3 USP TEST UNTUK MASALAH PARTIKULAT
SUBVISIBLE
VOLUME suntikan BESAR UNTUK SATU-DOSIS
Infus dan suntikan VOLUME KECIL
Setelah beberapa
tahun upaya kolaborasi antara laboratorium dari FDA, universitas, dan farmasi
produsen, metode di Tambahan Pertama USP (edisi 19) pada tahun 1975 untuk
analisis partikulat dan spesifikasi untuk rilis dosis tunggal sediaan
parenteral volume besar (LVP sekarang
LVI). Metode asli yang melibatkan penyaringan dari 25 ml larutan melalui
membran ultraclean, filtrasi perakitan, kemudian mengamati dan menghitung
membran partikel terperangkap di permukaan di bawah mikroskop menggunakan 100x
pembesaran.
Sejak kedatangan
uji mikroskopis untuk solusi LVI, beban partikel dalam solusi ini secara
substansial berkurang. Ini diakui di awal 1980-an sehingga perhatian berbalik
untuk menetapkan standar partikel subvisible untuk smallvolume injeksi. Oleh USP
XXI (Juli 1985), mengaburkan cahaya elektronik (LO) diperkenalkan cara uji
untuk SVIs. Sampai sekitar 2000, LVIs dievaluasi untuk subvisible partikulat
menggunakan metode mikroskopis, sedangkan SVIs itu terutama dievaluasi oleh
metode mengaburkan cahaya. Namun, efektif dengan USP XXV, baik LVI dan solusi
SVI sekarang terutama dievaluasi kehadiran subvisible partikel dengan metode
mengaburkan cahaya. Jika metode
mengaburkan cahaya tidak dapat digunakan, maka metode mikroskopis
diperbolehkan. Banyak perusahaan melakukan kedua metode, mengukur jumlah dan
jenis partikel . Juga efektif dengan USP
XXV, baik LVIs dan SVIs mengikuti test USP pedoman umum yang sama (alat uji,
kalibrasi, uji lingkungan, uji prosedur, dan perhitungan) untuk kedua metode
mengaburkan cahaya partikel hitung uji (hal. 2046-2052) dan menghitung uji
partikel mikroskopis (hal. 2046-2052).
II.4 Pengembangan-Volume Injeksi Subvisible Kecil
Uji Partikel
Kembali pada awal
tahun 1980, ada konsensus umum bahwa batas-batas ini terlalu ketat LVI untuk
solusi SVI dan, pada kenyataannya,
seharusnya tidak batas partikel karena (a) volume dikelola jauh lebih
kecil daripada untuk LVIs, dan (b) bahaya kesehatan dari partikel disuntikkan
tidak tegas didirikan. Namun demikian, studi disponsori USP menetapkan batas
partikel untuk solusi yang wajar untuk kedua SVI sudut pandang keselamatan dan
sudut pandang pengendalian kualitas dicapai oleh industri parenteral. Dua
proposal partikel batas SVI diterbitkan pada akhir 1983. Salah satunya adalah berdasarkan
partikel per kontainer yang diusulkan oleh Sub-komite USP pada Produk
parenteral. Proposal yang lainnya, oleh Panel USP di Produk steril, didasarkan
pada partikel per mililiter. Usulan USP panel didasarkan pada data dari FDA
survei sejumlah besar volume-parenteral kecil. Jumlah partikel diperoleh dari
partikel counter elektronik(HIAC, Divisi Instrumen Akurasi Tinggi). Setelah
menggabungkan data dari semua sampel (157 sampel air dari 19 produk obat, 10
unit per sampel masing-masing), kepercayaan atas 95% batas berarti pada 25 m
dan pada 10 m orang-orang yang terdaftar
di atas.
Pada saat itu, dari
lebih dari 500 produk SVI resmi di USP, 134 dari produk ini memenuhi kriteria
sebagai berikut pemilihan produk yang dikenakan partikulat membatasi hal:
1. Obat ini
biasanya diberikan melalui vena atau arteri atau intrathecally.
2. Obat ini mungkin
untuk digunakan terus menerus atau berulang-ulang untuk pengobatan.
3. Obat hanya untuk
penggunaan darurat, untuk prosedur diagnostik, untuk terapi antikanker, atau
untuk digunakan episodic dikecualikan.
Sementara
laboratorium banyak pilihan untuk menggunakan metode mikroskopis LVI untuk menghitung partikel di
produk SVI, USP XXI memperkenalkan penggunaan sebuah partikel cair-ditanggung
system elektronik counter. awalnya kontroversi atas hasil tes dalam penundaan
tes menjadi resmi sampai Juli 1985. Keluhan utama dari metode USP baru berpusat
di sekitar penggunaan partikel-Royco HIAC counter elektronik. Seperti
menghitung perangkat elektronik, HIAC tidak dapat mengidentifikasi dan ciri
partikel, tidak dapat secara akurat mengukur partikel dimensi terpanjang
(yaitu, mengukur semua partikel sebagai bola), akan menghitung silikon dan
gelembung udara sebagai partikel, dan
standardisasi / kalibrasi HIAC bisa sulit. Juga, banyak produsen
keberatan dipaksa untuk menggunakan alat bahwa pada waktu yang tersedia hanya
dari satu AS utama pemasok.
Kekhawatiran lainnya
selama tes USP diusulkan untuk SVI partikulat termasuk masalah kurangnya
database yang cukup dari batas didirikan; kurangnya validasi dari USP yang
diusulkan metode; dasar bagi yang membutuhkan batas partikel untuk beberapa
produk tetapi tidak untuk orang lain dalam monograf individu; masalah dengan
rincian spesifik di kalibrasi, persiapan, dan penentuan bagian tes; dan
kurangnya konsistensi antara yang LVI dan tes SVI untuk partikulat. Ini adalah
dibahas secara lebih rinci. The USP (Pasal 788) persyaratan untuk partikulat
materi di SVIs berlaku efektif pada tahun 1986.
Tes itu menyerukan
penggunaan sebuah partikel cair-ditanggung elektronik sistem menggunakan
mengaburkan sensor berbasis cahaya dengan perangkat sampel-makan yang cocok.
The USPrecommended The USPrecommended Pasifik Ilmiah, pembuat HIAC / counter
partikel Royco,dan sensor menggunakan diproduksi oleh Russell Laboratories.
II.5 ELEKTRONIK PARTIKEL COUNTER
Keterbatasan
pemeriksaan mikroskopis manusia dan analitis metode dalam mendeteksi partikulat
di injeksi produk telah mengharuskan penggunaan dan kemajuan elektronik menghitung partikel-metode dalam industri
farmasi. Pada tahun 1986, USP diterapkan untuk pertama kalinya elektronik
partikel-metode penghitungan yang digunakan dalam pengujian materi partikulat
suntikan kecil. Kontroversi banyak atas jenis, standardisasi, dan keterbatasan
elektronik particlecounting metode terus selama bertahun-tahun. Konferensi
Deteksi Partikel, Metrologi, dan Kontrol Internasional tahun 1987menyimpulkan
dengan persepsi umum yang ada tetap pengukuran banyak masalah dengan partikel
elektronik counter. Namun, tahun 1990 Konferensi ditutup Partikel pada catatan
sangat optimis bahwa kesalahan dasar mekanisme telah diidentifikasi, dan yang
akurat direplikasi partikel, data yang ada dalam jangkauan. Ini terus
kemajuan dan masalah akan dibahas dalam bagian ini.Dua keuntungan utama dari
partikel counter elektronik mereka
otomatis karakteristik dan kecepatan di mana mereka menyelesaikan pengukuran
partikulat. Dua besar kerugian menghalangi analisis partikel elektronik
frombecoming lebih diterima berarti untuk mengukur kontaminasi partikel: Mereka
tidak bisa membedakan antara berbagai jenis partikel, dan mereka mengukur
ukuran berbeda dari partikel mikroskopis metode. Keuntungan dan kerugian ini
dijelaskan secara lebih rinci setelah pertama kali melihat prinsip-prinsip
dasar berbeda jenis elektronik partikel-metode penghitungan.
Prinsip Tahanan Listrik (Counter Coulter)
The Coulter Counter
mendeteksi partikel oleh mengukur perubahan dalam hambatan listrik yang
dihasilkan ketika partikel memindahkan suatu bagian dari solusi elektrolit yang
berada antara dua elektroda. Perubahan dalam perlawanan secara langsung sebanding
dengan volume partikel. Oleh karena itu memperlakukan Counter partikel sebagai
objek tiga dimensi. Hal ini dapat dibedakan dengan prinsip-penyumbatan ringan,
yang dilihat partikel dalam dua dimensi dan dengan demikian menghitung luas
daripada volume partikel. Coulter Counters mempekerjakan tabung aperture dengan
diketahui mikrometer pembukaan yang direndam dalam volume parenteral solution.
Rasio diameter lubang diameter partikel harus kurang dari 0,3 untuk
proporsionalitas langsung perlawanan perubahan dan volume partikel sah
Analisis Partikel
harus terjadi dalam sebuah dikendalikan ruangan bersih di bawah efisiensi
tinggi partikulat udara (HEPA)-disaring udara untuk meminimalkan partikel
memasuki lingkungan solusi sampel. Aperture tabung direndam dalam larutan
intravena, harus elektrolitik. Jika tidak, suatu larutan elektrolit (Misalnya,
natrium klorida steril untuk injeksi) harus ditambahkan. Ini menyajikan sebuah
kerugian yang besar dalam penggunaan Coulter Counter jika solusi elektrolit
harus ditambahkan.Solusinya sendiri dapat menambahkan sejumlah besar partikel
sampel
solution. Kosong
kontrol yang tepat harus digunakan untuk mengurangi kontribusi partikulat yang
disebabkan oleh ditambahkan elektrolisis solution. Alat yang mempekerjakan
manometer untuk sampel dari larutan infus. Hitungan diukur dalam volume yang
sangat kecil mungkin terlalu rendah (10-20 partikel) . Sebagai kesimpulan,
Keuntungan
1. Partikel dihitung secara otomatis.
2. Parenteral
solutions, electrolytes or nonelectrolytes,bisa dihitung.
3. Instrument mudah dikalibrasi dan digunakan.
4. Replikasi
perhitungan sangat bagus.
5. Volume sample could bisa bervariasi.
6. Metode perhitungan dilution“bersih ”
7. Metode perhitungan partikel dilakukan secara langsung
Kerugian
1.Instrument lebih
mahal dibandingkan dengan instrument perhitungan mikroskop optikal
2. Kontaminan particulate contaminant tidak dapat di
identifikasi.
3. Serat partikel dapat memblok pembukaan sensor.
4. Gelembung udara dihitung sebagai partikel.
II.6 LIGHT
OBSCURATION PARTICLE COUNT TEST
Uji digunakan untuk semua injeksi volume kecil yang dikemas
dalam wadah beretiket, yang dinyatakan berisi 100 ml atau kurang, dosis tunggal
atau ganda, sebagai larutan atau larutan hasil rekonstitusi zat padat steril,
apabila pada masing-masing monografi dicantumkan batas bahan partikulat.
Injeksi yang dikemas dalam alat suntik dan kartrit tidak termasuk persyaratan
tersebut kecuali jika dinyatakan dalam masing-masing monografi. Persyaratan ini
tidak berlaku jika monografi mencantumkan pada etiket bahwa sediaan tersebut
harus dipakai dengan penyaringan akhir.
Uji ini memerlukan suatu sistem elektronik penghitung
partikel pengotor cairan yang dilengkapi dengan sensor cahaya redup dengan alat
untuk memasukkan contoh yang sesuai.
Sebelum melakukan prosedur, ada tes awal yang harus
dilakukan:
1.
Penetapan
resolusi sensor. Resolusi ukuran partikel pada alat penghitung bergantung
pada sensor partikel yang digunakan. Lakukan penetapan resolusi penghitung
partikel untuk partikel berukuran 10 µm. Gunakan baku partikel berukuran
tunggal. Simpangan baku relatif baku tersebut kurang dari 5%. Dua metode yang
dapat diterima untuk penetapan resolusi ukuran partikel adalah: (1) dengan
metode manual, yaitu pembuatan kurva hitungan partikel terhadap respons ukuran
partikel dan (2) menggunakan metode elektronik pengukuran dan pemilihan luaran
voltase sensor partikel dilengkapi dengan penganalisis multisaluran.
METODE MANUAL.
Ambil contoh alikot berturut-turut dari suspensi baku ukuran
10 µm pada pengaturan berbagai ambang ukuran partikel (mulai dari 5 µm sampai
15 µm). Besar jangkauan respons ukuran partikel tergantung pada resolusi sensor
partikel dan distribusi baku ukuran partikel. Buat kurva hitungan partikel
terhadap ambang ukuran partikel yang sesuai untuk menetapkan distribusi ukuran
partikel yang teramati (diperoleh hasil distribusi Gauss). Hitung persentase
dengan rumus:
D adalah diameter rata-rata partikel; dan berturut-turut adalah
varian distribusi ukuran teramati dan distribusi partikel baku yang tertera
pada etiket. Resolusi tidak lebih dari 10%.
METODE
ELEKTRONIK.
Rekam distribusi
luaran voltase sensor partikel menggunakan penganalisis multisaluran sambil
mengambil contoh suspensi dengan ukuran partikel baku 10 µm. Lakukan
perhitungan seperti pada Metode Manual.
Resolusi tidak lebih dari 10%.
2.
Laju alir sensor. Pastikan bahwa
laju aliran yang digunakan memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh pabrik
sensor yang digunakan.
3.
Akurasi volume
contoh.
Hitungan partikel berbanding langsung dengan volume cairan contoh, sehingga
akurasi pengambilan volume penting diketahui (atau diketahui berada dalam batas
tertentu). Isi seluruh volume mati dalam alat pengisi dengan air untuk injeksi P. Masukkan 10 ml air untuk injeksi P dalam wadah yang
telah ditara. Ambil 5 ml melalui alat pengisi contoh dan timbang kembali wadah.
Akurasi volume contoh yang terambil ± 5%.
4.
Penetapan
akurasi penghitungan partikel.
LARUTAN UJI.
Buat suspensi dan blanko dari Hitungan Partikel BPFI dengan
urutan sebagai berikut: Lepaskan penutup luar, pita segel, dan setiap label kertas atau yang mudah lepas, cuci
bagian luar wadah seperti yang tertera pada Pencucian
alat kaca dan penutup, dan keringkan dalam aliran udara bebas partikel.
PENETAPAN. Atur alat penghitung pada ukuran 10 µm dan 15 µm.
1)
Campur suspensi dengan membalikkan 25 kali dalam waktu 10
detik.
2)
Awaudarakan dengan ultrasonik ringan selama 30 detik atau
dengan membiarkan selama 2 menit.
3)
Lepaskan tutup.
4)
Aduk isi wadah perlahan-lahan dengan mengoyang-goyangkan atau
dengan alat mekanik. Hati-hati, jangan sampai masuk gelembung udara atau
cemaran. Aduk secara sinambung selama analisis.
5)
Ambil contoh langsung dari wadah 3 kali berturut-turut,
setiap kali tidak kurang dari 5 ml. Buang data pengambilan pertama.
6)
Selesaikan penetapan dalam waktu 5 menit.
Ulangi prosedur yang sama menggunakan blanko.
PERHITUNGAN
Rata-ratakan hasil hitungan dari analisis dua pengambilan
suspensi pada 10 µm. Rata-ratakan hasil analisis dua blanko pada 10 µm. Hitung
jumlah P partikel per ml dengan rumus:
S adalah hitunga
partikel rata-rata dari suspensi; B adalah hitungan partikel rata-rata dari
blanko; V adalah volume rata-rata dalam ml dari 4 pengambilan contoh. Ulangi
perhitungan menggunakan hasil yang diperoleh pada 15 µm.
INTERPRETASI
Alat memenuhi
uji Penetapan akurasi penghitungan
partikel jika hitungan yang diperoleh pada 10 µm adalah antara 3250 dan
4250 per ml dan perbandingan hitungan yang diperoleh pada 15 µm antara 1,5 dan
3,5. Jika alat tidak memenuhi uji Penetapan
akurasi penghitungan partikel, alat harus dikalibrasi ulang dengan
hati-hati dan pengujian diulangi menggunakan suspensi dan blanko yang tersisa.
Jika hasil uji kedua berada dalam batas yang diberikan di atas, alat memenuhi
uji Penetapan akurasi penghitungan
partikel. Jika sistem ini tidak memenuhi uji Penetapan akurasi penghitungan partikel pada uji kedua, sumber
kegagalan harus ditentukan, dikoreksi dan diuji ulang.
PROSEDUR
(Catatan.
Siapkan contoh, alat kaca, penutup dan perlengkapan lain yang diperlukan dalam
lingkungan yang terlindung dengan menggunakan penyaring HEPA (udara partikulat
efisiensi tinggi). Selama persiapan gunakan pakaian bebas partikel dan sarung
tangan bebas serbuk. Sebaiknya lemari pengujian diletakkan di ruang terpisah
yang dialiri udara yang telah dilewatkan penyaring HEPA (udara partikulat
efisiensi tinggi), penyejuk ruangan serta terkondisi dan dijaga agar tekanan
udara positif terhadap daerah sekitar).
Gunakan bejana yang tahan tekanan sampai 100 psi dengan pipa
tahan tekanan yang tidak melepas partikel dan pipa semprot yang dipegang tangan
serta dilengkapi dengan penyaring untuk menyaring air pembersih dan pembuatan
contoh. Gunakan penyaring rata atau halus berpori ukuran 5,0 µm atau kurang.
Untuk tujuan pembakuan dan penyiapan contoh, gunakan wadah kaca yang diperkeras
dan tidak melepaskan partikel, dengan lubang-lubang sekecil mungkin untuk
mengurangi pengotor yang timbul karena tidak hati-hati. Jika menggunakan
penutup, pilih yang tidak melepas partikel seperti politef.
Prosedur yang dilakukan:
1.
Pencucian alat
kaca dan penutup. Cuci alat-alat kaca, penutup dan perlengkapan lain yang
diperlukan dengan merendam dan menyikatnya dalam larutan deterjen nonionik yang
hangat, kemudian bilas dengan air ledeng hangat yang mengalir, lanjutkan
pembilasan dengan mengalirkan air yang telah disaring. Pelarut organik dapat
digunakan untuk memudahkan pencucian. Akhirnya bilas dengan air bertekanan yang
telah disaring menggunakan pipa semprot yang dilengkapi dengan penyaring akhir
atau dengan menggunakan alat lain yang sesuai.
2.
Uji kontrol
partikulat. Lakukan uji untuk menetapkan bahwa lingkungan sesuai untuk
melakukan analisis dan bahwa alat kaca telah benar-benar bersih serta untuk
meyakinkan bahwa air yang digunakan untuk analisis babas partikel. Gunakan air
yang telah disaring dan alat kaca yang telah dibersihkan untuk mengambil 5
contoh air secara berurutan, masing-masing 5 ml. Balikkan tiap contoh 20 kali.
Awaudarakan dengan ultrasonikasi selama 30 detik atau dengan membiarkan selama
2 menit. Aduk setiap contoh air secara mekanik pada kecepatan yang cukup untuk
menimbulkan pusaran lemah selama analisis. Jika 5 partikel berukuran 25 µm atau
25 partikel berukuran 10 µm atau ukuran lebih besar teramati dalam seluruh 25
ml contoh air, maka ini menunjukkan bahwa lingkungan tidak sesuai untuk
analisis, atau air yang sudah disaring dan alat kaca tidak dipersiapkan dengan
baik. Ulangi langkah persiapan sampai lingkungan kerja, air dan alat kaca
sesuai untuk melakukan uji ini.
3.
Kalibrasi. Kalibrasi alat
dengan 3 baku, masing-masing terdiri dari bola polistiren dengan satu ukuran
sama lebih kurang 10 µm, 20 µm dan 30 µm dalam pembawa berupa air. Bila menggunakan
baku pembanding partikulat, perlu mengurangi penggumpalan partikel dan
memastikan kemurnia partikel. Bila diinginkan, tersedia metode yang sesuai
untuk memeriksa bola-bola komersial. Tetapkan akurasi penghitungan dan ukuran
dari alat penghitung cemaran partikel dalam cairan dengan menggunakan bahan
partikulat berbentuk bola dengan ukuran hampir sama yang terdispersi untuk
mengkalibrasi alat penghitung partikel otomatik.
4.
Larutan uji. Siapkan contoh
dengan urutan sebagai berikut: Lepaskan penutup luar pita segel dan semua
etiket kertas lepas, cuci bagian luar wadah seperti cara yang tertera pada Pencucian alat kaca dan penutup dan
keringkan dalam aliran udara bebas partikel. Keluarkan isi wadah seperti
dilakukan pada penggunaan biasa atau sesuai aturan pada etiket kecuali pada
wadah dengan penutup yang dapat dibuka, contoh dapat diambil dengan membuka
tutup dan menuangkan isi wadah ke dalam wadah lain yang bersih.
5.
Penetapan.
A. Sediaan cair
1)
Campur isi wadah dengan membolak-balikkan 25 kali dalam waktu
10 detik. (Catatan. Karena volume beberapa sediaan begitu kecil, diperlukan
pengocokan yang lebih kuat untuk mensuspensikan partikel dengan sempurna).
2)
Buka dan kumpulkan isi dari tidak kurang 10 wadah hingga
memperoleh volume tidak kurang dari 20 ml dalam wadah bersih.
3)
Awaudarakan dengan ultrasonikasi selama 30 detik atau diamkan
selama 2 menit.
4)
Aduk perkahan-lahan memutar dengan tangan atau secara
mekanik, hati-hati jangan sampai masuk gelembung udara atau cemaran lain. Aduk
terus-menerus selama melakukan analisis.
5)
Ambil 3 bagian berturut-turut, tiap bagian tidak kurang dari
5 ml. Buang contoh pengambilan pertama.
Untuk sediaan
dengan volume dalam wadah lebih dari 25 ml, hanya tiga
unit produk sampel yang diambil, dengan pengambilan masing-masing sampel minimal
5 ml.
B. Sediaan Kering atau Terliofilisasi
1)
Buka wadah, hati-hati jangan mencemari penutup.
2)
Konstitusikan dengan sejumlah volume air yang telah disaring
atau pelarut yang tepat dan telah disaring, jika pelarut air tidak sesuai.
3)
Tutup kembali dan kocok seperti pada A.
4)
Lakukan analisis seperti pada A.
C. Untuk sediaan
yang dikemas dalam wadah yang dibuat khusus untuk sediaan obat dan pelarut
dalam wadah terpisah, campur tiap unit kemasan seperti tertera pada etiket.
Lakukan analisis seperti yang tertera pada A.
D. Untuk sediaan
dengan etiket “Kemasan besar untuk
Farmasi”. Bukan untuk infus langsung, lakukan seperti tertera pada A atau B. Lakukan uji pada sejumlah unit yang setara dengan dosis maksimum
yang tertera pada etiket. Untuk perhitungan di bawah, perhatikan kesetaraan
bagian ini terhadap seluruh isi wadah.
Perhitungan
Rata-ratakan hasil hitungan dari 2 contoh yang dianalisis.
Hitung jumlah partikel dalam tiap wadah, PC dengan rumus:
adalah hitungan partikel rata-rata yang
diperoleh dari contoh yang dianalisis; adalah volume dalam ml seluruh contoh yang
dianalisis; adalah volume dalam ml tiap bagian contoh dan adalah jumlah wadah contoh yang digunakan pada
analisis.
Perhitungan berdasarkan USP:
Injeksi volume kecil yang disatukan: PVt
/ Van
Injeksi volume kecil per satuan: PV / Va
Injeksi volume besar per satuan: P / V
dimana P adalah jumlah rata-rata partikel
yang diperoleh dari bagian yang dianalisis, Vt adalah volum (ml) sampel yang
dianalisis, Va adalah volume setiap bagian yang dianalisis, V adalah volume unit
yang diuji, dan n adalah jumlah kontainer dikumpulkan.
Interpretasi
Injeksi volume kecil memenuhi syarat uji jika jumlah
rata-rata partikel yang dikandung tidak lebih dari 10000 tiap wadah yang setara
atau lebih besar dari 10 µm diameter sferik efektif dan tidak lebih dari 1000
tiap wadah sama atau lebih besar dari 25 µm diameter sferik efektif.
Interpretasi berdasarkan USP:
II. 7 MICROSCOPIC
PARTICLE COUNT TEST
Metode ini dalam USP memberikan data kuantitatif dan
kualitatif untuk larutan LVI. Partikel tidak kurang dari 10 mm yang dapat
dihitung, diukur, dan dijelaskan dalam hal bentuk dan, kadang-kadang, sifatnya (misalnya,
serat kapas, potongan kaca, atau sepotong logam).). Gambar dari
membran filter lebih jauh memberikan
sebuah catatan tetap dari hasil uji partikulat.
Perhatian dan kemampuan sangat dibutuhkan untuk mempersiapkan membran, membersihkan
gelas dan peralatan yang digunakan dalam prosedur, dan menggunakan mikroskop.
PROSEDUR
1) Mempersiapkan Peralatan yang Akan Digunakan
· Laminar Air Flow
Semua operasi dan manipulasi harus harus
dilakukan di bawah LAF yang dilengkapi dengan penyaring udara HEPA. Bekerja di
lingkungan LAF tidak pernah bisa
mengganti keperluan demi terjaganya kebersihan dalam menyiapkan sampel dan
analisis. Sebelum melakukan uji, tudung harus dibersihkan dengan pelarut yang
cocok, yaitu 70% etanol atau 70% isopropil alkohol. Penyaring HEPA itu sendiri
tidak dibersihkan dikarenakan kemungkinan rusaknya permukaan filter. ”Tudung”
harus memiliki wadah untuk mengumpulkan pelarut dan sisa yang dihasilkan pada
proses filtrasi.
Semua peralatan kaca dan perlengkapan
yang digunakan telah dibersihkan secara cermat dengan pencucian berturut-turut
menggunakan larutan deterjen hangat, air panas, air dan isopropanol. Semprotkan
air berkali-kali dengan kuat pada permukaan alat yang diletakkan vertical,
lakukan perlahan-lahan dari atas ke bawah dan dilakukan secara bolak-balik.
Lakukan pembilasan dengan isopropanol dalam lemari alir laminar udara yang
dilengkapi dengan penyaring particulat udara berefisiensi tinggi, biarkan
alat-alat mengering dalam lemari asam. Sebaiknya letakkan lemari di ruang
terpisah yang dilengkapi dengan alat penyaring dan pendingin udara, dan
pertahankan tekanan udara lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Sebelum
melakukan uji, bersihkan lemari alir laminar dengan pelarut yang sesuai kecuali
permukaan. Pertahankan kecepatan aliran udara pada 0,45 ± 0,1 meter per detik
· Sarung Tangan Karet
Berdasarkan USP sarung tangan yang digunakan merupakan sarung tangan sesuai bebas serbuk pelincir untuk ujian partikel. Sarung tangan penting dalam
melindungi tangan dari efek dehidrasi alkohol isopropil. Namun, sarung tangan
dapat menciptakan lebih banyak masalah daripada memecahkan masalah. Menggunakan
sarung tangan ukuran yang tidak tepat akan
menciptakan masalah dalam penanganan barang pecah belah dan peralatan. Keterbatasan potensi terbesar sarung tangan adalah
kontribusi mereka dapat menimbulkan kontaminasi partikulat, bahkan setelah
pencucian
· Penyaring Membran Dan Rangkainnya
Penyaring membran dan rangkainnya
sebelum digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu. Caranya yaitu dengan
menggunakan pinset, angkat penyaring membrane berkisi warna kontras dari
wadahnya. Cuci kedua sisi membran dengan aliran air yang telah dimurnikan
dengan penyaringan melalui membran yang sesuai untuk menghilangkan bahan
partikulat berdimensi linier efektif lebih besar dari 5mm, dengan meletakkan penyaring pada posisi vertikal,
mulai pada bagian atas dari sisi tidak berkisi, lewatkan aliran air
berkali-kali pada permukaan dengan perlahan-lahan dari atas ke bawah hingga
partikel terbawa ke bawah lepas dari penyaring, dan ulangi proses pencucian
pada sisi yang berkisi. Tekanan melebihi 2 psi dapat
merusak membran halus. Letakkan membran (sisi yang berkisi menghadap ke
atas) di atas dasar penyangga penyaring, dan pasang corong penyaring dasar
tanpa menyentuh penyaring membran. Balikkan unit rangkaian, cuci bagian dalam
corong selama lebih kurang 10 detik dengan semprotan air yang telah disaring.
Biarkan air mengalir dan letakkan unit pada labu penyaring.
2) Persiapan uji
- Larutan uji.
Masukkan larutan ke dalam wadah. Lalu
kocok larutan dengan cara membalikkan wadah sebanyak 20 kali. Agitasi dapat mempengaruhi distribusi
ukuran partikel sehingga proses pembalikan wadah harus konsisten.
Bersihkan permukaan luar wadah dengan semprotan air dan angkat tutup hati-hati
agar tidak terjadi pengotoran isi wadah. Masukkan 25 ml larutan tadi ke dalam
corong, biarkan selama 1 menit, pasang penghisap udara dan saring. Lepaskan
penghisap udara secara perlahan-lahan dan cuci dinding bagian dalam corong
dengan 25 ml air yang telah disaring. Arahkan semprotan air tersebut sedemikian
rupa untuk mencuci dinding agar bebas dari partikel yang mungkin menempel pada
dinding, tetapi hindarkan agar semprotan tidak mengarah ke atas permukaan
penyaring. Kemudian bilasan disaring dengan hampa udara. Angkat dengan
hati-hati bagian atas rangkaian penyaring, sambil menjaga tetap dalam keadaan hampa
udara. Lepaskan penghisap dan angkat penyaring membran dengan pinset. Letakkan
penyaring pada lempeng petri plastik, bila perlu gunakan gemuk pelumas kran
yang sangat tipis sebagai pra pelapis, untuk menahan penyaring tetap datar dan
tidak bergerak. Biarkan penyaring mengering dengan tutup petri sedikit
meregang. Tutup objek dengan hati-hati, amati di bawah mikroskop yang
dilengkapi dengan mikrosmeter dan hitung partikel pada penyaring seperti pada
penetapan jumlah partikel.
- Membuat blanko
Langkah kerja yang dilakukan sama pada
larutan uji, bedanya pada proses ini tidak membutuhkan larutan uji dan tidak
melakukan proses pembalikkan wadah tetapi langsung mencuci dinding bagian dalam
corong dengan 25 ml air yang telah disaring. Proses selanjutnya sama dengan
lrutan uji.
3) Penetapan jumlah partikel
Mikroskop yang digunakan harus memiliki
dua lensa yaitu lensa objek dengan perbesaran 10 x dan lensa okuler dilengkapi
dengan mikrometer yang bisa mengukur secara akurat partikel dari 10mm sampai 25mm dimensi linear. Amati seluruh penyaring membran di bawah
mikroskop yang sesuai dengan perbesaran 100x dengan penyinaran pada sudut 10o
hingga 20o terhadap garis horizontal. Hitung jumlah partikel dengan
dimensi linear efektif 10 mm atau lebih dan sama atau lebih besar 25 mm dari hasil larutan uji dan larutan blanko. Kurangi
jumlah total partikel yang diperoleh pada membran filter larutan uji dengan
jumlah total dari membran blanko.
[catatan: untuk larutan yang mengandung dekstrosa jangan
menghitung partikel dengan morfologi tidak jelas, yang menunjukkan sedikit atau
sama sekali tanpa relief permukaan dan bebentuk seperti gelatin atau seperti
film. Oleh karena dalam larutan bahan tersebut terdiri dari unit-unit yang
ukurannya sama atau kurang dari 1mm dan hanya dapat dihitung setelah terjadi agregasi dan atau deformasi pada
membran, interpretasi perhitungan dapat dilakukan dengan mengamati contoh
larutan dengan bantuan alat penghitung partikel lektronik yang sesuai.]
4) Interpretasi
Lakukan penetapan duplo dari larutan uji
dan blanko. Jika penetapan blanko menghasilkan lebih dari 5 partikel dengan
dimensi linier efektif 25 mm atau lebih dan (menurut buku Parenteral Quality Control -Sterility,
Pyrogen, Particulate,and Package Integrity Testing)
lebih dari 20 partikel 10 μm atau lebih besar, tes ini tak berlaku,
dan itu menandakan masalah yang serius dalam satu atau lebih bidang berikut: teknik yang buruk, adanya kerusakan filter, pencucian
membran filter yang buruk atau tidak sempurna atau terjadi kebocoran pada
HEPA-filter. ika batas USP tidak lebih dari 12 partikel per mililiter 10 μm atau lebih besar dan tidak lebih dari 2 partikel per
mililiter 25 μm atau lebih besar
Injeksi volume besar untuk infus dosis
tunggal memenuhi syarat uji jika mengandung tidak lebih dari 50 partikel per ml
yang setara atau lebih besar dari 10 mm dan tidak lebih dari 5 partikel per ml yang setara atau lebih besar dari
25 mm dalam dimensi linier efektif (menurur FI IV) atau tidak lebih dari 12 partikel per mililiter 10 μm atau lebih besar dan tidak lebih dari 2 partikel per
mililiter 25 μm atau lebih besar (menurut USP).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Uji partikulat
merupakan uji yang paling sulit dalam quality
control. Uji yang dapat dilakukan untuk uji partikulat antara lain :
·
Pengamatan visible: manual
·
Pengamatan visible: otomatis
·
Mikroskop otomatis
·
Elektronik counter
Masing-masing metode uji yang dilakukan memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing.
mau lihat gambar peralatannya tapi kok di block ya..
BalasHapus