Rabu, 16 Mei 2012

Uji partikulat


BAB I
PENDAHULUAN

Uji partikulat untuk partikulat asing dalam sediaan injeksi merupakan proses yang paling sulit dalam tahapan proses quality control. Pada zaman di mana peralatan canggih belum berkembang, proses pengujian hanya melibatkan pengamatan mata manusia. Namun seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, disadari bahwa pengamatan mata manusia saja tidak cukup untuk mendeteksi partikulat asing yang mungkin ada dalam sediaan. Dewasa ini metode yang dapat dipakai untuk menguji partikulat asing antara lain:
·         Pengamatan visible: manual
·         Pengamatan visible: otomatis
·         Mikroskop otomatis
·         Elektronik counter 
Kehadiran partikulat dalam sediaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dalam proses produksi, bahan baku, peralatan yang digunakan, maupun kemasan yang digunakan. Kehadiran partikulat ini dalam sediaan injeksi dapat menimbulkan bahaya biologis. Bahaya akan kehadiran partikulat asing dalam sediaan injeksi ini mulai dilaporkan pada tahun 1950an. Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh partikulat asing antara lain, timbulnya granuloma paru dan emboli. Menyadari bahaya dari kehadiran partikulat asing dalam sediaan injeksi, maka banyak penelitian pun dilakukan untuk mendeteksi kehadiran partikulat asing tersebut. Pada awalnya peneliti hanya menggunakan mata telanjang untuk mendeteksi kehadiran partikulat tersebut, namun para peneliti menyadari bahwa kemampuan mata telanjang terbatas untuk mendeteksi partikulat asing tersebut, sedangkan banyak partikulat asing yang ukurannya sangat kecil, sehingga tidak dapa dilihat dengan mata biasa. Oleh karena itu para peneliti mulai mencari metode dan peralatan lain guna mendeteksi kehadiran partikulat asing tersebut.
Tabel 1. Daftar Partikulat Asing yang Mungkin Terdapat dalam Sediaan Injeksi


BAB II
ISI

II.1 Pengamatan visible: Manual methods

Setiap produk akhir harus diinspeksi oleh individu yang terlatih.

Peralatan
1.    Sumber cahaya yang dapat digunakan adalah cahaya  fluoresensi,spotlight, atau polarized. Namun sumber cahaya yang paling sering dipakai adalah cahaya berfuoresensi (±13 watt). Sumber cahaya dapat diletakkan di atas, bawah, atau di belakang unit yang akan diperiksa.
2.    Sebuah background hitam-putih disinari dengan cahaya yang tidak silau, kondisi demikian merupakan kondisi standar untuk pemeriksaan kemasan produk. Background putih dipakai untuk mendeteksi partikel yang berwarna gelap, begitu pula sebaliknya.
Gambar 1. Susunan Alat pada Pemeriksaan Visible: Manual

Prosedur
1.        Kemasan dari larutan parenteral harus bebas dari label dan stiker yang melekat.
2.        Pegang kemasan pada bagian atas da secara hati-hati putar bagian pinggang kemasan dengan gerakan memutar yang perlahan. Jika terlalu cepat, gerakan memutar dapat menimbulkan gelembung pada bagian permukaan. Gelembung ini dapat menjadi bias antara partikulat pengotor atau gelembung.
3.        Pegang kemasan secara horizontal sekitar 4 inci di bawah sumber cahaya yang berlawanan arah dengan background hitam-putih. Cahaya harus dijauhkan dari inspector, dan tangan harus berada di bawah sumber lampu agar tidak terlalu silau.
4.        Jika tidak ada partikel yang terlihat, balik kemasan secara perlahan dan amati ada/tidaknya partikel berat yang tidak tersuspensi dengan gerakan memutar.
5.        Observasi setidaknya dilakukan selama 5 detik untuk setiap bagian hitam dan 5 detik lagi untuk bagian putih.
6.        Tolak setiap kemasan yang memiliki partikel visible selama proses inspeksi.

Personel
Seorang inspector menentukan tingkat kualitas dan keberhasilan dari proses inspeksi manual. Oleh karena itu pemeriksaan manual secara alamiah menjadi bersifat subjektif. Sebagai standard minimum seorang inspector harus memiliki pengelihatan yang baik, teliti, tidak buta warna, memiliki attitude yang baik, serta terlatih.

Standard Penerimaan (Acceptance Standards)
AQL (Acceptable Quality Levels) merupakan persentase tertinggi dari unit yang tidak sempurna untuk melepaskan suatu batch. Secara umum, nilai statistik AQL berkisar antara 0,25-1,00%. Oleh karena itu jika kita mengambil sampel 315 vial dengan tingkat AQL 0,25% makan hanya boleh ada 2 vial yang mengandung partikel asing, jika sampai terdapat 3 vial yang mengadung partikel asing, maka akan menybabkan penolakkan satu batch secara utuh.


II.2 Pemeriksaan Partikel Secara Visual : Metode Otomatis
            Pemeriksaan visual dengan cara manual merupakan kelanjutan dari pelaksanaan Quality Control yang biasa dilakukan pada sediaan parenteral. Namun, penglihatan manusia mempunyai keterbatasan, sehingga pemeriksaan dengan menggunakan teknologi yang lebih canggih mulai dikembangkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap pemeriksaan manual yang dilakukan oleh manusia.
            Teknologi memberikan kemajuan yang cukup signifikan dalam menetapkan  prosedur pemeriksaan produk parenteral secara otomatis. Kelemahan dari sistem otomatis, seperti lemahnya performa standarisasi, variabilitas mesin, dll, sekarang ini sudah mulai dapat dikurangi.
            Pemeriksaan dengan video menggunakan dua mekanisme dasar untuk pemeriksaan kontainer secara otomatis. Mekanisme pertama menggunakan imaging optic, dimana partikel disuspensikan dalam suatu larutan yang diberi penerangan dengan sistem pencahayaan fiber-optic kemudian dumunculkan dalam layar video.mekanisme lainnya menggunakan pemeriksaan dengan video secara otomatis berdasarkan penyebaran cahaya dari partikel yang akan terdeteksi oleh suatu sistem dan diproyeksikan ke dalam sistem kamera televisi. Beberapa sistem yang digunakan secara luas diantaranya, sistem Autoskan , sistem Eisai Ampul Inspection Machine, dan sistem Schering PDS/A-V. Sistem Prptotron beberapa waktu digunakan juga secara luas untuk pemeriksaan yang nondestruktif menggunakan sinar laser, tapi saat ini sudah tidak digunakan.

1.        Sistem Autoskan
Sistem Autoskan menggunakan sinar putih untuk menyinari partikel yang tersuspensi dalam cairan parenteral.  Partikel akan menghamburkan sinar, yang kemudian akan diterima oleh sistem kamera televisi. Kontainer akan otomatis terapkir apabila jumlah isinya kurang atau lebih.
Autoskan merupakan sistem pemeriksaan otomatis pertama yang dikembangkan untuk mendeteksi partikel asing dalam larutan injekesi. Alat ini sesuai untuk pemeriksaan vial, ampul, dan syringe. Ampul yang berada pada rotary feed table kemudian diisikan ke dalam turret. Turret kemudian mengangkat ampul dan memutarkannya dalam inspection station, disitu terdapat kamera televisi. Ampul diperbesar dengan intensitas cahaya yang tinggi. Cahaya ini akan memantulkan partikel yang bergerak di dalam larutan, membuatnya terlihat oleh kamera. Turret terdiri dari motor penggerak yang terus berputar dan berjenti sesaat ketika ampul di depan kamera. Kecepatan berputarnya diatur untuk membuat partikel bergerak dan membentuk pusaran di tengah-tengah larutan.
Ada semacam master picture yang tersimpan sebagai memory elektronik dalam sistem Autoskan sebagai standar pembanding tingkat kepenuhan dari setiap kontainer yang diperiksa. Autoskan memiliki kapabilitan pemeriksaan antara 1800 sampai 4500 kontainer per jam, waktu untuk mengecek tingkat kepenuhan kurang dari 1 detik per kontainer.  

2.        Sistem Eisai Ampul Inspection Machine
Sistem Eisai AIM menggunakan sinar putih sebagai sumber untuk mendeteksi partikel seperti pada sistem Autoskan. Namun perbedaannya, Autoskan mendeteksi akibat adanya peghamburan cahaya oleh partikel, sedangkan sistem Eisai AIM mendeteksi pergerakan bayangan yang dihasilkan oleh partikel asing dalam larutan. Seperti pada Autoskan, masing-masing kontainer akan berputar lalu berhenti sehingga hanya larutan dalam kontainer yang masih berputar ketika kontainer diberi sinar. Jika ada partikel asing yang melayang dan berputar dalam larutan, sinar yang ditransmusikan ke dalam larutan akan terhalang dan bayangan akang terbentuk oleh partikel asing yang bergerak. Sistem Eisai menggunakan phototransistor yang akan mengubah bayangan yan bergerak menjadi sinyal-sinyal listrik. Sinyal akan dibandingkan dengan sensitivitas sinyal standar yang telah diatur sebelumnya. Apabila sensitivitas standarnya melampaui, maka kontainer akan diapkir.
Sistem Eisai juga dapat mendeteksi ketepatan volume larutan. Sistem Eisai juga mempunyai kemampuan dalam menyesuaikan perbedaan ukuran ampul, warna, dan juga viskositas larutan.
Mekanisme kerja dari sistem Eisai dapat dilihat pada gambar. Ampul diangkut oleh roda bergerigi ke meja pemeriksaan, diputar dengan kecepatan tinggi, dan dihentikan sebelum disinari. Ketika ampul disinari, sinar proyektor dan detektor mengikuti ampul sementara larutan masih membentuk pusaran. Setelah satu ampul diperiksa oleh dua set proyektor dan reseptor, ampul berikutnya mengalami proses yang sama. Sistem AIM secara otomatis menghitung berapa jumlah yang diterima dan diapkir dan angkanya tertera pada layar/panel.

3.    Sistem Schering PDS/A-V
Perusahaan Schering telah mematenkan PDS/A-V sebuah sistem pemeriksaan partikel full otomatis. Kontainer diangkut dari penampan ke roda bergerigi tempat pemeriksaan. Sinar langsung diarahkan ke kontainer menggunakan pipa fiber-optic yang telah digabungkan yang kemudian membentuk celah yang sempit. Kemudian kontainer diputar, terbentuk pusaran di dalam. Keseluruhan kontainer di-scan dengan fiber-optic image dissector yang akan membentuk latar gambar yang berlapis-lapis dari keseluruhan volume larutan. Image dissector akan mentransmisikan hamburan sinar akibat adanya partikel yang bergerak dalam kontainer untuk mengatur kecocokan photodioda dimana sinar akan diubah menjadi sinyal-sinyal listrik lalu kemudian diproses.  Hanya sinyal dari partikel bergerak yang akan diproses, dengan demikian kerusakan kontainer tidak akan mengakibatkan kesalahan mengapkir. Image dissector pertama-tama memeriksa cahaya di bagian bawah kontainer untuk partikel gelas, kemudian keseluruhan kontainer untuk partikel lainnya. Alat ini dapat memeriksa 10.000 kontainer per jam.

II.3 USP TEST UNTUK MASALAH PARTIKULAT SUBVISIBLE

VOLUME suntikan BESAR UNTUK SATU-DOSIS
Infus dan suntikan VOLUME KECIL

Setelah beberapa tahun upaya kolaborasi antara laboratorium dari FDA, universitas, dan farmasi produsen, metode di Tambahan Pertama USP (edisi 19) pada tahun 1975 untuk analisis partikulat dan spesifikasi untuk rilis dosis tunggal sediaan parenteral volume besar  (LVP sekarang LVI). Metode asli yang melibatkan penyaringan dari 25 ml larutan melalui membran ultraclean, filtrasi perakitan, kemudian mengamati dan menghitung membran partikel terperangkap di permukaan di bawah mikroskop menggunakan 100x pembesaran.
Sejak kedatangan uji mikroskopis untuk solusi LVI, beban partikel dalam solusi ini secara substansial berkurang. Ini diakui di awal 1980-an sehingga perhatian berbalik untuk menetapkan standar partikel subvisible untuk smallvolume injeksi. Oleh USP XXI (Juli 1985), mengaburkan cahaya elektronik (LO) diperkenalkan cara uji untuk SVIs. Sampai sekitar 2000, LVIs dievaluasi untuk subvisible partikulat menggunakan metode mikroskopis, sedangkan SVIs itu terutama dievaluasi oleh metode mengaburkan cahaya. Namun, efektif dengan USP XXV, baik LVI dan solusi SVI sekarang terutama dievaluasi kehadiran subvisible partikel dengan metode mengaburkan cahaya. Jika  metode mengaburkan cahaya tidak dapat digunakan, maka metode mikroskopis diperbolehkan. Banyak perusahaan melakukan kedua metode, mengukur jumlah dan jenis partikel . Juga efektif  dengan USP XXV, baik LVIs dan SVIs mengikuti test USP pedoman umum yang sama (alat uji, kalibrasi, uji lingkungan, uji prosedur, dan perhitungan) untuk kedua metode mengaburkan cahaya partikel hitung uji (hal. 2046-2052) dan menghitung uji partikel mikroskopis (hal. 2046-2052).

II.4  Pengembangan-Volume Injeksi Subvisible Kecil

Uji Partikel
Kembali pada awal tahun 1980, ada konsensus umum bahwa batas-batas ini terlalu ketat LVI untuk solusi SVI dan, pada kenyataannya,  seharusnya tidak batas partikel karena (a) volume dikelola jauh lebih kecil daripada untuk LVIs, dan (b) bahaya kesehatan dari partikel disuntikkan tidak tegas didirikan. Namun demikian, studi disponsori USP menetapkan batas partikel untuk solusi yang wajar untuk kedua SVI sudut pandang keselamatan dan sudut pandang pengendalian kualitas dicapai oleh industri parenteral. Dua proposal partikel batas SVI diterbitkan pada akhir  1983. Salah satunya adalah berdasarkan partikel per kontainer yang diusulkan oleh Sub-komite USP pada Produk parenteral. Proposal yang lainnya, oleh Panel USP di Produk steril, didasarkan pada partikel per mililiter. Usulan USP panel didasarkan pada data dari FDA survei sejumlah besar volume-parenteral kecil. Jumlah partikel diperoleh dari partikel counter elektronik(HIAC, Divisi Instrumen Akurasi Tinggi). Setelah menggabungkan data dari semua sampel (157 sampel air dari 19 produk obat, 10 unit per sampel masing-masing), kepercayaan atas 95% batas berarti pada 25  m dan pada 10  m orang-orang yang terdaftar  di atas.
Pada saat itu, dari lebih dari 500 produk SVI resmi di USP, 134 dari produk ini memenuhi kriteria sebagai berikut pemilihan produk yang dikenakan partikulat membatasi hal:
1. Obat ini biasanya diberikan melalui vena atau arteri atau intrathecally.
2. Obat ini mungkin untuk digunakan terus menerus atau berulang-ulang untuk pengobatan.
3. Obat hanya untuk penggunaan darurat, untuk prosedur diagnostik, untuk terapi antikanker, atau untuk digunakan episodic dikecualikan.
Sementara laboratorium banyak pilihan untuk menggunakan metode  mikroskopis LVI untuk menghitung partikel di produk SVI, USP XXI memperkenalkan penggunaan sebuah partikel cair-ditanggung system elektronik counter. awalnya kontroversi atas hasil tes dalam penundaan tes menjadi resmi sampai Juli 1985. Keluhan utama dari metode USP baru berpusat di sekitar penggunaan partikel-Royco HIAC counter elektronik. Seperti menghitung perangkat elektronik, HIAC tidak dapat mengidentifikasi dan ciri partikel, tidak dapat secara akurat mengukur partikel dimensi terpanjang (yaitu, mengukur semua partikel sebagai bola), akan menghitung silikon dan gelembung udara sebagai partikel, dan  standardisasi / kalibrasi HIAC bisa sulit. Juga, banyak produsen keberatan dipaksa untuk menggunakan alat bahwa pada waktu yang tersedia hanya dari satu AS utama pemasok.
Kekhawatiran lainnya selama tes USP diusulkan untuk SVI partikulat termasuk masalah kurangnya database yang cukup dari batas didirikan; kurangnya validasi dari USP yang diusulkan metode; dasar bagi yang membutuhkan batas partikel untuk beberapa produk tetapi tidak untuk orang lain dalam monograf individu; masalah dengan rincian spesifik di kalibrasi, persiapan, dan penentuan bagian tes; dan kurangnya konsistensi antara yang LVI dan tes SVI untuk partikulat. Ini adalah dibahas secara lebih rinci. The USP (Pasal 788) persyaratan untuk partikulat materi di SVIs berlaku efektif pada tahun 1986. 
Tes itu menyerukan penggunaan sebuah partikel cair-ditanggung elektronik sistem menggunakan mengaburkan sensor berbasis cahaya dengan perangkat sampel-makan yang cocok. The USPrecommended The USPrecommended Pasifik Ilmiah, pembuat HIAC / counter partikel Royco,dan sensor menggunakan diproduksi oleh Russell Laboratories.
                                                                         
II.5 ELEKTRONIK PARTIKEL COUNTER
Keterbatasan pemeriksaan mikroskopis manusia dan analitis metode dalam mendeteksi partikulat di injeksi produk telah mengharuskan penggunaan dan kemajuan elektronik  menghitung partikel-metode dalam industri farmasi. Pada tahun 1986, USP diterapkan untuk pertama kalinya elektronik partikel-metode penghitungan yang digunakan dalam pengujian materi partikulat suntikan kecil. Kontroversi banyak atas jenis, standardisasi, dan keterbatasan elektronik particlecounting metode terus selama bertahun-tahun. Konferensi Deteksi Partikel, Metrologi, dan Kontrol Internasional tahun 1987menyimpulkan dengan persepsi umum yang ada tetap pengukuran banyak masalah dengan partikel elektronik counter. Namun, tahun 1990 Konferensi ditutup Partikel pada catatan sangat optimis bahwa kesalahan dasar mekanisme telah diidentifikasi, dan yang akurat direplikasi partikel, data yang ada dalam jangkauan. Ini terus kemajuan dan masalah akan dibahas dalam bagian ini.Dua keuntungan utama dari partikel counter elektronik  mereka otomatis karakteristik dan kecepatan di mana mereka menyelesaikan pengukuran partikulat. Dua besar kerugian menghalangi analisis partikel elektronik frombecoming lebih diterima berarti untuk mengukur kontaminasi partikel: Mereka tidak bisa membedakan antara berbagai jenis partikel, dan mereka mengukur ukuran berbeda dari partikel mikroskopis metode. Keuntungan dan kerugian ini dijelaskan secara lebih rinci setelah pertama kali melihat prinsip-prinsip dasar berbeda jenis elektronik partikel-metode penghitungan.

 Prinsip Tahanan Listrik (Counter Coulter)
The Coulter Counter mendeteksi partikel oleh mengukur perubahan dalam hambatan listrik yang dihasilkan ketika partikel memindahkan suatu bagian dari solusi elektrolit yang berada antara dua elektroda. Perubahan dalam perlawanan secara langsung sebanding dengan volume partikel. Oleh karena itu memperlakukan Counter partikel sebagai objek tiga dimensi. Hal ini dapat dibedakan dengan prinsip-penyumbatan ringan, yang dilihat partikel dalam dua dimensi dan dengan demikian menghitung luas daripada volume partikel. Coulter Counters mempekerjakan tabung aperture dengan diketahui mikrometer pembukaan yang direndam dalam volume parenteral solution. Rasio diameter lubang diameter partikel harus kurang dari 0,3 untuk proporsionalitas langsung perlawanan perubahan dan volume partikel sah
Analisis Partikel harus terjadi dalam sebuah dikendalikan ruangan bersih di bawah efisiensi tinggi partikulat udara (HEPA)-disaring udara untuk meminimalkan partikel memasuki lingkungan solusi sampel. Aperture tabung direndam dalam larutan intravena, harus elektrolitik. Jika tidak, suatu larutan elektrolit (Misalnya, natrium klorida steril untuk injeksi) harus ditambahkan. Ini menyajikan sebuah kerugian yang besar dalam penggunaan Coulter Counter jika solusi elektrolit harus ditambahkan.Solusinya sendiri dapat menambahkan sejumlah besar partikel sampel
solution. Kosong kontrol yang tepat harus digunakan untuk mengurangi kontribusi partikulat yang disebabkan oleh ditambahkan elektrolisis solution. Alat yang mempekerjakan manometer untuk sampel dari larutan infus. Hitungan diukur dalam volume yang sangat kecil mungkin terlalu rendah (10-20 partikel) . Sebagai kesimpulan,

Keuntungan
1. Partikel dihitung secara otomatis.
2. Parenteral solutions, electrolytes or nonelectrolytes,bisa dihitung.
3. Instrument mudah dikalibrasi dan digunakan.
4. Replikasi perhitungan sangat bagus.
5. Volume sample could bisa bervariasi.
6. Metode perhitungan dilution“bersih ”
7. Metode perhitungan partikel dilakukan secara langsung


Kerugian
1.Instrument lebih mahal dibandingkan dengan instrument perhitungan mikroskop optikal
2. Kontaminan particulate contaminant tidak dapat di identifikasi.
3. Serat partikel dapat memblok pembukaan sensor.
4.  Gelembung udara dihitung sebagai partikel.

II.6 LIGHT OBSCURATION PARTICLE COUNT TEST
Uji digunakan untuk semua injeksi volume kecil yang dikemas dalam wadah beretiket, yang dinyatakan berisi 100 ml atau kurang, dosis tunggal atau ganda, sebagai larutan atau larutan hasil rekonstitusi zat padat steril, apabila pada masing-masing monografi dicantumkan batas bahan partikulat. Injeksi yang dikemas dalam alat suntik dan kartrit tidak termasuk persyaratan tersebut kecuali jika dinyatakan dalam masing-masing monografi. Persyaratan ini tidak berlaku jika monografi mencantumkan pada etiket bahwa sediaan tersebut harus dipakai dengan penyaringan akhir.
Uji ini memerlukan suatu sistem elektronik penghitung partikel pengotor cairan yang dilengkapi dengan sensor cahaya redup dengan alat untuk memasukkan contoh yang sesuai.
Sebelum melakukan prosedur, ada tes awal yang harus dilakukan:
1.      Penetapan resolusi sensor. Resolusi ukuran partikel pada alat penghitung bergantung pada sensor partikel yang digunakan. Lakukan penetapan resolusi penghitung partikel untuk partikel berukuran 10 µm. Gunakan baku partikel berukuran tunggal. Simpangan baku relatif baku tersebut kurang dari 5%. Dua metode yang dapat diterima untuk penetapan resolusi ukuran partikel adalah: (1) dengan metode manual, yaitu pembuatan kurva hitungan partikel terhadap respons ukuran partikel dan (2) menggunakan metode elektronik pengukuran dan pemilihan luaran voltase sensor partikel dilengkapi dengan penganalisis multisaluran.
METODE MANUAL.
Ambil contoh alikot berturut-turut dari suspensi baku ukuran 10 µm pada pengaturan berbagai ambang ukuran partikel (mulai dari 5 µm sampai 15 µm). Besar jangkauan respons ukuran partikel tergantung pada resolusi sensor partikel dan distribusi baku ukuran partikel. Buat kurva hitungan partikel terhadap ambang ukuran partikel yang sesuai untuk menetapkan distribusi ukuran partikel yang teramati (diperoleh hasil distribusi Gauss). Hitung persentase dengan rumus:
D adalah diameter rata-rata partikel;  dan  berturut-turut adalah varian distribusi ukuran teramati dan distribusi partikel baku yang tertera pada etiket. Resolusi tidak lebih dari 10%.

METODE ELEKTRONIK.
Rekam distribusi luaran voltase sensor partikel menggunakan penganalisis multisaluran sambil mengambil contoh suspensi dengan ukuran partikel baku 10 µm. Lakukan perhitungan seperti pada Metode Manual. Resolusi tidak lebih dari 10%.
2.      Laju alir sensor. Pastikan bahwa laju aliran yang digunakan memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh pabrik sensor yang digunakan.
3.      Akurasi volume contoh. Hitungan partikel berbanding langsung dengan volume cairan contoh, sehingga akurasi pengambilan volume penting diketahui (atau diketahui berada dalam batas tertentu). Isi seluruh volume mati dalam alat pengisi dengan air untuk injeksi P. Masukkan 10 ml air untuk injeksi P dalam wadah yang telah ditara. Ambil 5 ml melalui alat pengisi contoh dan timbang kembali wadah. Akurasi volume contoh yang terambil ± 5%.
4.      Penetapan akurasi penghitungan partikel.

LARUTAN UJI.
Buat suspensi dan blanko dari Hitungan Partikel BPFI dengan urutan sebagai berikut: Lepaskan penutup luar, pita segel, dan setiap label kertas atau yang mudah lepas, cuci bagian luar wadah seperti yang tertera pada Pencucian alat kaca dan penutup, dan keringkan dalam aliran udara bebas partikel.
PENETAPAN. Atur alat penghitung pada ukuran 10 µm dan 15 µm.
1)            Campur suspensi dengan membalikkan 25 kali dalam waktu 10 detik.
2)            Awaudarakan dengan ultrasonik ringan selama 30 detik atau dengan membiarkan selama 2 menit.
3)            Lepaskan tutup.
4)            Aduk isi wadah perlahan-lahan dengan mengoyang-goyangkan atau dengan alat mekanik. Hati-hati, jangan sampai masuk gelembung udara atau cemaran. Aduk secara sinambung selama analisis.
5)            Ambil contoh langsung dari wadah 3 kali berturut-turut, setiap kali tidak kurang dari 5 ml. Buang data pengambilan pertama.
6)            Selesaikan penetapan dalam waktu 5 menit.
Ulangi prosedur yang sama menggunakan blanko.

PERHITUNGAN
Rata-ratakan hasil hitungan dari analisis dua pengambilan suspensi pada 10 µm. Rata-ratakan hasil analisis dua blanko pada 10 µm. Hitung jumlah P partikel per ml dengan rumus:
S adalah hitunga partikel rata-rata dari suspensi; B adalah hitungan partikel rata-rata dari blanko; V adalah volume rata-rata dalam ml dari 4 pengambilan contoh. Ulangi perhitungan menggunakan hasil yang diperoleh pada 15 µm.

INTERPRETASI
Alat memenuhi uji Penetapan akurasi penghitungan partikel jika hitungan yang diperoleh pada 10 µm adalah antara 3250 dan 4250 per ml dan perbandingan hitungan yang diperoleh pada 15 µm antara 1,5 dan 3,5. Jika alat tidak memenuhi uji Penetapan akurasi penghitungan partikel, alat harus dikalibrasi ulang dengan hati-hati dan pengujian diulangi menggunakan suspensi dan blanko yang tersisa. Jika hasil uji kedua berada dalam batas yang diberikan di atas, alat memenuhi uji Penetapan akurasi penghitungan partikel. Jika sistem ini tidak memenuhi uji Penetapan akurasi penghitungan partikel pada uji kedua, sumber kegagalan harus ditentukan, dikoreksi dan diuji ulang.
           
PROSEDUR
(Catatan. Siapkan contoh, alat kaca, penutup dan perlengkapan lain yang diperlukan dalam lingkungan yang terlindung dengan menggunakan penyaring HEPA (udara partikulat efisiensi tinggi). Selama persiapan gunakan pakaian bebas partikel dan sarung tangan bebas serbuk. Sebaiknya lemari pengujian diletakkan di ruang terpisah yang dialiri udara yang telah dilewatkan penyaring HEPA (udara partikulat efisiensi tinggi), penyejuk ruangan serta terkondisi dan dijaga agar tekanan udara positif terhadap daerah sekitar).
Gunakan bejana yang tahan tekanan sampai 100 psi dengan pipa tahan tekanan yang tidak melepas partikel dan pipa semprot yang dipegang tangan serta dilengkapi dengan penyaring untuk menyaring air pembersih dan pembuatan contoh. Gunakan penyaring rata atau halus berpori ukuran 5,0 µm atau kurang. Untuk tujuan pembakuan dan penyiapan contoh, gunakan wadah kaca yang diperkeras dan tidak melepaskan partikel, dengan lubang-lubang sekecil mungkin untuk mengurangi pengotor yang timbul karena tidak hati-hati. Jika menggunakan penutup, pilih yang tidak melepas partikel seperti politef.
Prosedur yang dilakukan:
1.      Pencucian alat kaca dan penutup. Cuci alat-alat kaca, penutup dan perlengkapan lain yang diperlukan dengan merendam dan menyikatnya dalam larutan deterjen nonionik yang hangat, kemudian bilas dengan air ledeng hangat yang mengalir, lanjutkan pembilasan dengan mengalirkan air yang telah disaring. Pelarut organik dapat digunakan untuk memudahkan pencucian. Akhirnya bilas dengan air bertekanan yang telah disaring menggunakan pipa semprot yang dilengkapi dengan penyaring akhir atau dengan menggunakan alat lain yang sesuai.
2.      Uji kontrol partikulat. Lakukan uji untuk menetapkan bahwa lingkungan sesuai untuk melakukan analisis dan bahwa alat kaca telah benar-benar bersih serta untuk meyakinkan bahwa air yang digunakan untuk analisis babas partikel. Gunakan air yang telah disaring dan alat kaca yang telah dibersihkan untuk mengambil 5 contoh air secara berurutan, masing-masing 5 ml. Balikkan tiap contoh 20 kali. Awaudarakan dengan ultrasonikasi selama 30 detik atau dengan membiarkan selama 2 menit. Aduk setiap contoh air secara mekanik pada kecepatan yang cukup untuk menimbulkan pusaran lemah selama analisis. Jika 5 partikel berukuran 25 µm atau 25 partikel berukuran 10 µm atau ukuran lebih besar teramati dalam seluruh 25 ml contoh air, maka ini menunjukkan bahwa lingkungan tidak sesuai untuk analisis, atau air yang sudah disaring dan alat kaca tidak dipersiapkan dengan baik. Ulangi langkah persiapan sampai lingkungan kerja, air dan alat kaca sesuai untuk melakukan uji ini.
3.      Kalibrasi. Kalibrasi alat dengan 3 baku, masing-masing terdiri dari bola polistiren dengan satu ukuran sama lebih kurang 10 µm, 20 µm dan 30 µm dalam pembawa berupa air. Bila menggunakan baku pembanding partikulat, perlu mengurangi penggumpalan partikel dan memastikan kemurnia partikel. Bila diinginkan, tersedia metode yang sesuai untuk memeriksa bola-bola komersial. Tetapkan akurasi penghitungan dan ukuran dari alat penghitung cemaran partikel dalam cairan dengan menggunakan bahan partikulat berbentuk bola dengan ukuran hampir sama yang terdispersi untuk mengkalibrasi alat penghitung partikel otomatik.
4.      Larutan uji. Siapkan contoh dengan urutan sebagai berikut: Lepaskan penutup luar pita segel dan semua etiket kertas lepas, cuci bagian luar wadah seperti cara yang tertera pada Pencucian alat kaca dan penutup dan keringkan dalam aliran udara bebas partikel. Keluarkan isi wadah seperti dilakukan pada penggunaan biasa atau sesuai aturan pada etiket kecuali pada wadah dengan penutup yang dapat dibuka, contoh dapat diambil dengan membuka tutup dan menuangkan isi wadah ke dalam wadah lain yang bersih.
5.      Penetapan.
A.     Sediaan cair
1)            Campur isi wadah dengan membolak-balikkan 25 kali dalam waktu 10 detik. (Catatan. Karena volume beberapa sediaan begitu kecil, diperlukan pengocokan yang lebih kuat untuk mensuspensikan partikel dengan sempurna).
2)            Buka dan kumpulkan isi dari tidak kurang 10 wadah hingga memperoleh volume tidak kurang dari 20 ml dalam wadah bersih.
3)            Awaudarakan dengan ultrasonikasi selama 30 detik atau diamkan selama 2 menit.
4)            Aduk perkahan-lahan memutar dengan tangan atau secara mekanik, hati-hati jangan sampai masuk gelembung udara atau cemaran lain. Aduk terus-menerus selama melakukan analisis.
5)            Ambil 3 bagian berturut-turut, tiap bagian tidak kurang dari 5 ml. Buang contoh pengambilan pertama.
Untuk sediaan dengan volume dalam wadah lebih dari 25 ml, hanya tiga unit produk sampel yang diambil, dengan pengambilan masing-masing sampel minimal 5 ml.

B.     Sediaan Kering atau Terliofilisasi
1)            Buka wadah, hati-hati jangan mencemari penutup.
2)            Konstitusikan dengan sejumlah volume air yang telah disaring atau pelarut yang tepat dan telah disaring, jika pelarut air tidak sesuai.
3)            Tutup kembali dan kocok seperti pada A.
4)            Lakukan analisis seperti pada A.

C.     Untuk sediaan yang dikemas dalam wadah yang dibuat khusus untuk sediaan obat dan pelarut dalam wadah terpisah, campur tiap unit kemasan seperti tertera pada etiket. Lakukan analisis seperti yang tertera pada A.

D.    Untuk sediaan dengan etiket “Kemasan besar untuk Farmasi”. Bukan untuk infus langsung, lakukan seperti tertera pada A atau B. Lakukan uji pada sejumlah unit yang setara dengan dosis maksimum yang tertera pada etiket. Untuk perhitungan di bawah, perhatikan kesetaraan bagian ini terhadap seluruh isi wadah.

Perhitungan
Rata-ratakan hasil hitungan dari 2 contoh yang dianalisis. Hitung jumlah partikel dalam tiap wadah, PC dengan rumus:
 adalah hitungan partikel rata-rata yang diperoleh dari contoh yang dianalisis;  adalah volume dalam ml seluruh contoh yang dianalisis;  adalah volume dalam ml tiap bagian contoh dan  adalah jumlah wadah contoh yang digunakan pada analisis.
Perhitungan berdasarkan USP:
Injeksi volume kecil yang disatukan: PVt / Van
Injeksi volume kecil per satuan: PV / Va
Injeksi volume besar per satuan: P / V
dimana P adalah jumlah rata-rata partikel yang diperoleh dari bagian yang dianalisis, Vt adalah volum (ml) sampel yang dianalisis, Va adalah volume setiap bagian yang dianalisis, V adalah volume unit yang diuji, dan n adalah jumlah kontainer dikumpulkan.

Interpretasi
Injeksi volume kecil memenuhi syarat uji jika jumlah rata-rata partikel yang dikandung tidak lebih dari 10000 tiap wadah yang setara atau lebih besar dari 10 µm diameter sferik efektif dan tidak lebih dari 1000 tiap wadah sama atau lebih besar dari 25 µm diameter sferik efektif.
Interpretasi berdasarkan USP:


II. 7 MICROSCOPIC PARTICLE COUNT TEST
Metode ini dalam USP memberikan data kuantitatif dan kualitatif untuk larutan LVI. Partikel tidak kurang dari 10 mm yang dapat dihitung, diukur, dan dijelaskan dalam hal bentuk dan, kadang-kadang, sifatnya (misalnya, serat kapas, potongan kaca, atau sepotong logam).). Gambar dari membran filter  lebih jauh memberikan sebuah catatan tetap dari hasil uji partikulat.
Perhatian dan kemampuan sangat dibutuhkan untuk mempersiapkan membran, membersihkan gelas dan peralatan yang digunakan dalam prosedur, dan menggunakan mikroskop.
PROSEDUR
1) Mempersiapkan Peralatan yang Akan Digunakan
·      Laminar Air Flow
Semua operasi dan manipulasi harus harus dilakukan di bawah LAF yang dilengkapi dengan penyaring udara HEPA. Bekerja di lingkungan  LAF tidak pernah bisa mengganti keperluan demi terjaganya kebersihan dalam menyiapkan sampel dan analisis. Sebelum melakukan uji, tudung harus dibersihkan dengan pelarut yang cocok, yaitu 70% etanol atau 70% isopropil alkohol. Penyaring HEPA itu sendiri tidak dibersihkan dikarenakan kemungkinan rusaknya permukaan filter. ”Tudung” harus memiliki wadah untuk mengumpulkan pelarut dan sisa yang dihasilkan pada proses filtrasi.
Semua peralatan kaca dan perlengkapan yang digunakan telah dibersihkan secara cermat dengan pencucian berturut-turut menggunakan larutan deterjen hangat, air panas, air dan isopropanol. Semprotkan air berkali-kali dengan kuat pada permukaan alat yang diletakkan vertical, lakukan perlahan-lahan dari atas ke bawah dan dilakukan secara bolak-balik. Lakukan pembilasan dengan isopropanol dalam lemari alir laminar udara yang dilengkapi dengan penyaring particulat udara berefisiensi tinggi, biarkan alat-alat mengering dalam lemari asam. Sebaiknya letakkan lemari di ruang terpisah yang dilengkapi dengan alat penyaring dan pendingin udara, dan pertahankan tekanan udara lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Sebelum melakukan uji, bersihkan lemari alir laminar dengan pelarut yang sesuai kecuali permukaan. Pertahankan kecepatan aliran udara pada 0,45 ± 0,1 meter per detik
·      Sarung Tangan Karet
Berdasarkan USP sarung tangan yang digunakan merupakan sarung tangan sesuai bebas serbuk pelincir untuk ujian partikel. Sarung tangan penting dalam melindungi tangan dari efek dehidrasi alkohol isopropil. Namun, sarung tangan dapat menciptakan lebih banyak masalah daripada memecahkan masalah. Menggunakan sarung tangan ukuran yang tidak tepat akan menciptakan masalah dalam penanganan barang pecah belah dan peralatan. Keterbatasan potensi terbesar sarung tangan adalah kontribusi mereka dapat menimbulkan kontaminasi partikulat, bahkan setelah pencucian
·    Penyaring Membran Dan Rangkainnya
Penyaring membran dan rangkainnya sebelum digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu. Caranya yaitu dengan menggunakan pinset, angkat penyaring membrane berkisi warna kontras dari wadahnya. Cuci kedua sisi membran dengan aliran air yang telah dimurnikan dengan penyaringan melalui membran yang sesuai untuk menghilangkan bahan partikulat berdimensi linier efektif lebih besar dari 5mm, dengan meletakkan penyaring pada posisi vertikal, mulai pada bagian atas dari sisi tidak berkisi, lewatkan aliran air berkali-kali pada permukaan dengan perlahan-lahan dari atas ke bawah hingga partikel terbawa ke bawah lepas dari penyaring, dan ulangi proses pencucian pada sisi yang berkisi. Tekanan melebihi 2 psi dapat merusak membran halus. Letakkan membran (sisi yang berkisi menghadap ke atas) di atas dasar penyangga penyaring, dan pasang corong penyaring dasar tanpa menyentuh penyaring membran. Balikkan unit rangkaian, cuci bagian dalam corong selama lebih kurang 10 detik dengan semprotan air yang telah disaring. Biarkan air mengalir dan letakkan unit pada labu penyaring.
2) Persiapan uji
  • Larutan uji.
Masukkan larutan ke dalam wadah. Lalu kocok larutan dengan cara membalikkan wadah sebanyak 20 kali. Agitasi dapat mempengaruhi distribusi ukuran partikel sehingga proses pembalikan wadah harus konsisten. Bersihkan permukaan luar wadah dengan semprotan air dan angkat tutup hati-hati agar tidak terjadi pengotoran isi wadah. Masukkan 25 ml larutan tadi ke dalam corong, biarkan selama 1 menit, pasang penghisap udara dan saring. Lepaskan penghisap udara secara perlahan-lahan dan cuci dinding bagian dalam corong dengan 25 ml air yang telah disaring. Arahkan semprotan air tersebut sedemikian rupa untuk mencuci dinding agar bebas dari partikel yang mungkin menempel pada dinding, tetapi hindarkan agar semprotan tidak mengarah ke atas permukaan penyaring. Kemudian bilasan disaring dengan hampa udara. Angkat dengan hati-hati bagian atas rangkaian penyaring, sambil menjaga tetap dalam keadaan hampa udara. Lepaskan penghisap dan angkat penyaring membran dengan pinset. Letakkan penyaring pada lempeng petri plastik, bila perlu gunakan gemuk pelumas kran yang sangat tipis sebagai pra pelapis, untuk menahan penyaring tetap datar dan tidak bergerak. Biarkan penyaring mengering dengan tutup petri sedikit meregang. Tutup objek dengan hati-hati, amati di bawah mikroskop yang dilengkapi dengan mikrosmeter dan hitung partikel pada penyaring seperti pada penetapan jumlah  partikel.
  • Membuat blanko
Langkah kerja yang dilakukan sama pada larutan uji, bedanya pada proses ini tidak membutuhkan larutan uji dan tidak melakukan proses pembalikkan wadah tetapi langsung mencuci dinding bagian dalam corong dengan 25 ml air yang telah disaring. Proses selanjutnya sama dengan lrutan uji.
3) Penetapan jumlah partikel
Mikroskop yang digunakan harus memiliki dua lensa yaitu lensa objek dengan perbesaran 10 x dan lensa okuler dilengkapi dengan mikrometer yang bisa mengukur secara akurat partikel dari 10mm sampai 25mm dimensi linear. Amati seluruh penyaring membran di bawah mikroskop yang sesuai dengan perbesaran 100x dengan penyinaran pada sudut 10o hingga 20o terhadap garis horizontal. Hitung jumlah partikel dengan dimensi linear efektif 10 mm atau lebih dan sama atau lebih besar 25 mm dari hasil larutan uji dan larutan blanko. Kurangi jumlah total partikel yang diperoleh pada membran filter larutan uji dengan jumlah total dari membran blanko.
[catatan: untuk larutan yang mengandung dekstrosa jangan menghitung partikel dengan morfologi tidak jelas, yang menunjukkan sedikit atau sama sekali tanpa relief permukaan dan bebentuk seperti gelatin atau seperti film. Oleh karena dalam larutan bahan tersebut terdiri dari unit-unit yang ukurannya sama atau kurang dari 1mm dan hanya dapat dihitung setelah terjadi agregasi dan atau deformasi pada membran, interpretasi perhitungan dapat dilakukan dengan mengamati contoh larutan dengan bantuan alat penghitung partikel lektronik yang sesuai.]
4) Interpretasi
Lakukan penetapan duplo dari larutan uji dan blanko. Jika penetapan blanko menghasilkan lebih dari 5 partikel dengan dimensi linier efektif 25 mm atau lebih dan (menurut buku Parenteral Quality Control -Sterility, Pyrogen, Particulate,and Package Integrity Testing) lebih dari 20 partikel 10 μm atau lebih besar, tes ini tak berlaku, dan itu menandakan masalah yang serius dalam satu atau lebih bidang berikut: teknik yang buruk, adanya kerusakan filter, pencucian membran filter yang buruk atau tidak sempurna atau terjadi kebocoran pada HEPA-filter. ika batas USP tidak lebih dari 12 partikel per mililiter 10 μm atau lebih besar dan tidak lebih dari 2 partikel per mililiter 25 μm atau lebih besar
Injeksi volume besar untuk infus dosis tunggal memenuhi syarat uji jika mengandung tidak lebih dari 50 partikel per ml yang setara atau lebih besar dari 10 mm dan tidak lebih dari 5 partikel per ml yang setara atau lebih besar dari 25 mm dalam dimensi linier efektif  (menurur FI IV) atau tidak lebih dari 12 partikel per mililiter 10 μm atau lebih besar dan tidak lebih dari 2 partikel per mililiter 25 μm atau lebih besar (menurut USP).

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Uji partikulat merupakan uji yang paling sulit dalam quality control. Uji yang dapat dilakukan untuk uji partikulat antara lain :
·         Pengamatan visible: manual
·         Pengamatan visible: otomatis
·         Mikroskop otomatis
·         Elektronik counter 

Masing-masing metode uji yang dilakukan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

1 komentar: